Aji Jatmiko

Ikatlah Ilmu dengan Menulisnya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menulis Opini atau Artikel di Koran

Menulis Opini atau Artikel di Koran

Tantangan hari ke-21

#TantanganGurusiana

Apakah Bapak Ibu pernah mengirim tulisan ke redaksi koran?

Apakah tulisan Anda pernah diterima atau ditolak oleh redaksi koran?

Apa kriteria opini atau artikel yang layak terbit di koran?

Pada prinsipnya, menulis opini hampir sama dengan Menulis Artikel. Biasanya opini itu terdiri dari pendahuluan, isi dan penutup.

Bagi Bapak Ibu guru, memilih tema dalam menulis opini atau artikel dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Tema yang terjadi pada saat sekarang

2. Tema yang terjadi pada beberapa hari kemudian, dan

3. Tema yang terjadi secara tiba-tiba atau mendadak.

Ketika Bapak Ibu menulis, pilihlah tema yang sesuai dengan passion atau profesi. Beberapa tema yang bisa dipilih mulai dari pendidikan, proses belajar-mengajar, kebijakan pemerintah dalam pendidikan, kehidupan sosial budaya anak remaja (siswa) dan orang tua, parenting, dan lain sebagainya. Apakah kita diperbolehkan menulis opini atau artikel diluar kemampuan kita sebagai guru? Boleh-boleh saja. Asalkan kita memiliki data atau referensi yang yang memadai, bisa memberikan sumber data yang akurat dan dapat dipercaya.

Dengan memilih tema yang sesuai dengan profesi Bapak Ibu, membuat kita lebih enjoy dan nyaman dalam menulis.

Lalu, bagaimana ciri tulisan opini atau artikel yang menarik?

Banyak hal yang membuat tulisan kita menjadi lebih menarik, diantaranya:

1. Masalah yang diangkat up to date,

2. Sudut pandang yang unik dan menarik,

3. Gaya atau ciri khas penulis yang unik dalam menulis.

Bagaimana memulai menulis opini atau artikel? Ikuti langkah-langkah berikut:

1. Buatlah tema atau topik yang sempit dan jelas agar pembaca bisa mengambil inti permasalahannya. Bahkan, kita bisa membahasnya berdasarkan pengalaman yang kita rasakan sendiri maupun pengalaman orang lain.

2. Buatlah judul yang unik dan menarik

Sudah barang tentu orang pertama kali membaca opini atau artikel biasanya membaca judul terlebih dahulu. Bila judulnya unik dan menarik bisa membuat pembaca merasa penasaran.

3. Usahakan tulisan tersebut mempunyai nilai jual atau layak terbit. Tulisan tersebut harus mendidik, menginformasikan, menghibur, memberikan solusi terhadap permasalahan, dan memengaruhi khalayak ramai.

4. Menggunakan argumen dan referensi yang kuat

Untuk mendukung argumen kita, ada baiknya kita gunakan data dan fakta yang memadai. Argumen yang kuat harus mengakar pada sumber yang kuat. Sumber argumen itu bisa berasal dari fakta, teori dan hukum. Oleh karena itu, kita perlu banyak membaca dan mempelajari referensi-referensi yang lain yang dapat dipercaya dan memiliki reputasi yang baik.

5. Segera memulai menulis, memetakan dan mengidentifikasi masalah, membahas permasalahan yang sudah diidentifikasi, mencari solusinya sampai membuat kesimpulan.

6. Langkah terakhir adalah mengirim tulisan kita ke redaksi koran yang kita tuju. Yang perlu diingat bagi penulis pemula adalah mengirimkan artikel atau opini ke redaksi koran lokal terlebih dahulu, selanjutnya penulis bisa mengirimkan opini atau artikel ke redaksi dalam skala regional atau nasional.

7. Jangan lupa, kirimkan juga beberapa kelengkapan administrasi pendukung di akhir tulisan Anda diantaranya nama, curriculum vitae singkat, kartu identitas, kompetensi penulis, NPWP, juga nomor rekening. Tulisan sebagus apa pun, kalau kelengkapan ini tidak dipenuhi, sampai kapan pun tulisannya tidak akan pernah dimuat atau diterbitkan.

Ketika Anda mengirimkan opini atau artikel ke koran ternyata ditolak, maka jangan bersedih atau berkecil hati, mungkin kesalahan bukan pada diri Anda. Lagi pula banyak Penulis yang telah menerbitkan banyak karya tulis, bahkan ada yang bukunya menjadi best seller tidak pernah menembus media koran. Jadi bagi Anda yang karyanya selalu ditolak jangan merasa rendah diri dan putus asa. Anda tetap bisa menciptakan tulisan yang bagus dan menarik. Intinya, Anda tetap dan terus menulis dan jangan pernah berpikir untuk berhenti menulis. Ok?

Situbondo, 04/02/2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Di media apa ini pak?

04 Feb
Balas

Di harian Surya Bu. Tapi ini tulisan lama Bu. Sekarang sudah dihapus kolomnya. Ibu bisa kirim artikel lainnya ke redaksi koran yang menyediakan kolom menulis bagi guru.

04 Feb

Kereen. Trmksh ilmunya. Patut dicoba

04 Feb
Balas

Di coba Bu. Di radar Jember ada koq kolam menulis.

04 Feb

Terimakasih ilmunya Pak, pingin mencoba

04 Feb
Balas

Silahkan Bu. Selamat mencoba dan salam kenal

04 Feb

Mengirim opini bisa di koran manasaja? Berapa halaman? Apakah mengirim lewat email? Bocoran emailnya? Terima kasih.

04 Feb
Balas

Ibu coba kirim ke radar (Jawa pos) yang terdekat di kota ibu. Di situ biasanya sudah ada email kolom menulis opini atau artikel

04 Feb

Matur suwun, Pak

04 Feb

Sama sama Bu

04 Feb

Oke Pak...gak akan pernah berhenti untuk menulis..inshaAllah semoga Allah memudahkan upaya saya untuk terus menempa diri menjadi lbih baik dan lebih terampil menulis...Terimaksih sharing ilmunya.

04 Feb
Balas

Di coba Bu. Di radar Jember ada koq kolam menulis.

04 Feb

Jadi tambah semangat. Terimakasih ilmunya ya Pak.

04 Feb
Balas

Sama sama Pak

04 Feb

Sangat bermanfaat Pak. Terima kasih.

04 Feb
Balas

Sama sama Pak

04 Feb

Salut

04 Feb
Balas

Semangat menulis pak

04 Feb



search

New Post