Seringkali orangtua mulai kawatir ketika anak-naknya mulai beranjak usia puber, atau ketika mereka mulai duduk di bangku SMP atau MTs. Pada waktu mereka masih kecil orangtua biasanya hanya mengikuti saja pertumbuhan dan perkembangan secara alami, orangtua hanya memberi makan ketika lapar, memberi miinum ketika mereka haus, mengobati ketika terluka, membopong ketika rewel, melarang ketika mereka bertindak membahayakan, mengajari mengenal lingkungan fisik, bahasa, dan tulisan serta berhitung dan menggambar. Orangtua jarang menyentuh perihal anak mereka yang berkaitan dengan karakter. Misalkan adalah karakter jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, ulet dll. Padahal sejak usia awal pertumbuhan dan perkembangan anak anak kita harus mulai kita didik perilaku, sikap dan karakter mereka, agar kelak kemudian hari tidak mendatangkan masalah bagi mereka sendiri ataupun bagi lingkungan mereka. Ada pepatah belajar sejak kecil bagaikan mengukir di atas batu dan belajar ketika dewasa bagaikan mengukir di atas air. Orangtua seringkali hanya sekedar memberikan pengetahuan kognitif bagi anak-anak mereka. Orangtua merasa bangga bila anak mereka dapat hafal sekian jus, atau hafal nama nama binatang, atau hafal kata-kata asing, atau bagus gambarannya, atau bagus suaranya. Orangtua bamyak hanya memberikan kompetensi luar, atau kompetensi nampak, atau hard skill. Kemampuan soft skill jarang diolah dan diberikan. Hal ini nantinya akan dapat menghasilkan anak yang pintar tapi kurang tangguh. Atau pintar tapi kurang bertanggung jawab. Apabila kita pahami dengan seksama justru soft skill yang memberikan andil lebih besar dalam mendulang kesuksesan dari pada hard skill. Kita lihat saja contoh-contoh anak di sekitar kita, banyak anak yang semasa sekolah punya nilai di rapor yang bagus, akan tetapi gagal di dunia nyata di masyarakat. Dan sebaliknya ada anak yang pada masa sekolahnya biasa-biasa saja tetapi setelah menginjak dewasa mereka menjadi orang yang berhasil di masyarakat.

Hal inilah yang harus kita perhatikan dengan seksama mengenai kiat-kiat dan trik-trik untuk dapat membekali anak-anak kita, tidak hanya hard skill tapi juga soft skill. Orang tua sebaiknya jangan hanya khawatir bila anak-anaknya tidak bisa menghafal lagu atau suatu ayat, atau bernyanyi. Orangtua juga harus khawatir bila anak-anak mereka malas apabila diberi perintah, harus khawatir apabila anak-anak tidak mau bertanya apabila kesulitan, oarangtua harus khawatir apabila anak-anak bherkata tidak jujur dan lain-lain. Jadi marilah kita para orangtua mulai merubah pola pikir kita terhadap pendidikan anak-anak kita, baik itu visi, tujuan, pola, bentuk, sasaran, metode dalam mendidik anak-anak kita. Akhirnya kita berharap agar kita dapat menghantarkan diri kita dan anak-anak kita kepada kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Kita akan bahagia apabila melihat anak-anak kita yang sholeh dan sholekhah. Aamiin ya robbalalamin.