Mulai malam ini, merencanakan menulis yang serius. Sebenarnya agak lama, tidak menulis yang serius-serius. Berarti selama ini tidak serius ya? Ya serius sih, tapi you know what I mean-lah.

Mestinya ada latar belakangnya dong, nulis yang serius-serius itu? Ya ada, masak mau nulis, nggak punya alasan. Apapun yang kita kerjakan harus punya tujuan, harus diniati. Tidak boleh hantam kromo. Apalagi targetnya nanti untuk menularkan virus kebajikan.

Namun untuk sementara waktu, apa yang jadi latar belakang, dalih dibalik penulisan itu, saya simpan dulu. Biar nanti, bisa jadi kejutan. Kenapa harus pakai surprise? Karena kita hari ini menggetoli yang namanya surprise. Misalnya apa nih? Yang terjadi di awal-awal bulan ini saja. Katanya si ono, dicap suka menzalimi si anu, malah sekarang bergandengan. Sedangkan si itu, katanya berada dalam situasi membela kita (soal yang dimaksud kita itu siapa, itu masih kabur). Njeketek petel (ternyata), malah milih si dia. Bikin pusing pala Barbie deh.

Ini bocah ngomong apa yak? Kok ada si ono, si anu, si itu, dan si dia. Maklum jaman sekarang, jaman sedikit-dikit lapor. Entah benar atau tidak, yang penting ntuh lapor duluan. Kalau keliru, cukup bilang "khilaf", beres urusan. Delik aduan sudah dipuja sedemikian rupa. Jadi jika diperkarakan, jelas sulit diusut. Lha wong tak ada nama yang terang benderang. Yang muncul paling cuma asumsi. Kalau cuma asumsi bisa dengan mudah dipatahkan di muka hukum, gitu. Gimana, sudah paham kan?

Makanya malam ini, saya menyiapkan sekitar 30 buku untuk referensi. Untuk penulisan selama 2 minggu sampai 30 hari ke depan. Dan mungkin bisa bertambah nantinya. Ini jelas menunjukkan betapa seriusnya saya. Itu dibaca semuanya apa kagak? Tentu yang dibaca, yang poin-poin saja. Yang terkait. Kalau dibaca semuanya, kan bisa timbul mata panda dong. Hehehe.

Bojonegoro, 17 Agustus 2018