Ndilalah Kok Nggak Ada Soal Beginian
Perhatikanlah soal cerita berikut ini. Ibunya Udin pada suatu pagi pergi ke pasar, dengan membawa uang Rp 100.000,-. Yang terdiri dari selembar uang Rp 50.000,-. Tiga lembar 10.000,-. Selembar uang Rp 5.000,-. Dua lembar uang Rp 2.000,-. Dan sebelas lembar uang Rp 1.000,- Karena sepeda motornya sedang rusak, maka terpaksalah naik becak. Tak disangkanya, abang becak tersebut adalah teman sebangkunya sewaktu di sekolah dasar. Temannya itu murid tercerdas di kelas. Sayangnya dia juga anak yang paling ceroboh. Melihat hal ini, Bapak/Ibu Guru selalu memberi nasihat. Namun dia tak mau menggubrisnya. "Mungkin ini yang menyebabkan hidupnya miskin", pikir Ibunya Udin. Karena kasihan, ongkos becak yang seharusnya Rp 15.000,-, beliau memberikan Rp 50.000,-. Hitung-hitung juga balas jasa, karena dulu sering membantunya mengerjakan PR. Sesampainya di pasar, dia mencari pedagang buah langganannya. Kemarin beliau dengar-dengar lagi musimnya buah duku Palembang. Dibelilah dua kilogram buah duku seharga Rp 18.000,- per kilonya. Beliau tak beli banyak. Sebab di rumah cuma dengan Udin. Ayahnya Udin sedang bekerja di luar negeri. Menjadi TKI di Timur Tengah, sebagai operator alat berat. Setelah itu, beliau menuju ke penjual serbet. Beruntung sedang ada obral, Rp 10.000,- dapat tiga lembar. Ibunya Udin pun memilih empat warna yang berbeda dengan riangnya. Kemudian beliau beranjak keluar pasar. Saat melihat uangnya tinggal Rp 4.000,-. Beliau kaget dan kebingungan, sebab ongkos naik becak adalah Rp 15.000,-. Sedangkan naik ojol, butuh Rp 2.000,- lagi. Di tengah kebingungannya, beliau teringat adik perempuannya yang menjadi penjahit di seberang pasar. Beliau berharap bisa ikutan menumpang kendaraannya untuk pulang ke rumah.
Dari cerita di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Menurutmu, perbuatan balas budi, apakah merupakan pengamalan dari Pancasila? Jika ya, sila yang ke berapa?
2. Jika melihat arah mata angin, maka Palembang dengan Bandar Lampung terletak di sebelah mana?
3. Siapakah yang dimaksud dengan beliau pada cerita tersebut?
4. Mengapa Ibunya Udin mendapatkan serbet sebanyak empat lembar?
5. Apakah Ibunya Udin termasuk orang yang cermat dalam berhitung? Jelaskan pendapatmu!
Coba bayangkan bila soal cerita semacam di atas diberikan sejak pendidikan dasar. Mungkinkah anak akan mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)? Jika memang bisa demikian, mengapa tak pernah ada yang memulai? Bukankah pengajaran di sekolah dasar sekarang berbasis tematik (terjadi proses integrasi semua mata pelajaran ke dalam satu bahasan)?
NB: Ditulis saat perjalanan naik bus Bojonegoro-Ngawi, menuju tempat mengajar.
Bojonegoro, 13 Februari 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Oke. Tapi lupa apa pak?
Inspiratif sekali. Pak Ajun. Jangan lupa