Sebagian daripada kita punya daya ingatan yang payah. Tapi ini, bukan karena faktor umur. Oleh sebab itu tak salah, apabila mencari penyebab dan penangkalnya.

Susah mengingat atau mudah lupa di usia muda, banyak pencetusnya. Bahkan ada yang berpendapat (berdasar keyakinan tertentu), anak muda yang sering lupa ditengarai punya kebiasaan bohong.

Mungkin ada yang menyangkal pendapat ini. Meski begitu, coba kita dekati secara nalar pendapat tersebut, tanpa harus mementahkan terlebih dulu.

Berbohong erat kaitannya dengan upaya menutupi fakta sebenarnya. Jika kita terus menerus memapar memori kita dengan pengingkaran, jelas akan membuat dia membuat keputusan bahwa yang ada menjadi tiada dan begitu juga sebaliknya.

Dari sini sudah terang benderang terlihat dampak dari kedustaan. Sehingga wajar rasanya seorang pendusta mengalami "kelumpuhan" memori, ini tak cuma soal karma. Namun hal yang ilmiah belaka. Karena kerja-kerja otak yang tak bisa lepas dari pola keseharian seseorang.

Meski demikian tak lantas, orang muda yang suka "pikun", terus dicap seorang pembohong. Ingat, penyebab lemahnya daya ingat, banyak sekali. Tidak tunggal, dan tak selalu ada kaitan dengan kebohongan.

Terus apa dong solusinya? Tentu solusinya dengan berhubungan dengan penyebabnya. Jika penyebabnya gegara berbohong, ya berhentilah berbohong. Jadilah orang yang jujur. Bukankah orang jujur dicintai Tuhan? Dan mana ada pembohong yang hidupnya bahagia?

Bagaimana halnya jika sudah mencari penyebab lupa, namun tak ketemu-ketemu? Gampang tak perlu susah hati. Cobalah hutang! Lho kok malah disuruh hutang? Iya dengan berhutang, tentu akan selalu teringat. Jadi seperti treadmill bagi otak.

Bilamana tak mau pakai cara ini, ada cara yang lain lebih elegan. Menulis itulah cara yang dianjurkan. Mengapa yang disarankan menulis? Sebab dengan menulis, otak akan selalu aktif. Interkoneksi antar syaraf terjaga dengan baik, sehingga kecil kemungkinan seseorang yang hobi menulis, tumbuh menjadi pribadi yang pelupa.