AJUN PUJANG ANOM

Seorang guru yang sedang menikmati bagaimana bahagianya menjadi seorang guru....

Selengkapnya
Navigasi Web

Selalu Ada

Tahun 2018 ini benar-benar bikin heran saya. Bagaimana tidak heran, jika di awal dan akhir tahun ini, saya didapuk jadi juri? Gak baen-baen, jadi juri untuk lomba penulisan lho. Yang pertama untuk mahasiswa, dan yang kedua bagi guru.

Kalau dilihat dari sedotan, eh keliru ding, kapasitas, saya ini yah apalah. Remah-remah. Tahu sendiri kan remah-remah? Kalau belum, sono segera cari di KBBI.

Jadi saya ini benar-benar beruntung atawa bejo. Kata orang Jawa, jika seseorang sudah mendapat keberuntungan, mana ada kekuasaan yang mampu menghalangi. Dan konsep bejo ini, bukan konsep tunggal. Karena bisa bermetaformosa menuju ke konsep lainnya. Apakah konsep lainnya itu? Yaitu joyo (jaya) dan mulyo (mulia). Jika seseorang sudah dianugerahi ketiga hal ini. Maka hidupnya diliputi awan keberkahan. Segala tindakannya menjadi bermakna, valuable.

Dan hal inilah yang saya takuti. Saya masih jauh dari kelayakan. Ibarat jarak antara alis dan mata, begitulah saya dengan keluhan.

Masak ada orang bijak yang hobi mengeluh? Nggak ada lah. Pastinya yang ada, luncuran pitutur yang menenteramkan jiwa atau memacu semangat kreativitas.

Tapi ya sudahlah. Setiap amanah harus dipegang erat-erat, betapapun berat untuk melakukannya. Maka saya mencoba memikul keduanya, tanpa harus memikirkannya sebagai beban. Mungkin ini jalan menuju kelayakan tadi. Dan saya merasa tak sendirian. Selalu ada rekan dan keadaan yang menguatkan. Termasuk pula di dalamnya tulisan-tulisan yang dilombakan.

Tulisan-tulisan itu, seperti ada api di dalamnya. Api yang mampu meluluh-lantakkan "kelemahan diri". Sehingga sinyalemen mengikuti lomba, hanya sekedar mengejar prestasi dan prestise, tidaklah cocok. Ada kesan yang lebih agung dari keduanya. Ingin menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dan memang sebenar-benarnya hidup adalah yang punya manfaat. Untuk itu, pertanyaan besarnya adalah apakah kita setiap hari sudah melakukan kemanfaatan bagi diri dan umat? Apabila belum, berkacalah dan merenunglah!

TULISAN DI ATAS ADALAH CONTOH BAGAIMANA MENGUNGKAPKAN ISI HATI DALAM WUJUD TULISAN. MUDAH BUKAN, MENULIS ITU? YANG PENTING KALAU MENULIS, JANGAN YANG HOAX! 👆😁

Bojonegoro, 22 November 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ungkapan isi hati yang keren

23 Nov
Balas

Terima kasih.

23 Nov



search

New Post