Akh. Zaini

Kepala Sekolah pada SDN Ellak Laok IV Kec. Lenteng Kab. Sumenep Madura Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web
TERPELESET DI TENGAH CORONA

TERPELESET DI TENGAH CORONA

Medsos dua hari belakangan ini ramai dengan kritikan yang disampaikan kepada juru bicara pemerintah dalam penanganan covid 19 yang mengatakan bahwa "Yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar, dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya. Ini menjadi kerja sama yang penting," kata Achmad Yurianto seperti yang dilansir dari tayangan Kompas TV pada menit ke 22:40, Jumat (27/3/2020).

Entah disengaja atau tidak, yang jelas kalimatnya tersebut sudah membuat sebagian besar rakyat Indonesia tersinggung, sesuatu yang tidak berdasar dan terkesan menyudutkan rakyat kecil atau menurut bahasa beliau rakyat miskin yang dianggap sebagai sumber penularan virus corona. Yurianto dianggap telah mendiskriminasi warga kurang mampu sebagai pembawa penyakit.

Padahal jika kita mau jujur, yang membawa virus corona itu masuk ke Indonesia ada mereka yang suka bepergian ke luar negeri, bukan orang miskin karena orang miskin enggak sanggup buat jalan-jalan ke luar negeri,"

Tentu kita masih ingat bahwa kasus 1 dan kasus 2 itu adalah orang-orang kaya yang merayakan malam valentine di tempat dugem dan tertular dari orang jepang, seperti yang saya kutip dari berita di berita online Tirto.id yang tayang pada tanggal 11 Maret 2020 "Pasien nomor 1 merupakan seorang WNI berusia 31 tahun yang tertular virus corona (COVID-19) setelah kontak langsung dengan warga negara Jepang dalam acara di klub dansa Paloma & Amigos di kawasan Jakarta.

Pasien 1 tersebut kini sedang dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. Pasien 2 yang berusia 61 tahun adalah ibu dari pasien 1. Ibu dan anak ini bermukim di kawasan Depok, Jawa Barat.

Pasien kasus 2 ini juga sedang dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. Pada 14 Februari 2020, pasien kasus 1 bertemu dengan teman-temannya di sebuah pesta dansa yang diikuti sekitar 50 orang dari berbagai negara".

Dari kutipan berita tersebut, maka timbul pertanyaan apakah orang miskin punya uang untuk merayakan pesta dansa? Tentu jawabannya TIDAK.

Sebaiknya pemerintah dalam hal ini melalui jubir penanganan corona ini tidak mendiskriminasi si kaya dan si miskin, sebaiknya keluarkan kalimat yang mempersatukan, bukan memecah belah dan terkesan mencari sensasi agar dipuji oleh para konglomerat di negeri ini. Sebaiknya kita bersatu melakukan pencegahan bersama agar corona ini tidak mewabah di negeri kita tercinta ini.

Belajarlah pada guru yang berpikiran positif dan terus mengedukasi anak didik meski ditengah keterbatasan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju pak

29 Mar
Balas

Siaaap pak dan terimakasih

29 Mar

Nyuss.....betul. berpikir positif akan mengubah keadaan menjadi lebih baik

28 Mar
Balas

Kepanikan adalah setengah penyakit, ketenangan adalah setengah obat, kesabaran adalah langkah awal kesembuhan" Ibnu Sina"

29 Mar

Mantap.Barakallahu

28 Mar
Balas

Aamiinn...makasih ibu

29 Mar

Mantap...

28 Mar
Balas

Surantap

29 Mar

Smg dalam situasi saat ini, tak ada yang saling menyalahkan . Dan smg corona cpt berlalu

29 Mar
Balas

Betul sekali...aamiinn

29 Mar

MANTAP ....Betul sekali itu Paksmg semua lita diberi hidayah dalam situasi yang sulit ini, sehingga tidak ada yang saling menyalahkan

28 Mar
Balas

Aamiinn...makasih ibu

29 Mar



search

New Post