Akum Laksana, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku tak mau jadi beban (Tulisan 19 januari 2014)
Tanggungjawab

Aku tak mau jadi beban (Tulisan 19 januari 2014)

Terkadang memiliki cita cita harus tinggi

Memang harus begitu.

Namun, aku tak tahu semakin tinggi impianku

Berbanding lurus dengan beban yang ku buat.

Ini masuk tahun ke tiga aku diperantauan.

Selama itu pula aku member tanggungan pada orang tuaku

Kini ia inggal sendiri, benar benar tinggal sendiri.

Ayahku telah tiada, maka ibuku terpaksa menjadi perkasa.

Dimana peranku?

apakah aku hanya pembuat beban?

Ya, aku tak bisa mengelak memang begitu kenyataanya.

Pekerjaan demi pekerjaan kucoba,

Mulai tukang cuci piring dan jaga rumah makan, mengajar private

Namun ku lewati itu semua hanya beberapa bulan saja.

Saat ini baru kumengerti, mencari sesuap nasi memang ngeri.

Aku mengingat tradisi orang padang yaitu merantau.

Lalu aku bertanya apakah kata merantau orang padang sama dengan merantauku?

Dan aku terkadang malu sendiri, di kampung cendrung aku dibanggakan dibandingkan abang”ku.

Namun, berbanding terbaling dengan sebenarnya yang kujalani sekarang.

Aku berharap bisa merubah dan memodifikasi beban yang ku buat selama ini dengan kado terindah.

Yaitu tiket naik haji berdua dengan sang ibu perkasa, ibuku tercinta.

Masih segar diingatanku isi wasiat ayahku didalam kepalaku.

Agar rajin belajar dan baik-baik kuliah orang siakum dan si sapta.

Aku masih merasa bersalah tak bisa melihat beliau terakhir kalinya.

Terlepas dari kekuranganya dia adalah ayah terbaik yang diberikan allah padaku.

Disaat mamaku membatasiku, namun dia berusaha membesarkan hatiku.

Terkadang aku menyesal dalam hati, namun ini yang terbaik.

Disaat ayahku sakit seakan memaksaku mengerti artinya hidup.

Arti komitment, ikhlas, seorang istri pada suami.

arti semangat anak kecil terserang kanker otak hampir sama dengan ayahku.

Arti persaudaraan sesungguhnya siapa dia dan dirinya.

Saat ayahku dirawat di rumah sakit Adam Malik aku melihat perlunya kepentingan nepotisme jika ingin berobat, perawat yang ramah dan adanya dikotomi service.

Ada lagi, demi berjualan nasi dirumah sakit, seorang ibu rela meloncati pagar tinggi rumah sakit dan ditambah rasa takut di buru satpam. Tak jarang mereka di mintai persekot agar mereka bebas, mirisnya bukan satu satpam ada beberapa satpam. Bayangkan saja setiap satpam hm…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga tercapai cita-cita sehingga bisa meringankan beban orang tua.

02 May
Balas



search

New Post