#Tantangan Gurusiana

#Hari ke-42

Cerita tahun ini sungguh sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada banyak hal yang sangat tidak terduga yang kita alami tahun ini. Terlebih berkaitan dengan adanya wabah Corona, yang membuat kegiatan belajar mengajar terpaksa dilaksanakan secara dalam jaringa (daring), dengan menggunakan berbagai cara atau metode, menyesuaikan dengan kemampuan guru dan orang tua siswa.

Saya sendiri selain sebagai guru juga sebagai orang tua siswa, yang satu SMP, satunya SD.

Di awal-awal KBM dilaksanakan di rumah, anak-anak merasa sangat senang karena mereka pikir libur. Mereka bisa melakukan banyak hal di rumah, terutama untuk bersantai-santai, terutama anak saya yang masih SD. Tugas yang diberikan guru baru bisa dia kerjakan setelah saya pulang sekolah. Sementara HP kakaknya banyak digunakan untuk mengerjakan tugas dia sendiri. Dalam pandangan anak saya, tugas sekolah seperti PR, karena dikerjakan di rumah. Awalnya dia senang mengerjakan tugas guru, setiap saya pulang sekolah selalu ditanya apa tugas hari ini. Namun setelah lebih dari dua minggu KBM di rumah, dia mulai jenuh. Saya harus merayu dia agar mau mengerjakan tugas dari guru.

Lain lagi cerita yang saya alami sebagai guru di sekolah terkait kebijakan siswa belajar di rumah. Ada Beberapa kegiatan yang tidak bisa dilakukan terkait hal tersebut, antara lain kegiatan pertunjukan seni music kelas 9 sebagai salah satu ujian praktik mata pelajaran Seni Budaya. Biasanya kegiatan ini berjalan meriah dan dihadiri oleh sebagian orang tua yang ingin melihat penampilan putra putrinya saat pentas. Anak-anak pun telah mempersiapkan segala hal demi suksesnya pentas, mulai dari latihan orkestra, penyanyinya sampai dengan kostum yang akan dikenakan sudah siap, namun kegiatan yang sudah mereka nantikan tersebut terpaksa tidak bisa dilakukan.

Cerita ini masih belum selesai, bersambung besuk ya....

Deresan, 20 April 2020