Alaina.S

Lahir di Aceh Tengah, 10 Maret 1986 Mulai Menulis buku single, antologi cerpen dan puisi tahun 2018. Salam literasi ......

Selengkapnya
Navigasi Web
Beri Aku Waktu Mengakuimu Kembali Ummi

Beri Aku Waktu Mengakuimu Kembali Ummi

"Ummi yuk kita tidur" ucap ku. Seperti biasa belaian tangannya mengelus rambut ini, peluk hangat tubuhnya ku rasakn mengantar ke alam mimpi. Malam itu dalam kelelapan terasa tiba-tiba dekapan hangat memeluk tubuh ini, kemudian terasa melayang. Tapi kehangatan dekapan itu berbeda dari yang dirasakan sebelumnya. Membawa terayun ayun hingga seakan mendarat disebuah pelabuhan.

Ketika mata ini terbuka melihat sekitar terasa asing bagiku. Warna, aroma dan tempatnya begitu berbeda. " Eh udah bangun?, Tapi masih malam bobok lagi yuk". Aku terkaget terdengar suara bibik yang tiba-tiba sudah tersenyum sambil merangkul kembali tubuh ini. Bibik biasa untuk panggilan kakak dari Ummi ku.

" Aku dimana?"

" Ummi mana bik?"

" Ummi tadi sudah berangkat ke rumah sakit"

" Ummi sakit apa? Tadi kami masih tidur bersama. Kenapa dia tidak mengajak ku?

Pertanyaan beruntun biasa cukup membingungkan untuk dijawab orang dewasa

" Nak, Ummi tidak sakit tapi lagi jemput adik ke rumah sakit."

Sebetulnya masih banyak pertanyaan yang menyesak di dada ini. Kenapa jemput adik harus tengah malam begini, kenapa aku tidak boleh ikut. Bukankah adik dari sebelumnya ku lihat di dalam perut Ummi. Ah, bibik sudah mengalihkan perhatian ku dengan alasan lain dan membacakan buku cerita padahal malam sudah larut. Kembali terasa diri ini sudah diawang- awang dan tiba di pulau kapuk.

"Udah pagi nak, yuk kita jemput Ummi". Suara bibik membangunkan ku. Senang riang gembira rasanya sudah tidak sabar segera bertemu Ummi. Bibik membopongku keluar kamar untuk segera bersiap-siap segera berangkat.

Berlari - lari kecil aku mengikuti langkah bibik sambil menggandeng tangannya. Kamipun tiba di depan chrysant, tempat ummi dirawat.

" sini nak, dekat ummi" tangan ummi meraih dan mengelus rambut ku. Tatapan mata kami begitu lekat tampak rindu yang sangat dalam. Selama ini Belum pernah aku terpisah tidur dengan ummi sehingga begitu berat rasanya 1 malam saja tidak bersama ummi.

Aku melihat disebelah tempat tidur ummi ada tempat tidur kecil, di dalamnya terlihat bayi yang sangat lucu. " Ini adik mu nak, nanti kita bawa pulang ya". Ntah kenapa tiba- tiba aku merasa beda, enggan untuk mendekat, padahal hati kecil ini sangat menyayanginya. Meski ummi begitu lembut membelaiku. Ada perasaan yang tak bisa ku mengerti dan tak tau bagaimana cara mengungkapkannya, membuat sesak rasanya dada ini dan air matapun seakan tumpah.

Ummi ternyata belum diizinkan dokter untuk pulang. Begitu jam besuk berakhir bibik mengajak pulang. Akupun segera mengangguk meskipun sebenarnya hati kecilku masih ingin bersama ummi, tetapi melihatnya bersama adik kecil justru membuatku memilih untuk pergi. Ummi memeluk erat dan mengatakan agar aku tidak rewel dan menangis bersama bibik.

"Gubrakkk".... Suara sepeda yang ku tabrakkan dengan tiang jemuran, pakaianpun berserakkan. " Nak, itu baju - bajunya masih basah, kamu jatuhkan tentu koror lagi". Suara Ummi lembut terdengar dari dalam rumah, tiba - tiba dia sudah berdiri di depan pintu sambil menggendong adik kecil. Wajahnya tampak kecewa dengan sikapku, tapi entah kenapa justru aku merasa lega dengan berbuat seperti itu.

" Nak, mainannya kok udah banyak yang rusak? Yuk kita beresin mainannya!. Tapi ummi masih saja di kamar menyusui adik bayi. Hal itu membuatku lebih memilih membanting lagi mainannya. Lega rasanya. Mendengar suara bantingan yang keras adik kecil kaget dan menangis. " Nak, ummi bilang diberesin, bukan dirusakkan". Tiba- tiba ummi sudah berdiri dihadapan ku dengan wajah sedih. " "Brrrraaaak,,,," bantingan pintu dan aku berlari keluar rumah, main bersama teman adalah cara yang terbaik bagiku melupakan wajah ummi.

Malam tiba, ummi masih sibuk membereskan popok adik bayi yang sedang pipis. Mataku sudah lekat, ingin rasanya tidur didekap ummi. Rindu hangat pelukkannya, buaian dan cerita pengantar ke alam mimipi. Adik kecil menangis lagi ingin menyusu. Tak sempat - sempat ummi menidurkanku. Mata ini semakin lekat, ku hadapkan wajah ke dinding sambil memeluk bantal. Hanya suara ummi yang terdengar menyuruhku untuk segera tidur, air matapun mengalir mengantarkan ke alam mimpi. Mungkin dia tau kalau aku menangis tanpa suara agar adik kecil tidak kaget.

" Nak, udah pagi. Bangun yuk mandi biar berangkat sekolah". Rasa malas menyelimuti, ingin lebih lama lagi terlelap. Ummi berkali- kali terdengar membangunkan, berharap tangannya merangkul dan menggendong ke kamar mandi. Akhirnya terdengar lembut suara Abi sambil menggendong ku. Mandi, sarapan dan berangkat sekolah bersama Abi. Peran ummi terasa mulai tergantikan oleh Abi, itu yang kurasa.

" Nak, kok bengong. yukgambarnya diwarnai, teman - temanmu sudah selesai". aku terkagetkan oleh suara ustadzah. Lamunanku menerawang mengingat wajah ummi, kerinduan begitu mendalam, aku merasa sosok ummi yang dulu telah pergi menjauhi.

Sore itu terlihat ummi sudah berdiri di depan gerbang sekolah menjemputku pulang. Hati ini terasa senang sekali, kesempatan itu sudah jarang kurasakan. Seperti biasa aku langsung naik dan berdiri di depan. Sambil ngobrol ummi pasti menanyakan tadi belajar apa, hafalan surat pendeknya udah sampai surat apa, tadi makan apa. Tak terasa waktu perjalanan terasa begitu singkat, tiba - tiba saja sudah berada di depan rumah. Entah kenapa aku tidak ingin turun dari motor. Rumah ini bagiku hanya mengingatkan kenangan bersama ummi, semua itu membuatku menjadi sedih.

Berkali - kali ummi membujukku untuk turun. " Ayo nak masuk, diluar banyak nyamuk, udah sore, yuk mandi, ganti bajunya. Kamu mau apa, bli kue, mainan, ada yang marahi disekolah, dipukul teman, kamu sakit? Marah sama ummi? ". Aku hanya terdiam dan menggelengkan kepala. Lama - lama mungkin ummi mulai kebingungan dan bersuara lebih keras, " jadi maunya apa?". Aku cuma menjawab nggak mau apa- apa. Ummi membiarkan ku, suara tangiskupun pecah. Tangis yang tak dapat ku hentikan, membuat ummi panik. Malam itu tidak ada mandi, ganti baju, dan tidak juga makan. Rupanya aku terlelap dalam tangis. Ketika bangun hari sudah pagi.

Siang itu ummi membawaku ke rumah sakit, aku tidak tau siapa yang sakit. Tapi kulihat dia berbicara banyak dengan seorang dokter. Entah apa yang dibicarakan, ada satu yang teringat yaitu kata gangguan psikologi.

Suatu hari Ummi mengajakku ke taman, ditempat itu kami menghabiskan waktu seharian hanya tanpa Abi dan Adik. Kami menikmati suasana dan wahana bermain, makan berdua sebagaimana dulu selalu kurasakan. Kutatap wajah Ummi, dari pelupuk matanya aku benar- benar merasa kehadiran Ummi kembali dalam hidupku. Begitu besar kasih sayangnya, ternyata Ummi belum melupakanku.

Kini waktu sudah berlalu selama dua tahun. Sejak itu justru aku sudah tumbuh lebih besar dan terbiasa mandiri. Mungkin belaian Ummi sebagai pengantar tidur, suapan tangannya, dan memandikanku tidak lagi kuharapkan. Maafkan aku Ummi, diluar sana teman - temanku sudah menungguku untuk bermain bersama, kini aku yang lebih sering meninggalkan Ummi di rumah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantaap bu...

12 Feb
Balas

Makasih bu

13 Feb

Protes anak lewat tingkahnya dengan keberadaan adik, seorang ibu memang perlu ekstra ya dan masa seperti itu sudah ku lewati...dan sekarang cuma sering menatap kosong kamarkamar yang lengang.

12 Feb
Balas

Ia bu benar. Repot mang tapi begitulah anak itu cuma bisa kita miliki ketika masih kecil, ketika tumbuh besar mereka bepergian 1 per 1, sunyi rumah

13 Feb



search

New Post