Alaina.S

Lahir di Aceh Tengah, 10 Maret 1986 Mulai Menulis buku single, antologi cerpen dan puisi tahun 2018. Salam literasi ......

Selengkapnya
Navigasi Web

Pesan Dari Onggokan Sampah

" Jangan lupa membuang sampah"

Terdengar suara setengah berteriak dari dalam rumah. Itu adalah rutinitas pagi ku. Sambil berangkat serah dengan perjalanan ku menuju tempat kerja. Tak jarang si kecil ku yang berusia empat tahun mengucapkan kata-kata "mhh bau busuk". Dia sudah siap-siap menutup hidung.

" Kenapa orang itu main ditempat sampah? Itukan kotor, jorok, bau" celoteh si kecil, lengkap kata-katanya sepaket.

" mereka bukan main di tempat sampah, tapi sedang mengumpulkan sampah" jawabku

" kenapa sampahnya dikumpulkan?" sudah ku duga pertanyaan selanjutnya akan beruntun.

" Biar bersih dan rapi" hanya itu yang bisa aku jawab.

Masalah sampah memang tidak pernah habisnya. Bayangkan setiap rumah pasti mempunyai limbah rumah tangga. Tidak terbayang berapa ton dalam sehari saja terkumpulkan mungkin menggunung. Bila tidak ada proses yang dilakukan. Sampah itu menurutku seperti senjata tajam. Ia akan bermanfaat ditangan orang-orang yang kreatif. Tapi menjadi mala petaka dan sumber penyakit bagi bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan membuang sampah sembarangan.

Aku selalu melihat kesibukan ibu tua yang selalu mengais dan mengumpulkan sampah ditempat itu. Entah sampah apa dan untuk apa aku juga tidak tau pasti, yang aku tau pada sore hari bila aku pulang kerja tempat itu nampak sudah bersih, rapi dan sepi.

Aku merasa tidak asing lagi melihat ibu tua itu. Tangannya seakan sudah mahir dan gesit memilah-milah. Ia tidak perduli dengan pandangan orang yang lewat berlalu lalang. Ia santai berada diantara gundukan sampah. Terkadang aku enggan melempar sampah, takut akan menimpanya. Sesekali ia sempat melihat dan tersenyum. Mungkin juga tidak asing baginya melihatku setiap hari tidak pernah alpa. Namun sering kali ia tidak sempat memperhatikan walau kadang aku sempat terdiam sejenak memandangnya.

Aku pernah melihat senyum tulusnya. Guratan dan lipatan kulit yang keriput diwajahnya, pertanda sudah dimakan usia. Terik matahari juga selalu menghangatkan tubuhnya. Namun tetap tidak menyurutkan semangatnya. Apakah tidak ada pelerjaan lain yang tersisa untuknya atau hanya itu keahliannya, yang pasti aku melihat ia tenang dengan aktivitasnya.

Suatu pagi, aku tidak melihat aktivitasnya. Hanya ada hilir orang datang silih berganti membuang sampah hingga membukit. Begitupun sorenya ketika aku lewat pulang kerja.

Entah hari keberapa aku masih tidak melihatnya. Sementara bukit sampah berubah menjadi gunung yang semakin mengeluarkan aroma tidak sedap. Mengganggu pernafasan setiap orang yang lewat dan orang yang tinggal disekitarnya. Entah berapa lama ibu tua itu menghilang, ada apa gerangan dengannya. Apakah dia sudah lelah atau punya kesibukan lain. Atau dia tidak ingin lagi bergelimang dengan sampah. Namun aku berharap dia dalam keadaan sehat selalu.

Aku tersadar seakan onggokan sampah itu berpesan, engkau memang tidak terpandang dimata orang. Tidak juga engkau butuh dilirik orang, tapi tanpa mu dunia ini kotor. Engkau rakyat kecil tapi ternyata engkau punya peran amat besar dan lebih mulia daripada aku yang setiap hari melewati mu berada dalam mobil dinas yang mengkilap milik rakyat ini. Aku menghela nafas panjang sambil berlalu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Astagfirullah naudzubillah min dzalik, semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan wal'afiat kepada Ibu dan bapak pahlawan kebersihan.

12 Feb
Balas

Amin, itu cerita faksi pak. Muncul ide untuk menuliskan ketika melihat seorang ibu tua yg selalu sibuk membersihkan sampah

13 Feb



search

New Post