Sudah memasuki 2 semester saya mengajar di kelas 12. Ada sesuatu yang mengusik disalah satu kelas. Seorang siswi yang nyaris tidak pernah terdengar suaranya. Memang terkadang lumrah, siswa diam ketika belajar. Seperti diam karena sedang serius mengikuti pelajaran atau mendengarkan guru yang sedang menjelaskan. Ada juga siswa yang suaranya kecil jika ditanya tentang pelajaran atau ketika diminta untuk menjawab pertanyaan, tetapi suaranya melengking bila sedang bercengkrama dengan teman. Yang seperti ini bisa jadi karena beberapa kemungkinan. Ada yang malu atau tidak PD jika diminta untuk menjawab pertanyaan, namun pada pelajaran lain tidak selalu berlaku demikian. Ada juga yang malu dengan teman. Bila salah ditertawakan, jadi lebih memilih diam.Yang satu ini bagi saya tidak demikian. Dia tidak bersuara, menyendiri dan tidak merespon ucapan temannya.

Suatu hari, saya menemukan siswa di kelas sedang sibuk mengerjakan tugas Mulok. Mereka minta dispensasi menggunakan jam pelajaran saya untuk mengerjakan tugas tersebut. Karena deadline untuk dikumpul berakhir hari itu juga. Saya tetap berada di kelas mengawasi.

Si bisu duduk dengan kelompoknya tanpa suara. Sedangkan teman yang lain meski dalam keseriusan tetapi tidak terlepas dari canda tawa. Namun si bisu seakan tidak mendengar dan mengerti candaan temannya. Semua itu semakin membuat saya penasaran. 

Disela itu, saya perlahan mendekat pada seorang siswi yg lagi bengong. " Ah mem, mengagetkan saya aja". Tuturnya ketika saya mengambil posisi duduk disebelahnya. " Kata temen - temen, suaranya besar seperti laki - laki. Jadi dia malu mem. Dulu ketika dia masih duduk dibangku SD,  dia pernah mendapatkan perundungan dari temen - temennya. Sejak itu dia nggak mau ngomong lagi mem ". Tutur siswi tersebut.