Ali Harsojo

Saya adalah pribadi yang sangat sederhana dilahirkan di kota kecil Sumenep, Madura. Suka berkolaborasi dan bersinergi. Selalu ingin mencari tahu setiap ilmu yan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Swasunting, Itu Penting
Sumber gambar: tempo-institute.org

Belajar Swasunting, Itu Penting

Belajar Swasunting, Itu Penting

#Tantangan 365 Gurusiana Hari Ke-175

#TantanganGurusiana

Tidak ada kata berhenti untuk belajar. Sebab, kesibukan utama guru pembelajar seharusnya adalah memang belajar. Bukan bermaksud saling unggul-unggulan dalam menggapai prestasi. Atau bahkan ingin dipuji dan disanjung sebagai guru yang hebat. Guru pembelajar tidak begitu. Ia belajar senantiasa untuk mengasah kapasitas diri agar mampu mengalahkan kemalasannya sendiri. Apalagi kita belum banyak belajar dan berbuat, mind set kita justru ingin dinomorsatukan dalam segala hal. Semoga dijauhkan dari pikiran itu.

Saya seringkali menemukan dan membaca ungkapan, Kecelakaan besar jika kita merasa benar pada saat berpikir salah. Lupa tulisan siapa itu. Apa tulisan saya sendiri, juga tak mengingatnya lagi. Yang terpenting isinya adalah kita supaya terus melakukan refleksi diri, self reminding. Apa yang menjadi kekurangan kita selama ini sebagai guru, perlu kita perbaiki pada masa berikutnya. Jangan lama-lama, esok hari semampu kita, langsung kita perbaiki. Meskipun sangat berat mengubah mind set yang sudah tertanam dalam alam bawah sadar kita, berpuluh tahun yang lalu. Cara terbaik adalah tetap belajar dan membiasakan diri.

Peristiwa yang seringkali saya alami dalam kegiatan menulis adalah saya merasa sudah selesai ketika telah rampung menulis. Rasanya, enggan membaca kembali tulisan yang sudah dihasilkan. Seakan sudah menghapalnya. Seakan sudah sempurna. Sepertinya tidak perlu lagi ada perbaikan yang perlu dilakukan. Inilah kelemahan saya dari dulu. Malas membaca kembali. Maka, pengalaman tidak baik ini janganlah ditiru. Kalau perlu supaya ditentang dengan menulis nasihat untuk saya. Sebagai instrumen agar lebih hati-hati dalam menulis.

Di sinilah pentingnya mengedit atau menyunting karya kita sendiri. Sebelum tulisan kita diposting atau dikirim untuk mengikuti berbagai kegiatan lomba menulis. Atau paling tidak dikirim untuk ikut serta dalam kegiatan menulis buku bersama, antologi. Swasunting adalah kegiatan atau mereviu, membaca ulang, menyunting yang dilakukan oleh penulis terhadap karyanya sendiri yang berupa draf tulisan. Itu pengertian yang paling gambling, mungkin. Pengertian secara teoretis, bisa silakan dibaca buku teori atau sumber lainnya.

Swasunting disebut juga self editing, karena memang mengedit tulisan kita sendiri sebelum tulisan tersebut benar-benar mendekati sempurna. Maka, ketika kita telah menyelesaikan satu tulisan, sesungguhnya hasil tulisan kita tersebut barulah berupa draf. Perlu dilihat kembali untuk disunting ulang. Jika kita merasa bahwa tulisan yang baru dihasilkan adalah tulisan yang sempurna, maka kemungkinan kecil kita mau mengoreksinya kembali.

Salah satu keuntungan melakukan swasunting adalah mengetahui kekurangan kita dalam menulis. Sebelum menyibukkan lebih banyak editor penerbit, majalah, ataupun pihak lain yang membantu menyunting naskah kita, alangkah lebih baiknya kita juga belajar menyuntingnya. Jika orang lain mungkin saja menyunting secara frontal, kita belajar menyunting yang ringan-ringan saja dahulu. Belajar membaca karya sendiri. Dan menemukan sendiri kekurangan yang kita alami.

Biasanya, saya menemukan beberapa kekurangan pada naskah yang saya tulis, antara lain sebagai berikut.

Tulisan kurang sesuai dengan tema karya yang diikuti. Misalnya ada lomba atau menulis buku antologi bersama tentang tema kegiatan mengajar saat pandemi. Bisa saja yang saya tulis tentang cara-cara menjaga kesehatan saat pandemi. Jadi temanya tentang pembelajaran, tetapi yang saya tulis adalah tentang protokol kesehatan di rumah. Nah, mispersepsi ini kadangkala juga ditemukan pada tema tulisan yang lain. Dengan swasunting, kita bisa menemukan kekurangan ini. Tata tulis sesuai ketentuan penulisan. Misalnya, panitia atau kurator menentukan format tulisannya: font A4, 12. Spasi 1,5. Margin normal. Nah, ketentuan ini dianggap remeh. Padahal ini menguji ketelitian kita dalam menulis. Bisa saja, jika pada iven besar dan bergengsi, tulisan kita ditolak sebab persoalan ini. Penulis dianggap tidak konsisten dan kurang membaca ketentuannya. Pada umumnya, inilah kekurangan yang banyak terjadi. Kesalahan penulisan dalam naskah, meliputi: typo, sintaksis, morfologis, efektifitas kalimat, dan sebagainya. Kesalahan ketik, biasanya lebih mudah ditemukan dengan swasunting ini. Tetapi kita lebih rumit ketika harus menemukan kekurangsempurnaan pada tataran sintaksis dan morfologis. Struktur kalimat yang kita tulis, seringkali belum sesuai dengan pola struktur kalimat secara sintaksis, sebagai salah aspek linguistik. Terutama jika kita menulis karya tulis ilmiah, ilmiah popular sekalipun. Menempatkan subyek dan obyek dalam kalimat, kalimat aktif dan pasif serta struktur kalimat lainnya. Selain itu penggunaan imbuhan pada kata dasar serta cara menuliskannya juga seringkali ditemukan kekurangan, perlu perbaikan. Yang lebih rumit lagi, menulis kalimat yang kurang efektif, bertele-tele, panjang, banyak tanda koma (,) yang memusingkan editor nantinya. Peran kita dalam self editing, menemukan kekurangan ini. Belajar untuk memperbaikinya. Permintaan biodata bentuk narasi dengan ketentuan panjang maksimal, kadang juga kita abaikan. Misalnya: ketentuannya, biodata narasi 150 kata. Seringkali kita melupakannya. Kita masih menuliskan biodata yang panjang. Bahkan dengan bangga sederet prestasi ditulis semua hingga melebihi satu halaman. Nah, esensi dari bionarasi adalah identitas penulis (nama, tanggal lahir), tempat kerja, alamat dan beberapa karya yang terbaik. Kadangkala yang terjadi, tulisan karyanya lebih sedikit daripada biodatanya. Misalnya, yang ditulis puisi, bidodatanya hingga sehalaman lebih. Lebih unik lagi, panitia meminta bionarasi, penulisnya menuliskan seperti mengisi formulir. Swansunting memberikan kita pelajaran, agar semaksimal mungkin membaca ulang tulisan kita. Kekurangan lain yang dapat terjadi adalah penggunaan kebakuan kata, bahasa gaul (alay), campur kode, dan bahasa asing. Pada tataran tulisan ilmiah agar dibedakan dengan tulisan genre sastra. Terutama penggunaan kata yang relevan. Jadi, kapan kita menggunakan ragam resmi dan tidak resmi, baku dan tidak baku dapat diketahui dari jenis tulisan yang kita hasilkan. Jangan sampai terjadi menulis puisi dengan ragam bahasa resmi dan ilmiah. Sebaliknya, menulis best practice atau KTI lain dengan bahasa sastra. Sesuaikan dengan kaidah dan genre tulisan yang disusun. Kekurangan yang paling umum terjadi adalah penulisan dan penempatan tanda baca. Penggunaan tanda titik (.), tanda tanya (?), tanda petik () dan sebagainya. Seringkali dijumpai tanda baca kurang tepat ditulis pada sesi dialog atau percakapan. Maka, perlu menyesuaikan dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Swasunting berperan meminimalisasi kekurang yang terjadi.

Nah, pengalaman tersebut dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi kita sebgaai guru penulis agar terus banyak membaca. Salah satu cara memperbaiki tulisan kita dengan swasunting adalah banyak membaca tulisan orang lain. Tujuannya adalah kita akan menemukan kelebihan dan kekurangannya. Tentu dari aspek sintaksis, morfologis, dan efektifitas kalimatnya. Bukan persoalan isinya. Kelebihan yang ditemukan dapat kita jadikan sebagai bahan belajar yang baik bagi peningkatan kemampuan kita menulis. Jika ada kekurangannya, juga sebagai instrumen untuk belajar dari kekurangan yang ada.

Tidak ada tulisan kita yang sempurna. Apalagi tulisan saya, memang banyak yang tidak karuan. Banyak kekurangan. Maka, kegiatan swasunting ini akan mengasah kemampuan kita juga dalam menulis. Setidaknya untuk merefleksi karya kita sendiri. Jika ingin lebih memahami bagaimana melakukan swasunting terhadap naskah kita sendiri, Mediaguru Indonesia telah memfasilitasi kita melalui pelatihan kelas editor. Ikut saja. Saya juga ingin mengikutinya. Apalagi, instrukturnya sangat luar biasa. Pakarnya editor. Belajar swasunting, berarti kita memikirkan hal yang penting. Salam literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeeen bgt pak

07 Jul
Balas

Makasih bu

07 Jul

hahaha, bagian akhir paling menohok, hampir sajasaya komentari

07 Jul
Balas

Hahahaah..siap

07 Jul

Mantabs Suratabs keren menewen, Barokallah

07 Jul
Balas

Siap pak kyai

07 Jul

Keren....makasih ilmunya...

07 Jul
Balas

Makasih

07 Jul

Mantap dan keren. Mencerahkan.

20 Sep
Balas

Makasih pak alee...atas ilmunya

07 Jul
Balas

Makasih bu

07 Jul

Luar biasa, terima kasih pencerahannya pak, sangat bermanfaat..salam literasi

07 Jul
Balas

Makasih bu

07 Jul

Many tenan, terimakasih cak. Salam literasi

07 Jul
Balas

Siap cak..ayo..ngopi dulu

07 Jul

Wow mantul bangat pak Ali..pencerahannya

07 Jul
Balas

Makasih bu

07 Jul

Trima ksh ilmunya pak..slm literasi

07 Jul
Balas

Makasih bu

07 Jul

Wah bagus tulisannya menginspirasi. Salam pak Ali....

07 Jul
Balas

Makasih pak

07 Jul

Masyaa Allah. Mantap Pak. Jazakallah

07 Jul
Balas

Amin..barokallah

07 Jul

Sebgaai juga harus diperbaiki menjadi sebagai ya pak ali

07 Jul
Balas

Mantul Pak

07 Jul
Balas

Makasih

07 Jul

Bravo pk ali.

07 Jul
Balas

Maksih bu lulu'

07 Jul

Bolehkah saya ikut?

08 Jul
Balas

Bolehkah saya ikut?

08 Jul
Balas

Bolehkah saya ikut?

08 Jul
Balas

Muantap surantap ! Matur nuwun ilmunya bapak !! Barokalloh !

07 Jul
Balas

Makasih

07 Jul

Mantul surantul pak Alee. Juga top markotop dan keren menewen prok prok prok :)

07 Jul
Balas

Hahaha..makasih pak

07 Jul

Keren pak..

07 Jul
Balas

Sip

07 Jul

Terimakasih pak ilmunya

07 Jul
Balas

Makasih bu

07 Jul

Mantap pak Ali... terima kasih sudah Berbagi.

07 Jul
Balas

Makasih bu

07 Jul

Top markotop gudmarsogud..hebat,Bapak

07 Jul
Balas

Makasih bu

07 Jul

Keren pak....kita jadi tambah ilmu..

07 Jul
Balas

Makasih bu

07 Jul

Joss tenan ,Pak. Terima kasih sudah membelajarkan.

07 Jul
Balas

Makasih

07 Jul

Siap, Pak. Siap umtuk selalu belajar

07 Jul
Balas

Masyaallah

07 Jul

salam kenal Pak Ali. literasiku bertamah berkat karya bapak. salam sehat

07 Jul
Balas

salam literasi. Ruwet juga ya pekerjaan sunting menyunting.

08 Jul
Balas

Pelatihan menulis dulu atau editor dulu?

08 Jul
Balas

Hebat....uraiannya luar biasa! Bisa dijadi kan pencerahan bagiku tks, Pak Ali

20 Sep
Balas



search

New Post