Berbohong
Berbohong
Malam semakin larut. Empang kelelahan setelah latihan karawitan 5 jam untuk persiapan hari jadi Desa SenjaArum. Ia terkapar di ruang tengah, kamar si Ragil.
"Makanlah, Umi Abi sudah makan" kata Entun pada Embeng, anak pertamanya yang sakit.
Tampak Empang berderai air mata mendengar sayup-sayup istrinya berbohong, hanya ingin sang anak bisa makan. Empang begitu cinta pada sang istri, hingga ia harus berbohong tidak makan seharian demi istri tercinta dan anak-anaknya. Hari itu, uangnya hanya cukup membeli 3 butir telur ayam, cukup untuk 10 anaknya. Ia segera bangkit dari 'tidurnya" dan memeluk Entun yang lemas di samping anaknya. "Maafin Abi, Mi. Takdir kita bahagia abadi, meski dicoba melarat", melas Empang dengan tangis pilu. Entun pun memeluk erat sang suami. "Bi, Umi bahagia. Bangga padamu" kata Entun terisak.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita yang menarik pak alle