Dua Sisi Mata Uang
Dua Sisi Mata Uang
Uang sebagai alat pembayaran yang sah, bisa digunakan dengan benar apabila kedua sisi mata uang itu utuh. Artinya, kedua sisinya bernilai sesuai dengan yang telah dirancang. Uang bisa tidak memiliki nilai dan tidak berlaku apabila rusak sekian persen. Termasuk apabila salah satu sisinya terjadi kerusakan. Entah itu kosong tak bernilai atau kondisi lainnya. Mungkin begitu, ya.
Sama dengan kehidupan. Dalam perjalanan hidup, seringkali kita menjumpai kondisi seperti mata uang. Selalu bergandeng satu sama lain. Selalu melengkapi untuk saling menyempurnakan. Misalnya, ada insan laki-laki dan perempuan. Ada siang dan malam. Ada suka dan duka. Kaya miskin. Hidup mati. Tua Muda dan sebagainya. Indah.
Meskipun kadang, kita menerima takdir dari satu sisi yang kurang menyenangkan. Misalnya, sedang dalam cobaan maupun musibah. Namun, tetap wajib disyukuri sebagai hambaNya yang nrimo ing pandum. Tetap pandai bersyukur. Sebab, di balik cobaan dan musibah itu, pastilah ada hikmah yang lebih besar.
Sebagaimana yang sering didengar, bahwa Tuhan tidak akan menutup satu pintu, kecuali akan membuka pintu lain yang lebih barokah
Nah, lalu, mengapa harus menyalahkan takdir? Bukankah itu juga kehendak Allah? Namun, menggapai takdir yang diimpikan juga butuh doa, usaha dan perjuangan. Jadi, tidak mulus-mulus saja. Itulah sejatinya kekuatan kita. Bersandar dan memohon Rida Allah untuk dikabulkanNya segala doa dan permohonan.
Dalam hidup, kita pun pernah merasakan dua sisi "mata uang" itu. Kita pernah susah dan senang. Pahit dan manis. Ataupun pernah sakit juga senantiasa sehat. Jika pernah menderita, sabarlah. Kelak akan bahagia. InsyaAllah. Jadi, sebenarnya hidup itu indah. Bergantung kita dalam memaknainya.
Bukankah dalam hidup tidak terus menerus menangis? Allah akan menjawabnya sesuai dengan doa dan harapan kita. Yakinlah.
Sehingga, dua sisi mata uang adalah satu yang padu. Bersatu dan berpadu menjadi seiring sejalan. Misalnya, sepasang kekasih yang mendambakan hidup tentram bahagia dunia hingga akhirat. Itulah sebagian makna, bahwa dua sisi mata uang itu sebenarnya lekat, menyatu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar