Senja, Jangan Segera Malam
Kuterduduk dalam bingkai lamun
Saat senja indah menebar wajahnya
Merah menjingga menenun bahagia
Sementara mentari kian meredup
Seolah menuju perut bumi
Sementara kisahku baru di lembar pertama
Kubaca setiap huruf renjana
Kutelisik setiap kata bermakna
Tiada banding diksi yang rekah
Tak pernah kutemukan kata yang sama
Sempurna
Senja, jangan segera malam
Kumasih mengukir rindu
Melukis awan-awan berarak
Menjelajah setiap inci keajaiban
Keindahan yang ditakdirkanNya
Senja, jangan segera malam
Kucemburu pada bulan yang berbinar.
Menerangi bintang kejora yang gemerlap
Membuatku gundah pada kisah di kaki langit
Kisah yang tak ingin usai
Renjana yang sentiasa terangkai
Senja, bahagia bahana
Menulis kisah bidadari nirwana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cakep nian
Mokasiah...