Jani Senja (Lanjutan Prolog Novel Sepatu Aisyah)
Janji Senja
(Lanjutan Prolog Novel: Sepatu Aisyah)
Sudah berpuluh hari dirawat di rumah sakit itu, aku mulai merasa bosan. Hanya menatap dinding kamar yang penuh lukisan kaligrafi. Jendela kamar menuju langsung arah kiblat. Praktis, setiap senja aku menyaksikan mentari terbenam. Terbenam di antara rerimbun daun yang lebat, dan pegunungan nan jauh di sana. Selain itu, aku hanya memandangi selang infus atau dokter maupun perawat yang silih berganti masuk ke tempatku dirawat.
Satu hal yang tak bisa kutinggalkan, setiap jeda waktu. Yakni, memandangi fotomu dengan wajah rekah. Senyummu mampu menyihir kesedihanku, kembali aku bisa tersenyum. Seolah membalas senyummu yang rekah. Aku baru menyadari, bahwa wajahmu yang indah bak bidadari, tak pernah aku temukan kemiripan dengan orang lain sebelumnya. Yes, surprised from Allah. Anugerah pertama dan satu-satunya, kurasa. Aku juga selalu menciumi sapu tangan milikmu, sebagai hadiah untukku. Sentiasa mengembara dalam lamunan yang panjang, sembari kurebahkan tubuhku miring ke kanan. Dan kau temukan senyumku di sisi kananku. Aku selalu GR dengan senyummu yang selalu ada untukku. Atau gelombang cintamu yang besar juga sepertiku, yang menggunung. Hingga, aku selalu berharap engkau hadir dalam setiap tidurku, atau datang pada senja penantianku.
Senja itu, masih lekat dalam ingatanku. Ketika engkau lingkarkan jemari kelingkingmu pada kelingkingku. Kita beradu pandang dengan bulir air mata yang syahdu. Getaran jiwa yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Debaran jantung yang dahsyat tak bisa kuhindarkan. Denyut nadi yang mengencang tak karuan, memacu hatiku berdetak hebat. Tujuanku, pandanganku, pikiran dan perasaanku, hanya dirimu. Jika aku tak GR, kau pun pada rasa yang sama. Resonansi dan getaran yang tidak berbeda. Hingga kita berucap janji setia, senja bahagia itu.
Sementara itu, kau mengucapkan hal yang kutunggu-tunggu. Padu Renjana dengan Rida yang terus dimohonkan kepadaNya. Terus mendoa tentang masa depan yang dicitakan. Kebahagiaan abadi hingga fil jannahNya. Sebuah ketulusan dan cita-cita yang besar. Tidak saja memikirkan kehidupan dunia yang sesaat. Namun, kita telah meneguhkan janji untuk kehidupan kelak yang abadi. Cita-cita teragung kita adalah hidup bagaikan dalam kehidupan di Syurga dan kelak benar-benar bersama dalam nirwana. Inilah yang menguatkan mohon dan doa untuk selalu dilangitkan. Dikuatkan kepada Yang Maha Kuasa.
Namun, seperti yang seringkali kau sampaikan kepadaku bahwa hati kadang berbolak-balik. Ya, aku setuju tentang itu. Maka, ketika kau tiba-tiba raib tanpa kabar, aku jadi seperti kehilangan arah. Atau gusar dan bimbang. Sebab otak dan hatiku selalu memikirkanmu.
Tanpa kabar memang tidak identik dengan kebimbangan. Namun, derai air mata ini cukup mengobati kebimbangan itu. Meski, setiap sepertiga malam pun seringkali berurai air suci dari sudut netraku. Meski kau tak tahu atau merasakannya, Tuhan Maha Mengetahui.
Bukan saja tentang kau seringkali tanpa kabar atau menjawab kabarku dengan waktu yang lama. Kau juga rajin menasihatiku dengan quotes maupun kajian tentang qolbu. Tak jarang pula juga dengan kata-kata mutiara atau cerita inspiratif. Pun juga ayat-ayat Kalam Allah maupun mutiara hikmah dari sabda Rasulullah SAW. Aku senang sekali. Itulah bentuk perhatianmu yang selalu mengisi kerohanianku.
Aku bahagia bisa mendapat siraman kebaikan. Kebaikanmu terus menginspirasiku. Apa yang kau sampaikan selalu menjadi panutan. Apa yang kau lakukan, sentiasa menjadi teladan, bagiku. Aku merasa beruntung mendapatkan sesuatu yang luar biasa darimu. Begitu pengertian dan selalu menyegarkan dengan energi positif. Banyak sekali manfaat yang kuperoleh. Kaulah inspirasiku.
Seperti burung camar yang beterbangan. Senja adalah tempat pulang. Menuju rumah yang nyaman dan damai. Begitu pula denganku. Senja menjadi tempat berdamai dengan hati, bersenandung dengan rindu dan bersua dengan padu. Berkisah tentang Nabi Adam dan Hawwa atau Nabi Yusuf dengan Sitti Zulaikha. Pun Sang Pencerah, Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW wa Aisyah. Mendambakan kebahagian yang hakiki. Kebahagiaan dalam ridaNya. Kemuliaan dalam hidayahNya.
Senja di waktu yang tak kusangka, kau hadir mengusapkan air mataku. Ketika itu aku tak kuasa berderai dalam mohon, tentang masa ke hadapan. Seraya kau berkata, kapan takdir itu tiba. Hingga kau melingkarkan lengan di leherku, pun kulekatkan kedua tanganku di pundakmu yang kokoh akan sebuah perjuangan. Kau mengangguk dengan tulus tentang lukisan masa depan yang diimpikan. Kau mengucapkan amin, ketika doa dipanjatkan. Kau menyeka air mataku, ketika cita itu dikuatkan.
Entah berapa lama, kuterisak. Hal yang kutahu, menguras deras air mata adalah cara indah meneguhkan harapan itu. Harapan setiap denting waktu untuk selalu bersama. Bukan hanya bersama kala siang yang bermanja dengan have lunch atau sekadar bersama menghilangkan penat dengan mengurai lelah di dataran tinggi, bebukitan untuk memandangi alam. Pesona yang indah cintaanNya. Namun, bersama hingga senja, malam, pagi, siang dan selamanya. Sungguh, cita-cita yang besar dan penuh perjuangan.
Aku terkejut, saat dokter kembali menyuntikkan cairan di jalan infus itu. Cukup perih. Kehadirannya sebenarnya sudah diketahui. Hanya saja aku lena dalam lamunanku bersamamu, senja itu. Kuikat kuat janji senjamu dalam bilik hatiku. Sementara jiwaku terpatri menuju harapan bersama ketulusanmu. Aku pura-pura sakit saat cairan itu diinjeksikan masuk ke tubuhku. Seraya aku menoleh ke bibir tempatku berbaring, kau tak ada. Bayangmu menyemu, wajahmu dalam bayangku. Kutersedu dalam kesendirian, 17 tahun lalu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar