Ali Harsojo

Saya adalah pribadi yang sangat sederhana dilahirkan di kota kecil Sumenep, Madura. Suka berkolaborasi dan bersinergi. Selalu ingin mencari tahu setiap ilmu yan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mimpi Seperti Nyata (Lanjutan Prolog Novel Sepatu Aisyah)

Mimpi Seperti Nyata (Lanjutan Prolog Novel Sepatu Aisyah)

Mimpi Seperti Nyata

(Lanjutan Prolog Novel: Sepatu Aisyah)

Sejak dirawat di lantai 17 rumah sakit itu, tidurku selalu terganggu. Apakah ada gegar otak ringan ketika aku terjatuh di jurang itu? Ah, kurasa tidak. Aku tak mengalami muntah atau pusing berlebihan. Luka memar biasa, meski tulang lenganku patah.

Mimpiku seperti nyata. Saat disuntik entah obat apa di lubang infus, terasa sangat nyeri. Nyeri sekali. Lalu ngantuk dan mulai tidur. Sesaat kemudian, aku terbangun. Mimpi yang nyata. Aku menangis dalam pelukanmu, seperti di bawah air terjun Grojogan Sewu itu. Kau tampak memegangi kedua pundakku dan menatapku teduh. Seolah engkau ingin katakan ingin padu selamanya. Kau juga selalu mengerti isi pikiranku. Seolah pada frekuensi yang sama. Teresonansi getaran jiwa dan kata hatiku.

Kumencoba tidur kembali. Ngantukku berat. Inginku terangkai kembali mimpi-mimpi indah bersamamu. Benar saja, kau tampak hadir dengan busana yang mengagumkan. Kau tampak cantik sekali. Mengenakan baju batik, seperti nuansa keraton. Bidadari yang kudamba tampak tersenyum, membuatku lena. Kita terbius renjana yang membahana. Tampak kau memintaku untuk rajin-rajin menjaga kesehatan, mengingatkan aku tertib beribadah, seolah kumenemani kau memasak, dan makan bersama. Suasana yang romantis sekali. Serasa nyata dunia hanya milik kita berdua.

Terkejut tiada bandingnya, ketika perawat membangunkanku. Waktunya ganti cairan infus. Aku terbangun, meninggalkan mimpi-mimpi indah itu. Aku menyadari, untuk segera sehat. Aku harus semangat dan patuh pada perintah dokter atau perawat. Aku mengangguk tanda mau mengikuti arahannya.

Di ujung pintu masuk kamarku dirawat, kau tampak datang dengan senyum yang rekah. Melambaikan tangan dan isyarat tanda sayang. Kumembalasnya dengan bahagia. Entah lamunan atau bunga tidur, saat memanggilmu, kau tak ada. Aku tersedu...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post