Satu hal perlu dipahami bahwa kata dukun biasanya dipersepsikan sebagai profesi yang familiar didengar di kalangan masyarakat. Pada umumnya, memang masyarakat yang masih lekat dengan tradisi lama, dukun. Baik dukungan dengan segala ilmu pengobarannya, maupun dukun bayi.

Pada kesempatan ini, kata "dukun" diapit oleh tanda petik. Nah, maksud "dukun" dalam tulisan ini adalah terapis. Yakni, seseorang yang berprofesi untuk melakukan terapi pengobatan tradisional dan atau herbalis.

Namun demikian, menjadi terapis juga harus ahli. Keahlian itu diperoleh dari belajat. Baik kursus mauoun diklat. Dalam sebuah pelatihan terapis herbalis, sang guru berpesan, sebagai berikut.

1. Pertama kali Anda datang belajar harus dengan hati yang bersih nanti ilmu itu akan menjadi Cahaya dalam hidup

2. Pakaian herbalist ialah tawadhuk Dan jangan mengangkat diri tapi angkatlah Allah

3. Sentiasa ingat setinggi mana ilmu yang kita ada tidak pernah bisa melawan takdir Allah

4. Jangan putus Asa dalam mencari Dan memberi rawatan

5. Sekiranya pesakit atau pasien sembuh dengan usaha ikhtiar dari kita maka buat sujud syukur

6. Sekali kali jangan pandang rendah dengan siapapun yang mengajar kerana kemungkinan ada yang Allah kehendaki sesuatu kepada kita melalui orang tersebut.

7. Penyakit paling parah penuntut ilmu ialah sangka buruk kepada guru.

8. Mata herbalist ialah hati maka pertajamkan ilmu rasa

9. Sebab baik guru adalah pesakit yang kita rawat

10. Jika kita merasakan semakin belajar semakin banyak yang tidak tahu maka itulah kebenaran jalan yang diikuti