Empang sangat kaget ketika istrinya, Entun mengirim pesan mendadak. Empang sebagai kuli bangunan, sedang mengecat gedung di lantai 4 bakal supermarket. Ia sengaja mengantongi HPnya, sebab istrinya hamil tua. Ia berjaga, takut sewaktu-waktu istrinya hendak melahirkan.

“Pa, aku terjerembab,” kata Entun melalui pesan WA disertai ikon emoji wajah sedang kesakitan. Jantung Empang berdegup kencang. Tanpa pikir panjang dan membalas WA istrinya, ia segera meletakkan ember cat dan kuasnya. Empang segera turun dari tangga, tepat pukul 9. Satu jam setelah mulai bekerja. Ia segera menuju parkir sepeda motornya, dan melaju kencang menuju rumahnya. Pikirannya kacau. Terus membayangkan istrinya yang hendak melahirkan terjatuh dari tempat tidur dan merintih kesakitan atau bahkan bisa keguguran. Tanpa menghiraukan lampu merah di perempatan kota, Empang terus memacu laju sepeda motornya. Tak terasa air matanya menetes terhempas oleh lebatnya angin yang berlawanan arah.

Begitu tiba di rumah dengan napas terengah, dan membuka pintu, secepat kilat istrinya menyambar bahu Empang. Ia memeluk Empang dengan romantik. Entun berbisik “aku terjerembab dalam rindu padamu selalu”. Empang bingung dan heran kelakuan istrinya. Baru sadar kena prank kekasih hidupnya setelah Entun tersenyum tiada henti. Empang merengut tepok jidat tiga kali. Ia kehilangan bayaran sehari dan uang bensin satu liter. Empang pamit tidur seharian. Entun sedih atas manjanya.