Dalam sebuah percakapan telepon, seseorang bilang tidak mengerti, ketika lawan bicaranya mengatakan sesuatu. Padahal, saya yang berada di sampingnya, mengerti apa yang disampaikan. Saya mendengarkan, sebab memang volumenya dinyarinhkan.

Nah, pertanyaan saya, mengapa ia tidak mengerti tentang yang dimaksud orang yang meneleponnya? Tentu saja jawabannya saya tidak mengerti.

Namun, satu hal yang bisa menjadi pelajaran. Bahwa tidak semua orang bisa memahami suatu maksud yang sama. Atau sebaliknya, bahwa setiap orang bisa memiliki interpretasi berbeda terhadap sesuatu yang sama. Inilah keunikan dari pendengaran dan pikiran kita.

Hal semacam ini kerap terjadi pada dimensi kehidupan kita. Baik dalam konteks yang sama maupun dalam situasi lainnya. Tidak mengerti tidak saja mencakup pada perihal apa yang dibicarakan. Contohnya seperti peristiwa di atas.

Ada lagi bahwa seseorang berbicara tak karuan sehingga membuat hati orang lain tersinggung. Ini bisa dikatakan sebagai contoh tidak mengerti perasaan.

Jika seorang siswa tidak bisa menjawab soal karena terlalu sulit, maka ia dikatakan tidak mengerti substansi materi. Sehingga tidak bisa menjawab soal.

Misalnya, seseorang bingung menentukan arah seperti jarum kompas, maka ia dikatakan sebagai orang yang tidak mengerti arah atau jalur.

Bagaimana jika ada seseorang yang dicintai masih melakukan sesuatu yang melukai?

Atau sepasang anak muda yang kasmaran, tiba-tiba tidak dapat restu orang tua?

Atau jika seorang guru hanya menilai pengetahuan saja terhadap muridnya?

Jawabannya? Saya juga tidak mengerti.