Siapa yang sangka Pandemi Covid-19 bisa terjadi secara global. Siapa yang sangka Covid-19 ini sebenarnya sudah terjadi di penghujung tahun 2019. Tapi belum mewabah secara global. Dan di awal Tahun 2020 barulah dunia gempar, penyebaran covid-19 sangat cepat. Dan hingga kita mau memasuki pertengahan tahun ini beberapa negara belum selesai mengatasi penyebaran virus ini.

Hari ini sudah memasuki tanggal 3 Mei 2020. Bagi umat Islam telah memasuki pelaksanaan ibadah puasa atau Ramadhan di hari yang ke 10. Di tengah-tengah badai covid-19, ibadah di lakuka. Di rumah saja. Artinya apa? Pemerintah mewajibkan sembahyang di rumah untuk menghindari kerumunan orang banyak di tengah-tengah ibadah.

Tidak terkecuali agama lain, seperti Kristen Protestan, Katholik, Budha, Hindu, Konghucu dan tidak ketinggalan Aliran Kepercayaan juga melakukan ibadah di rumah masing-masing. Dengan anjuran pemerintah tadi dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Hari ini tanggal 3 Mei 2020 adalah Minggu ke 6 yang telah dijalani melakukan kegiatan peribadahan di rumah. Banyak tantangan yang kita hadapi dimasa sulit saat ini. Kita tidak dapat bertemu dengan teman-teman seiman dan bersilahturahmi dengan mereka.

Yang berkesan bagi saya pribadi pada Minggu ini adalah pembacaan ayat dan Nats khotbah yang diambil dari kitab suci kami bahwa seakan-akan perencanaan penerbitan buku panduan peribadahan dirancang dan di cetak di akhir tahun 2019. Tapi sangat sesuai dengan kondisi yang sedang kita hadapi sekarang ini.

Antara Nats pembacaan dan khotbah saling berhubungan. Terambil dari Mazmur 23 : 1 - 6 dan Yohannes 10 : 1 - 10 mengajarkan perumpamaan Gembala yang Baik.

Dari kedua Nats tersebut dapat di gambarkan bahwa Tuhan sebagai Pencipta semesta alam adalah seorang gembala yang baik bagi dombaNya. Siapa itu dombaNya?

Kita manusia yang mengikuti Dia lah yang dinamakan dombanya. Sebagai Jemaat atau domba, seorang gembala tidak akan membiarkan dombaNya tersesat. Dia yang memberi kita kesempatan untuk menghidupi diri sehingga kita tidak kelaparan dan kehausan. Setiap pencobaan yang kita hadapi pasti tidak melebihi akal dan kemampuan manusia. Terutama di masa-masa sekarang kita menghadapi pandemi Corona kita tetap yakin pasti dengan kuat kuasa Tuhan segala penyakit pasti akan dimusnahkan. Banyak saudara-saudara mengalami PHK, sehingga hanya bisa mengharap bantuan dan ukuran tangan dari pemerintah. Dan bagi yang terinfeksi virus Covid-19 sedang berjuang melawan penyakitnya merupakan kenyataan yg sulit untuk dihadapi. Antara hidup dan mati. Bertahan hidup apabila sesorang memiliki daya imun yang kuat, dan akan menghadapi kematian bagi daya imun yang lemah.

Di Yohannes 10:1-10 dikatakan bahwa kematian ibarat pencuri yang dapat datang kapan dan dimana saja. Tidak terkecuali apakah berusia tua ataupun berusia muda. Ketika Tuhan Sang Maha Pencipta mengatakan hari ini kamu harus meninggalkan dunia ini. Siap tidak siap, mau tidak mau kita harus pergi selama-lamanya. Domba-domba yang tidak siap dengan perbuatan dan amal ibadah yang telah menjalani kehidupan di dunia tidak dapat berkata-kata apalagi lagi. Umurmu sudah cukup dan usiamu telah sampai.

Di saat sekarang ini kita masih memiliki kesempatan. Kesempatan untuk berbuat baik terutama bagi sesama manusia tanpa membedakan Suku, Agama, Ras, Antar Golongan. Pergunakan kesempatan yang masih Tuhan berikan kepada kita.

Barabai, 3 Mei 2020.