alexander zulkarnaen

Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 2 Medan. Pembina FORNUSA (Forum Rohis Nusantara) Kota Medan. Wakil Sekretaris AGPAII SUMUT Pengurus PSDM Moslem Youth SUM...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ketika Allah SWT Tertawa

Ketika Allah SWT Tertawa

Ternyata Allah SWT juga tertawa melihat hamba-NYA. Tentu tertawanya Allah tidak sama dengan tertawa makhluk-NYA. Allah tertawa memiliki makna tersendiri yang sesuai dengan hak dan keaguangan-NYA. Lalu pertanyaannya yang penting diajukan kemudian adalah kepada siapa Allah Azza wa Jalla tertawa?

Pertama, Allah SWT tertawa kepada Abu Thalhah Al Anshari ra. Dikisahkan dari riwayat Imam Muslim, suatu hari seorang musafir menemui Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, saya sangat kelaparan dan Engkaulah orang terbaik yang pernah kudengar” Selanjutnya Nabi SAW mendatangi seorang istrinya dan berharap ada makanan yang dapat diberikan kepada musafir tersebut. “Tidak ada apa-apa kecuali hanya air minum”, jawab istrinya. Jawaban serupa beliau peroleh tatkala memasuki rumah istri-istrinya yang lain.

Karena tidak ada makanan sedikitpun, maka Rasulullah menemui para sahabatnya dan berkata, “Siapa yang bersedia menjamu tamuku ini, InsyaAllah, akan mendapat rahmat-NYA.” Kemudian Abu Thalhah maju dan berkata “Ikutlah bersamaku wahai saudaraku, InsyaAllah aku bisa membantumu.” Musafir tersebut akhirnya dibawa oleh Abu Thalhah ke rumahnya. Selanjutnya Abu Thalhah menemui istrinya dan berkata, “Adakah makanan buat tamu Rasulullah ini?” Secuil makanan pun tidak ada, kecuali untuk sekali makan untuk anak kita,” jawab Rumaisha binti Milhan atau Ummu Sulaim istri Abu Thalhah. Abu Thalhah pun berkata. “Baiklah tidurkan saja anak kita, dan hidangkan makanan itu buat tamu kita.” Dengan senyum istrinya menghidangkan sepiring makanan untuk tamunya tersebut. Kemudian tamunya tersebut berkata, “Aku hanya mau makan, apabila anda ikut makan bersamaku disini.” Abu Thalhah berkata, “Silahkan anda makan disini sedangkan saya akan makan bersama dengan istri saya di dapur.”

Selanjutnya tamu itu makan dengan lahapnya. Dari tempat duduknya tamu tersebut melihat bayangan Abu Thalhah dan istrinya seperti seolah-olah sedang makan. Karena sebelumnya Abu Thalhah meminta istrinya untuk mematikan lampu rumah mereka. Sang Tamu tidak menyadari bahwa Abu Thalhah dan istrinya sedang berpura-pura makan. Setelah kenyang tamu tersebut pamit. Tinggallah Abu Thalhah dan istri serta anak-anaknya menahan lapar malam itu.

Keesokan harinya Nabi SAW menyambut Abu Thalhah dengan senyum lebar. “Ketahuilah sahabatku, Allah SWT tertawa dan kagum dengan pengorbanan kalian sekeluarga tadi malam, kemudian Rasulullah membaca wahyu yang baru saja turun,”.....dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr : 9).

Kisah yang menjadi asbabunnuzul (sebab turunnya) QS. Al Hasyar ayat 9 ini adalah bentuk nyata dari akhlak mulia Itsar (mendahulukan kepentingan orang lain) yang merupakan puncak ukhuwwah Islamiyah.

Kedua, Allah tertawa kepada dua orang lelaki istimewa. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a, Rasulullah SAW bersabda, “Rabb kami tertawa dan kagum terhadap dua orang lelaki ; orang yang meninggalkan tempat tidurnya dan selimutnya ketika ia berada di samping keluarga dan isterinya demi untuk mendirikan qiyamullail. Pada waktu itu Allah Azza wa Jalla berfirman kepada para malaikat-NYA, “Lihatlah hamba-Ku itu, ia meninggalkan tempat tidurnya dan menanggalkan selimutnya untuk mendirikan qiyamullail demi mengharapkan ridha dan rahmat-Ku. Dan Allah tertawa dan kagum juga kepada orang yang berjuang di Jalan-NYA. Ketika rekan-rekannya melarikan diri, sedangkan ia bertekad maju terus ke garis depan hingga darahnya tertumpah. Pada waktu itu Allah berfirman kepada para malaikat-NYA, “Lihatlah hamba-Ku itu, dia maju ke medan perang sampai darahnya tertumpah.” (Al-Mu’jam Al-Kabir).

Pada Hadis lain Rasulullah SAW juga bersabda terkait Allah tertawa kepada dua orang lelaki. “Allah tertawa kepada dua orang, salah satunya membunuh yang lainnya namun dua-duanya masuk surga. Ada orang yang berperang di jalan Allah lalu ia mati syahid, lalu orang yang membunuhnya itu masuk Islam, dan Allah pun menerima taubatnya. Kemudian ia berperang lagi di jalan Allah, dan ia pun mati syahid. Maka dua-duanya masuk surga.”

Ketiga, Allah SWT tertawa kepada hamba-NYA yang menutup doa perjalanannya dengan istighfar. Dari Ali bin Rabi’ah ra, ia berkata, “Aku menyaksikan Ali bin abi Thalib ra, saat didatangkan unta kepadanya sampai ia menaikinya. Ketika ia meletakkan kakinya di untanya ia berdoa, “ Dengan menyebut nama Allah.” Kemudian membaca doa, “Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnyalah kepada Rabb kami, kami akan kembali.” (QS. Az-Zukhruf: 13-14). Kemudian beliau mengucapkan, “Segala puji hanya bagi Allah“ Sebanyak tiga kali. Kemudian beliau mengucapkan, “Allah Maha Besar.” Sebanyak tiga kali. Kemudian beliau mengucapkan, “Maha Suci Engkau Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zhalim terhadap diriku, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang akan mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”

Kemudian beliau pun tertawa, maka ditanyakan kepada beliau, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang menyebabkan anda tertawa. Ali ra berkata, “Aku melihat Nabi SAW telah berbuat demikian sebagaimana aku lakukan, kemudian beliau SAW tertawa”. Lalu saya bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah yang menyebabkan anda tertawa? “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Rabbmu tertawa dan takjub dengan hamba-Nya jika ia berdoa memohon ampun kepada-Ku dari dosa-dosanya, sementara ia mengetahui bahwa tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosanya selain diri-Ku.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).

Keempat, Allah SWT tertawa melihat hamba-NYA yang tetap berdoa (berzikir) ketika memasuki pasar. Dari Umar bin Khattab ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang masuk pasar kemudian membaca (zikir), “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir” (Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-NYA, milik-NYA-lah segala kerajaan dan bagi-NYA segala pujian, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah yang maha hidup dan tidak pernah mati, di tangan-NYA-lah segala kebaikan, dan Dia maha mampu atas segala sesuatu)”, maka Allah akan menuliskan baginya satu juta kebaikan, menghapuskan darinya satu juta kesalahan, dan meninggikannya satu juta derajat – dalam riwayat lain, dan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga.” (HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Daarimi dan al-Hakim).

Ketika menjelaskan Hadis ini, Ibnu Rajab mengatakan, dalam hadis ini terdapat keterangan tentang keutamaan berdzikir kepada Allah di waktu-waktu dimana tidak ada orang yang berdzikir. Karena itulah, terdapat keutamaan besar untuk dzikir ketika masuk pasar, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Nabi SAW dan keterangan Sahabat. Hingga Abu Shaleh mengatakan, “Sesungguhnya Allah tertawa terhadap orang yang berdzikir ketika masuk pasar. Sebabnya adalah orang ini berdzikir di tempat yang melalaikan, di tengah-tengah orang yang lalai untuk berdzikir kepada Allah.” (Lathaif al-Ma’arif).

Inilah sedikitnya empat perkara yang menyebabkan Allah SWT tertawa kepada hamba-NYA. Dan rahasianya, jika Allah Azza wa Jalla tertawa kepada seorang hamba, itu artinya hamba tersebut tidak akan dihisab lagi di akhirat kelak. Nabi SAW bersabda, “Jika Allah tertawa kepada seorang hamba, maka Dia tidak akan diperhitungkan (tidak dihisab).” (Musnad Abu Ya’la dan Musnad Ahmad). Allahua’lam bishshawab.

Alexander Zulkarnaen, S.Pd.I

Sekretaris Yayasan Amal dan Sosial Al Jam’iyatul Washliyah

Jl. Ismailiyah No. 82 Medan

Ketua MGMP PAI SMAN 2 Medan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga kita bisa membuat Allah tertawa. Jazakallah khoir...pak ustadz untuk kisah inspiratifnya ini. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

06 Jul
Balas

amin bu, wa iyyaki.

06 Jul
Balas



search

New Post