Alfahri

Memulai karir, sebagai guru Sekolah Dasar Negeri Jorong Koto Kecamatan Teluk Kabung Kodya Padang di akhir tahun 1981, Setelah diwisuda sebagai mahasiswa di...

Selengkapnya
Navigasi Web

Melawan Hawa Nafsu

Umumnya kita-kita ini sudah paham, bahwa jihad itu terdiri atas jihad lahir dan jihad batin. Jihad lahir adalah jihad dalam melawan orang-orang kafir yang menentang Allah dan menentang rasul-Nya, menghadapi pedang, panah dan anak panah mereka dengan resiko membunuh atau terbunuh. Namun untuk masa sekarang, maknanya sudah lebih luas, dan diperluas serta berkembang dari makna jihad seperti yang dijelaskan di atas. Jihad di masa sekarang ini, lebih kepada meningkatkan kualitas umat, Sumber Daya Manusia / umat, mengangkat derajat umat dengan cara memerangi kemiskinan, membangun sistem ekonomi yang tentunya diharapkan islami, membangun sistem hidup Islam, terus membangun kebudayaan, pendidikan, kesehatan dan peradaban Islam.

Jihad bathin adalah jihad melawan hawa nafsu, tabiat dan setan, bertaubat dari berbuat maksiat dan kotoran, serta konsisten menjalaninya, dan meninggalkan syahwat kesenangan yang terlarang. Artinya jihad dalam membangun insaniyah yang agamais. Jihad batin lebih sulit dari jihad lahir, karena harus menghilangkan hal-hal yang disukai nafsu dan menjauhinya sekaligus menjalankan perintah-perintah agama.

Semua kita saudah hafal dengan kisah yang pernah disabdakan oleh junjungan kita Rasulullah saw, yang kita dengar lewat tausiyah yang dikisahkan kembali oleh para guru-guru kita, bahwa suatu kali sepulang dari melakukan suatu peperangan yang sangat dahsyat melawan kaum musyrikin, Rasulullah Saw, menyatakan dihadapan para sahabat, yang bermaksud bahwa kita baru kembali dari peperangan kecil, dan selanjutnya memasuki peperangan yang lebih besar lagi. Sahabat kaget dan bertanya, peperangan apaka itu ya Rasulullah? Baginda menjawab, peperangan melawan nafsu (HS.Al-Baihaqi)

Luka-luka di tubuh orang orang yang gugur syahid hanyalah seperti sayatan di tangan yang tidak menimbulkan rasa sakit apa-apa, kecuali sedikit pedih seperti digigit semut saja adanya. Dan kematian bagi orang yang berjihad melawan nafsu dan bertaubat dari dosa bagaikan tegukan air dingin bagi orang yang kehausan. Sebaliknya orang-orang yang enggan berjihad melawan nafsunya, malah menuruti bisikan, ajakan hawa nafsunya, tabiat, adat-kebiasaan, dan setan, nasibnya tidak jauh berbeda dengan orang-orang munafik, musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya, maka tempatnya di neraka, bagaimana tidak di nereka, sebab selama hidupnya, mereka menentang Allah. Padahal Allah jauh-jauh hari sebelumnya, saat mereka masih dikasih kesempatan untuk memperbaiki diri di dunia, tidak membebankan sesuatu pada mereka yang melampaui kuadratnya, kecuali Allah memberikan balasan yang lebih baik daripadanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang bermanfaat pak...sehat dan sukses selalu

22 Jun
Balas

Met malam bu Oria lasmana..maksh ats supportnyo bu Oria.. salam dari Lintau.

22 Jun

Tulisan yang menarik

23 Jun
Balas

Maksih atas supportnya ya Bu Murini. salam literasi

23 Jun

Benar sekali, Bapak. Semoga kita tidak diperbudak hawa nafsu. Aamiin. Salam kenal Bapak.

23 Jun
Balas

Makasih atas support dan do'anya ya Bu Dewi Zulin.. salam kenal juga dari Tanah Datar, Sumatera Barat bu. salam literasi

23 Jun

Makasih Pak Sandi..atas supportnya.

22 Jun
Balas



search

New Post