Amati Tiru Modifikasi (ATM)

Beberapa negara diluar sana bisa meniru sesuatu bahkan sampai menjadi persis aslinya. Mereka juga kreatif untuk memodifikasi hasil tiruannya, dan sebagian besar produk mereka bisa laris terjual karena harga yang ditawarkan cenderung lebih murah ketimbang produk orinya. Hal ini menarik perhatian banyak orang untuk membeli produk - produk buatannya dan bahkan menjadi pelanggan setianya. Lalu, bagaimana dengan negara kita yang masih seperti sekarang ini ?. Apakah anak muda di negara kita bisa bersaing dengan mereka ? Ataukah kita sendiri yang akan menjadi mangsa mereka selanjutnya ? Hmmm,, mari kita simak cerita siswa kelas XII MIPA 1 yang sedang membuat tiruan alat pendeteksi gempa dibawah ini.

Disuatu hari Pak Helmi selaku guru fisika, memberikan materi untuk ujian praktik kepada kelas XII MIPA 1. Beliau membagi siswa menjadi sembilan kelompok belajar, dan Pak Helmi menunjuk masing - masing kelompok termasuk kelompokku yang ternyata kebagian membuat alat pendeteksi gempa.

Setelah selesai membagikan materi ujian praktik, Pak Helmi memberikan waktu sekitar satu bulan untuk merancang, membuat, dan mendiskusikan alat yang akan kami buat.

Hari demi hari kami habiskan untuk merancang alat tersebut. Banyak kesalahan yang kami revisi kembali hingga alat tersebut bisa bekerja dengan baik. Sampai akhirnya tiba kami untuk meminta penilaian hasil dari alat kami kepada Pak Helmi. Aku sebagai anggota kelompok dengan berani membawa alat yang sudah dibuat kedepan Pak Helmi dan bermaksud meminta penilaian darinya. Tibalah aku didepan meja Pak Helmi di ruang guru saat itu. Aku menyapa beliau sambil membawa alat yang masih belum terlalu jadi saat itu. "Assalamualaikum Pak... Maaf mengganggu, minta waktunya sebentar untuk penilaian alat dari kelompok saya Pak", ucapku kepada Pak Helmi. Lalu Pak Helmi menyilahkanku untuk menaruh alat itu didepan beliau. Pak Helmi bertanya, "Ini hasil awalnya ya.? Mengapa alat ini masih keliatan sederhana ?". Aku tertawa kecil dan malu karena belum bisa memberikan jawaban yang kritis kepada beliau. Lalu Pak Helmi memperlihatkan cara kerja alat itu didepan guru lain dan meminta beberapa pendapat dari mereka. Sebagian mengatakan cukup kreatif, dan sebagian memberikan pendapatnya. Tetapi pendapat tersebut dianggap kurang maksimal untuk Pak Helmi. Beliau mengatakan, "Kalau mau membuat sesuatu itu, pakailah sistem ATM, yaitu Amati, Tiru, dan Modifikasi. Nah, alat ini baru sampai tahap meniru. Anda belum memodifikasi alat anda !. Ketahuilah, diluar sana banyak negara - negara yang sudah pandai menjiplak sesuatu sampai mirip aslinya loh.. . Bahkan mereka bisa menjiplak satu kota secara detail dan persis. Jadi, coba kalian terapkan hal itu untuk membuat alat ini lebih bagus dan kreatif lagi. Saya yakin anda pasti bisa melakukannya asal anda bersungguh - sungguh".

Aku merasa senang mendengar motivasi dari Pak Helmi saat itu. Kemudian aku berterimakasih kepada Pak Helmi, dan kembali ke kelas untuk berencana membuat inovasi dari alat yang telah dibuat.

Sungguh berat mengendalikan kecepatan teknologi saat ini. Rasanya tertinggal satu detik saja sudah terasa susah.Tapi ketahuilah, sebenarnya kita adalah pengendali yang sesungguhnya. Semua ada diatas tangan kita. Pilihannya adalah, kita mau bergantung kepada hasil mereka, atau membuatnya sendiri. Sekian.