#Tantangan Ke 79. “TVRI HILANG”

Kasihan dengan anak-anak sekolah sekarang. Mereka harus mandiri dengan belajar sendiri. Mending kalau orang tuanya mengerti ada yang akan memberi arahan dan panduan. Kalau orang tua mereka tidak sekolah, hanya tamat SD atau sama sekali buta huruf. Siapa yang akan membantu. Pembelajaran di TVRI cocoknya untuk anak di kota. Anak-anak di pedesaan yang bahasa pengantarnya masih bahas ibu atau campuran indonesia raya dan bahasa daerah hanya akan melongo dan menduga-duga apa yang disampaiakan pemateri di dalam televisi.

Berat tantangan bagi anak sekolah dengan belajar di rumah. Belum lagi sinyal TVRI yang hilang timbul, bergoyang-goyang ditiup angin, banyak semutnya sehingga mata perih menonton layar televisi. Bagi yang tidak ada TV atau tidak dapat siaran TVRI sama sekali, solusinya memakai HP android punya tetangga. Itupun leletnya mintak ampun. Sebentar berhenti, tau-taunya sudah berakhir acaranya. Kecewa deh…

Ini yang kami temukan di rumah. Udah beli parabola, saiaran TVRI nya hilang. Sudah panggil tekhnisi seharian mencari siaran tidak berjumpa. Terpaksa deh, keluar uang lagi 300 ribu beli antena UHF. Itupun dapat siaran TVRI goyang-goyang lalu hilang. Alhasil anak-anak jadi merenggut. Mukanya menggembung bagai kepundan akan meletus…

“Kenapa sih harus TVRI yang dipilih,” celetuk anakku…”dasar kampungan…” umpatnya…aku hanya bisa geleng-geleng kepala.

Padang Pariaman, 14-04-2020