Alfian Tarmizi, S.Pd.I

"Ribuan kata bisa kamu ucapkan dalam sehari, tapi akan hilang begitu didengar, tapi ratusan kata yang kamu tulis akan abadi, dibaca semua orang, maka menulislah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tantangan Ke 90. Masa Kecil Yang Indah 3.

#Tantangan Ke 90. “Masa Kecil Yang Indah 3.”

Di tengah cuaca dingin pukul 05.30 pagi Martina berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Sepulang sekolah berjalan lagi pukul 14.00 siang. Jarak dari rumahnya ke sekolah lumayan jauh sekitar 4-5 kilo meter. Jauh memang, tapi karena tiap hari dilalui akhirnya terasa dekat. Kalau cuaca bagus, tidak masalah, tapi kalau hujan, maka terpaksa Martina tidak sekolah. Sekolahpun percuma. Baju dan sepatunya akan basah kena hujan walau pakai payung sekalipun.

Satu hari ia pernah menempuh cuaca ekstrim, dingin dan panas menyengat. Hal ini tidak menyurutkan langkahnya untuk pergi ke sekolah. Martina sudah kelas VI SD. Sayang rasanya bila tempo. Pelajarannya sangat sulit dan tidak ada yang akan mengulangi kembali bila ia tidak datang ke sekolah. Akhirnya Martina jatuh sakit. Panas demam yang tinggi, serta kecapaean. Biasanya Martina di bawa neneknya ke tukang obat di kampung. Namun sampai bosan ia minum obat belum juga sembuh. Martina makin lemah. Akhirnya dengan saran para tetangga Martina di bawa ke Puskesmas. Ternyata ia di rujuk ke RSUD setempat. Martina diangnosa menderita Thypoid.

Martina akhirnya di rawat di Rumah sakit. Ia sangat sedih sekali. Badannya terasa panas dan lemah. Ia teringat ayahnya. Ia teringat ibunya di Jakarta. Nasib telah memisahkan mereka bertiga. Martina tinggal dengan nenek. Neneknyapun sibuk mengadu untung dari pasar ke pasar untuk berjualan kue. Andai ayah dan ibunya masih bersatu, ini pasti tak akan terjadi. Akhirnya atas permintaan Martina ayah dan ibunya dikhabari tentang kondisi Martina. Ayah dan ibunya mengirim uang yang banyak buat kesembuhan Martina. Martina dibelikan ini dan itu oleh neneknya. Bubur sum-sum, bubur ayam, serikaya, kue talam dan jus jambu biji. Martina sangat senang dan jadi semangat untuk sembuh. Ia menyimpan uang kiriman orang tuanya di bawah bantal. Baru kali ini ia memegang uang lembaran kertas berwarna merah. Akhirnya Martina sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah setelah satu minggu di rawat. Neneknya tidak membiarkan lagi Martina jalan sendirian ke sekolah. Ia diantar oleh tetangga yang dibayar tiap bulannya dari uang kiriman orang tuanya. Martina juga tidak mencari kayu bakar lagi sepulang sekolah, karena ia sudah kelasa VI sebentar lagi ujian kelulusan. Martina merasa senang dengan perubahan itu. Mudah-mudahan di SMP ia bisa beli sepeda untuk ke sekolah. Mudah-mudahan tabungannya cukup untuk membeli sepeda.

Padang Pariaman, 25-04-2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post