Suwandi

Dia hanya seorang guru bersahaja, yang lahir, tumbuh dan tinggal di daerah pesisir utara DKI JAKARTA. Berasal dari keluarga tidak mampu, hidup dan bergaul bersa...

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH DUA TUKANG CILOK (ILUSTRASI KEMISKINAN HAKIKI
KISAH DUA TUKANG CILOK (ILUSTRASI MISKIN LAHIR BATIN)

KISAH DUA TUKANG CILOK (ILUSTRASI KEMISKINAN HAKIKI

KISAH DUA TUKANG CILOK

(ILUSTRASI KEMISKINAN HAKIKI)

Dua tukang cilok berteman dekat karena sering bertemu di tikungan jalan. Tukang cilok yg lebih tua berusia 40 tahun sudah punya tiga anak dari seorang istri. Sedang tukang cilok yang lebih muda berusia 30 puluh tahun baru memiliki anak satu. Tukang cilok tua memilih untuk mangkal saja di tikungan jalan itu. Sedang tukang Cilok muda, lebih suka berkeliling dari gang ke gang.

Setiap sore mereka bertemu lagi sblm pulang ke agennya. Biasanya mereka akan saling bertanya untung penjualan hari itu.

Dan sore ini, si tukang cilok tua baru menjual sedikit. Untung yg diperolehnya hanya belasan ribu rupiah saja. Itu juga sudah dipakai buat makan siang tadi 10 ribu.

Si tukang cilok muda punya untung hari itu 30rb. Rencananya buat beli makan dia dan anak istrinya bertiga 15 ribu. Dan sarapan paginya 15 rb. Tapi, spti kemarin, si tukang cilok muda kasihan. Dia selalu memberikan 10rb untungnya buat si tukang cilok tua.

Dan spt biasa si tukang cilok tua bilang terima kasih dgn nada datar saja. Pdhl si tukang cilok muda membayangkan malam ini dan besok pagi dia cuma bisa beli 2 bungkus nasi 5.000an, asal ada kuah sayur dan orek tempe.

Tiba2, ada mobil di seberang jalan berhenti di depan gerbang rumah besar. Dia mengklakson keras2 dan terdengar membentak, "Hai tukang cilok gobl*k, cepet bukain gerbang, gua kebelet nih!"

"Oh. Iya iya Den, bentar!". Tukang cilok tua tergesa2 berlari menyeberang jalan dan bergegas membuka pintu gerbang rumah mewah itu. Stlh mobil itu masuk, dia pun kembali menutupnya. Dan kemudian sang pengendara mobil itu melempar uang kertas 5 ribuan dari dlm gerbang rumahnya, "Nih upah lu hari ini."

"Makasih Boss! Makasih Boss." Kata si tukang cilok tua membungkuk hormat ala jepang berulang2. Stlh itu baru dia memungut uang kertas 5ibuan yg tadi dilemparkan.

Si tukang cilok muda tercengang.

Air bening mengembang di kedua sudut matanya. Hatinya Perih tak karuan. Dia memberi 10rb dan itu harga dari 1/3 nafas hidupnya, Temannya bersikap datar saja. Tapi, ketika dilempar uang 5rb oleh orang kaya, dia berterima kasih sampai membungkuk2 sedemikian rupa. Mengapa sangat berbeda perlakuannya.

Kisah spt ini kerap terjadi di sekitar kita. Ketika org miskin memberi sesuatu, maka org yg menerimanya tdk merasa perlu berterima kasih. Sdgkan jika yg memberi kpdnya adalah orang kaya atau atasannya. Maka mereka membungkuk2 berterima kasih pdhl cuma ngasih sedikit makanan kecil saja.

Kenyataan yang MEMILUKAN JIWA. Miskin jiwa raga. 😭😭😭😭

Jakarta, 9 Mei 2022

Stangkai Kasih Putih

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Huph, maaf masih banyak kata-kata yang menggunakan singkatan belum sempat saya perbaiki.

09 May
Balas

Ulasan yang mantap, semangat terus untuk menulis.. salam literasi..

10 May
Balas



search

New Post