(18) Teh Kumela Obat Disentri
Teh Kumela
Nama yang kami ambil untuk dijadikan suatu nama dari produk Teh hasil Penelitian kami.
Saya bersama tim saya : Al Hazmi, Rere, dan Anzel. Awalnya berniat ikut #penelitian karya Ilmiah remaja bidang Biologi. Karena kami sangat menyukai mapel tersebut.
Awalnya kami diskusi bertiga kemudian menyampaikan hasil diskusi kami dan bertanya kepada Ibu Maimunah.
"Bu, kami pengen ikut penelitian di Medan nanti, tapi kami bingung mau buat apa.." ujarku dengan gugup ditemani oleh tim saya
"Oh iya nak, ini mem ada buku tumbuh tumbuhan herbal. Kalian pilih aja mau yang mana nanti tinggal di kembangkan" jawab Ibu tersebut dengan antusias.
Beliau memang sangat semangat kalau ada siswa yang berminat mengikuti karya ilmiah remaja
Kami pun mulai memilih milih tumbuhan herbal yang akan kami gunakan. Saat memilih, kami di berikan tips oleh Ibu Maimunah :
- sebaiknya tanaman tersebut banyak dan mudah di dapat
- sebaiknya tanaman tersebut memiliki nilai ekonomi yang rendah
- sebaiknya tanaman tersebut selalu di acuhkan oleh masyarakat
Kami pun berhasil mendapatkannya...
Kami memilih
Rumput kucing kucingan dan Daun Jambu Biji
Rumput ini banyak tumbuh di semak semak atau di pinggir jalanan... Biasanya kucing sangat suka memakan pucuk pucuk daunnya.
Daun jambu biji juga banyak sekali kita temukan di lingkungan sehari hari
Kami mengangkat tema
"Barang yang tadinya di buang, di bakar, di acuhkan dan di campakkan, kini memiliki nilai ekonomi yang tinggi"
Kami mulai menyusun strategi
Awalnya kami bingung itu rumput mau kami apakan...
Apakah kami ekstrak menjadi bahan campuran makanan ?
Ataukah kami jadikan serbuk suplemen ?
Atau kami jadikan bubuk jamu ?
Atau kami jadikan teh ?!
Kami pun memutuskan menjadikan tanaman tersebut menjadi teh herbal.
Banyak sekali konflik kecil yang terjadi selama pembuatannya... Perencanaan yang berubah... Kurangnya modal kami untuk membeli bahannya... Dan masih banyak lagi
Awalnya kami mau membuat kantong teh nya dari #Kulit Jagung yang telah di sterilkan dan di keringkan kemudian menjahitnya dengan tangan... Namun sangat sulit... Dan kami harus merubah rencana lagi... Kami pun mencari dan akhirnya mendapatkan kantong teh yang biasa di gunakan untuk teh.
Kami mulai mengeringkan rumput kucing kucingan itu dan daun jambu.
Sambil menunggu itu juga, kami membuat daftar daftar percobaan yang akan kami lakukan dan orang yang akan kami uji.
Setelah rumput kucingan dan daun jambu kering, kami pun menumbuknya (membelender) sampai berbentuk bubuk tepung. Dan kami mencoba menyeduhnya dengan air hangat dengan takaran 2:1 dan saya sebagai sampel pertama menguji rasanya.
Rasanya sangat tidak enak dengan bau khas Jamu yang banyak tak di sukai orang. Kami pun bingung dan andilau... Kami pun mencoba mengkombinasikannya dengan melati kering di campur dengan gula batu secukupnya dan akhirnya cita rasa yang nikmat pun terasa... Saya pun tak keberatan meminumnya hingga satu gelas penuh... Dan saya tidak mengalami efek samping sama sekali... Hehehe... Mungkin efek terlalu semangat...
Singkat cerita, akhirnya kami berhasil mendapatkan tujuan kami dengan takaran yang pas untuk mendapatkan kesembuhan bagi pasien #Disentri
Kami mulai mengemas produk kami dalam kemasan yang ekonomis dan cantik sekali yang sudah kami desain dan kami cetak sedemikian rupa menyerupai kotak teh kemasan yang beredar di masyarakat.
Selanjutnya kami pun mengurus surat ijin Departemen Kesehatan untuk membuktikan bahwa produk kami tersebut aman di konsumsi.
Seminggu kemudian surat pernyataan ijin tersebut pun keluar...
Kami pun mulai #memasarkan produk kami di toko toko keluarga saya... Dan mengambil beberapa potret sebagai bahan penilaian nantinya...
Hingga jadilah produk kami...
Produk yang hebat
Yang nantinya akan kami sebarluaskan di seluruh Indonesia dan dunia sebagai obat #disentri yang terbukti ampuh.
Sekian, Terimakasih....
Ttd. Al Hazmi Fakhrul Alim
Tebing Tinggi, 2 Mei 2020
#TantanganMenulisGurusiana
#TantanganHari18
Foto 1. Diatas merupakan foto dari rumput kucing kucingan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selamat dan sukses ya Bu.
Terimakasih buu
Super sekali bu...produk yang hebat
Aamiin terimakasih ibu