Al Hazmi Fakhrul Alim

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
(72) Berharap yang Tak Pasti Part24

(72) Berharap yang Tak Pasti Part24

(Part 24 : The End)

Akhirnya acara kajian yang diadakan oleh Al Fathi Organization berjalan sesuai rencana dan sukses. Sehingga banyak perusahaan yang tertarik untuk membatu mensponsori kajian tersebut.

Karena kesuksesan tersebut, mereka mengadakan syukuran di kantor Al Fathi Organization. setelah mengetahui hal itu, Darul meminta izin kepada Khalid untuk bergabung kedalam organisasi itu...

Khalid mengira dengan Darul selalu mengikuti kajian, ia akan berubah menjadi lebih baik lagi... nyatanya tidak... ia hanya mengikuti organisasi tersebut agar bisa dekat dengan Syafa.

Beriring dengan berjalannya waktu, Darul sering sekali mengikuti kajian dan berusaha mendekati Syafa... namun semua ekspetasinya tidak sesuai harapan.... bukannya mendekat, Syafa malah semangkin menjauhi Darul

Terkadang wanita tersebut juga heran dengan sifat Darul... sangat bertolak belakang dengan Khalid. Dan ia sangat mencintai Khalid dalam diamnya. Dan berharap suatu saat nanti, Khalid lah yang akan menjadi pendamping hidupnya

Di setiap harinya di sepertiga malam, Khalid selalu menghabiskan malamnya dengan qiamullailnya. disaat orang lain sedang hanyut didalam mimpinya,... Khalid pun terhanyut dalam curhatan curhatan kepada Rabbnya.

Tak beda dengan malam ini...

Seperti biasanya, Khalid terbangun dari tidurnya di sepertiga malam terakhir dan langsung berwudhu... seelah itu ia pun menggelar sajadah dan sholat malam

Di sujud terakhirnya... ia melakukan sujud yang amat panjang,.. disitulah ia menceritakan semua keluh kesahnya... mulai dari pekerjaannya.,.. kerinduannya kepada sosok ibu, dan tak lupa tentang jodohnya...

Ia merasa hatinya sangat hancur ketika mendengar tawaran abinya ketika makan malam tadi.

Flashback on

"Khalid, kalau memang kamu belum ada calon, kamu mau tidak abi jodohkan dengan anak teman abi,... anaknya cantik, dan sholeha" tawar Fakhrul ketika mereka menyelesaikan makanannya

Namun Khalid tetap diam... ia bergulat dengan pikirannya yang sangat bimbang.... di satu sisi ia tidak ingin mengecewakan abinya, dan disisi lain, ia tidak bisa melupakan cintanya...

"Kalau diam berarti tandanya setuju tuh bi..." timpal Qila

"Sttt kamu diem aja... ntar kakak marah gih" sahut Darul

"Kak khalid... jawab dong..." ujar Ara yang mulai penasaran dengan jawaban Khalid

"Tapi ya kan bi... ini kan udah jaman modern, bukan jaman siti nurbaya lagi... masa ia sihh jodoh jodohin... " sambung Ara

"Iya tuh bi... bener kata Ara" jawab Qila

"Oh... asalkan kalian tau nih ya... dulu abi sama almarhumah ummi kalian, di jodohin tau gak... yah kalau inget masa masa perjodohan dulu mahh lucu dan terharu..." jawab Fakhrul sedikit mengenang masalalunya

"Jadi gimana Khalid... kamu mau ga ? Tapi abi ga maksa kok..." ucap Fakhrul

"Emm gini bi, sebenarnya Khalid suka sama Akhwat... sudah lama bi, tapi Khalid masih mau mempersiapkannya secara matang..." ucap Khalid dengan jujur

"Maasyaallah... yasudah... abi kasi kamu waktu... tapi kamu harus inget... manusia itu jago nikung..." jawab Fakhrul dengan sedikit kekehannya

Flashback off

Semua rasa bimbangnya ia tumpahkan di sujud terakhirnya... akhirnya ia mendapatkan ketenangan dalam dirinya... ia pun memutuskan bulan depan akan menkhitbah Syafa

******

Di pagi harinya.... pagi yang cerah.... menyinari rumah keluarga Fakhrul dengan sepenuhnya. Hariini secara bersamaan, Khalid dan Darul merasa sangat bahagia... bagaimana tidak... mereka telah memutuskan sesuatu yang sangat penting untuk hidup mereka...

Dengan bersemangat Khalid dan Darul menghampiri keluarga mereka yang sudah menunggu di meja makan untuk sarapan

"Seneng banget nampaknya..." ucap Ara "Iya tuhh kayaknya ada yang aneh dehhh" timpal Qila sedangkan Khalid dan Darul hanya memberikan senyum sumringan

"Hmm ada apa ? Jadi gimana keputusan kamu Khalid" tanya Fakhrul dan mulai meletakkan korannya

"Insyaallah bulan depan Khalid Khitbah dia bi..." jawab Khalid dengan senyum senyum mesem

"Ciee cieee... pantes semangat banget..." sahut Ara dan Qila bersamaan

"Alhamdulillah... yasudah... kamu kalau butuh bantuan abi, bilang saja... insyaallah abi bantu" ucap Fakhrul

"Yah... Darul pengen ngomong sesuatu..." sahut Darul dan dijawab anggukan oleh Fakhrul

"Darul boleh ga ngajak taaruf seorang akhwat" tanya Darul spontan membuat semua yang mendengarnya ternganga termasuk bi Enon yang tengah menyiapkan sarapan

"Ka,, ka kamu mau taaruf ? Galucu dahh... masih muda loh.,," sahut Ara dengan kekehannya

"Aku serius kak..." jawab Darul dengan yakin

"Kamu boleh taaruf... tapi ayah ga mau sampe taaruf berkedok pacaran ya..." jelas Fakhrul

"Sekarang tinggal Ara sama Qila nih..., mana jodohnya kok ga jemput jemputt... kasian banget nihhh adek gua udah hampir tua" ejek Khalid

"Sttt Khalid kamu ga boleh ngomong gitu..." protes Fakhrul

"Iya iya bi... Khalid minta maaf..."

Keesokan harinya, dengan PDnya, Darul membawa seorang ustad bersamanya untuk mendanpinginya dalam pelaksanaan taaruf itu...

Iya datang berdua dengan ustad itu langsung kerumah wanita tersebut

Tok tok tok.... "Assalamualaikum..." ucap Khalid dan ustad bersama

"Waalaikum salam..." jawab sang ahlil bait dan tak lupa membukakan pintu dan mempersilahkan masuk

"Eh ustad, ada apa hajat ya ustad datang ke rumah saya ?" Tanya pria paruh baya tersebut dengan sopan

"Maaf mengganggu pak, saya disini bersama murid saya ingin mentaaruf putri bapak yang bernama Syafa" ucap ustad tersebut dengan jelas

"Eh, maaf ustad... sebentar saya ambilin minum dulu... sekalian manggil nak Syafanya" ucap pria paruh baya tersebut dan langsung meninggalkan Darul dan masuk ke kamar Syafa

"Syafa..." "Eh abi... ada apa abi ?" "Itu ada tamu... katanya mau taaruf kamu.," ucap abinya dengan senyum sontak membuat Syafa bahagia... ia mengira Khalid lahh yang telah datang kerumahnya itu "Yasudah bi, abi di depan saja... biar Syafa buatin minum" tawar Syafa dan dijawab anggukan oleh abinya

Abi Syafa pun kembali bergabung duduk bersama Darul dan ustad. Rasa bimbang mulai menghantui fikiran Darul. Ia takut kalau Syafa menolaknya

Tak butuh waktu lama, Syafa pun keluar dari dapur membawa nampan berisi air dan cemilan

Betapa terkejutnya ia melihat sesosok pria yang sangat ia kenali.... harapannya menikah dengan Khalid pupus sudah... namun bathinnya berkata lain

Astagfirullah... kenapa Darul ? Dimana Khalid..? Pasti Khalid mungkin lagi keluar sebentar... itu sudah pasti... _-bathinnya

Akhirnya acara taaruf pun selesai... Darul tidak mendapatkan hasil memuaskan karena Syafa memibtanya untuk memberikan waktu untuk berfikir...

Namun, disisi lain, Khalid sedang mempersiapkan Khitbahnya dengan Syafa...

~TAMAT~

Ttd. Al Hazmi Fakhrul Alim

Tebing Tinggi, 25 Juni 2020

#TantanganMenulisGurusiana

#TantanganHari72

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren cerpennya Mas

26 Jun
Balas

sukses sll ya

26 Jun
Balas

salam literasi

26 Jun
Balas



search

New Post