JIKA PKI ADALAH KORBAN, SIAPA PEMBUNUH ADE IRMA ?
Hendrianti Sahara Nasution, alias Ibu Yanti Nasution, putri pertama alm. Jendral Abdul Haris Nasution :
"itu yang dari KPAI dan ibu Mentri Urusan Peranan Wanita (mungkin yang dimaksud adalah Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) coba deh sesekali ketemu dengan kami, anak-anak para pahlawan revolusi, agar mereka tahu apa yang seharusnya diucapkan sebelum berbicara kepada publik. Saya dulu umur 13 tahun, melihat dan mengalami sendiri. Bagaimana orang-orang terdekat kami dibunuh. Saya yang membangunkan Om Pierre malam itu."
(wawancara reporter TV One di rumah kediaman Jendral AH Nasution, yang kini jadi museum.)
*******
Intinya, yang bisa saya tangkap dari sejumlah wawancara dengan putra putri para pahlawan revolusi yang menyaksikan sendiri bagaimana proses ayah mereka dieksekusi, dibentak-bentak, ditembak, dipukul dengan popor senjata, tubuh/jasadnya diseret-seret seperti binatang dan sejumlah perlakuan tidak manusiawi lainnya, mereka hanya berharap ada sedikiiitt saja rasa EMPATI.
Trauma psikis yang mereka alami membekas seumur hidup.
Pada dini hari itu mereka harus mengalami sendiri kekejian dan kesadisan terjadi di depan mata, menimpa orang-orang terdekat mereka.
Lalu mereka masih harus terus berada dalam kondisi mencekam berhari berhari-hari kemudian.
Saat jasad ayah mereka diangkat dari Lobang Buaya dalam kondisi membusuk dan banyak bekas siksaan, kira-kira, bagaimana perasaan anda jika anda yang mengalaminya?! Bagaimana kalau anak anda yang mengalaminya?!
Masih tegakah anda mengecilkan penderitaan mereka dengan mengatakan "TIDAK BENAR ADA PENYIKSAAN".
Atau... film itu terlalu sadis. Padahal kalau dibuat seperti aslinya malah bisa lebih sadis lagi.
Putra putri Jendral Ahmad Yani harus mengatasi sendiri shock, ketakutan, kengerian, karena malam itu Ibu mereka sedang tidak ada di rumah. Tak ada pelukan hangat Ibu yang bisa menenangkan.
Putri Jendral Nasution harus mengalami kesedihan berlipat ganda : melihat Om Pierre sahabat mereka ditembak, ayahnya menyelamatkan diri entah kemana (jaman doeloe belum ada HP untuk bisa keep contact), adiknya tertembak dari jarak dekat dan harus melalui masa kritis yang panjang sampai akhirnya pergi untuk selamanya.
Pertanyaan si kecil Ade Irma terus terngiang : "Adek salah apa?" dan pertanyaan terakhir sebelum dioperasi dan tidak pernah sadar kembali : "Kenapa Papa ditembak?"
*******
Jaman itu tidak ada Komnas HAM, tidak ada Komnas Perlindungan Anak, tidak ada bantuan trauma healing bagi anak-anak para Jendral yang dibunuh atau santri-santri di ponpes-ponpes yang menyaksikan Kyai-Kyai mereka diburu, guru-guru ngajinya disiksa, ponpes diobrak-abrik, dibakar, dan semua itu terjadi di depan mata mereka.
Mereka menyimpan memory kelam itu dalm pikiran dan perasaan mereka sepanjang hayatnya.
Lalu kita yang waktu itu belum lahir, dengan gampang percaya omongan orang yang waktu itu masih bocah ingusan dan tidak mengalami semua penderitaan itu?! Kalau iya, mungkin kita harus "rontgen" jangan-jangan hati nurani kita sudah tidak lagi berada di tempatnya.
Intinya, putra putri pahlawan revolusi itu hanya ingin agar anak-anak jaman sekarang tahu, bahwa kejadian seperti itu BENAR PERNAH TERJADI!
JADI JANGAN SAMPAI BERI KESEMPATAN PKI DAN ANASIR-ANASIRNYA BANGKIT KEMBALI.
Kalau mereka harus mengalami hal seperti itu, maka bagaimana mereka bisa bersikap tegar dan berani.
Ingat, anak yang tangguh bukan karena dibesarkan dalam lingkungan yang over protektif.
Ibu Yanti Nasution mencontohkan betapa Ibundanya, Ibu Johanna Soenarti, sangat kuat, tegar dan tetap rasional malam itu, sehingga beliaulah yang ngotot agar Pak Nasution menyelamatkan diri karena Pak Nas lah yang disasar pasukan Tjakra Bhirawa.
*Banyak teladan yang bisa diambil sebagai hikmah dari nonton film Pengkhianatan G30S PKI.*
*So..., dampingi anak-anak menonton dan biarkan mereka mengenal sejarah kelam bangsanya. Agar tidak jadi generasi alay yang cuma bisa selfie, ngevlog, tapi cengeng dan bingung ketika menghadapi kondisi sulit dan tak terduga...*
*Yaa Allah .... lindungilaaah Bangsa Kami ini* ....
Kutipan dari :
_Anfarah_
#tantangan menulis gurusiana
#tantangan hari 2
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
SUPER
Al Fatihah...
Keren nak...Lanjutkan! Barakalkahu fiik
Hehehe terimakasih Bu
Semoga Husnul Khootimah, Aamiin.Perlu Publikasi Sejarah yang benar.BAAROKALLAAH. Aamiin
Aamiin
mantap dan keren... Semoga Allah menempatkan mereka semua di syurgaNya Allah.. Aamiin
Aamiin Terimakasih ibu
Alfatihah...