Ali Ansori

WIDYAISWARA MADYA LPMP Baru Mau menjadi penulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGIKAT ILMU DENGAN MENULIS

MENGIKAT ILMU DENGAN MENULIS

“Ilmu itu ibarat seekor binatang buruan, dan tulisan itu adalah pengikatnya. Ikatlah binatang buruanmu dengan ikatan yang kuat. Suatu kebodohan jika engkau memburu seekor kijang, lalu engkau tinggalkan terlepas begitu saja”

Begitulah ujaran bijak seorang sayyidina Ali tentang betapa pentingnya menulis itu. Berbagai informasi yang kita dapat dari segala macam hal jika tanpa ditorehkan di sehelai kertas atau tidak diketik di layar komputer, handphone atau sejenisnya maka akan menguap hilang melayang. Terkadang memang masih terekam sisanya diingatan saat kita tidak langsung mencatatnya, namun informasi yang tidak utuh itulah yang terkadang bisa menyebabkan distorsi komunikasi kita dengan orang lain terjadi, karena wujud informasi tak lagi seperti semula saat disampaikan. Maka catatlah selagi fresh otak kita menangkap sesuatu agar ilmu itu utuh terekam.

Kenapa kita harus mencatat atau menulis apa yang kita pikir, rasa, dengar, bicara dan lihat? Hal tersebut karena terbatasnya masa rentang memory atau Memory Span untuk menyimpan informasi-informasi yang masuk ke otak. Informasi yang datang ke otak kita silih berganti bahkan terkadang bertubi-tubi, yang baru tentu akan menutup yang datang sebelumnya. Demikianlah terus menerus terjadi. Maka dengan mencatat atau menulis berarti kita telah membantu otak kita dalam mengkonstruksi pengetahuan secara utuh, bahkan ia akan dapat memproduksi ilmu-ilmu baru. Daripada itu menulis disebut juga sebagai Productive Skill, yaitu ketrampilan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan dalam bentuk tulisan. Jadi tidak cukup kita hanya mendengar sesuatu, membaca sesuatu dan membicarakan sesuatu, tapi kita juga harus menulisnya.

Tuntutan bahwa seorang guru harus menulis seperti yang telah diatur dalam Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 03 /V/PB/2010, Nomor: 14 Tahun2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, adalah suatu hal yang wajar. Peraturan tersebut harusnya bukan sekedar memotivasi para guru untuk menulis demi kenaikan pangkat ansich, tapi lebih dari itu sebagai pemicu untuk selalu merekam segala tindak tanduknya dikelas dalam segala bentuk catatan atau tulisan, yang nantinya pun bisa menjadi bekal torehan tulisan mereka yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, Best Practices, ataupun lainnya. Yang semuanya tentu bisa menjadi modal untuk kenaikan pangkat jika diusulkan. Sejauh ini banyak para guru terbebani menulis karena memang mereka tidak pernah memulainya. Padahal catatannya di jurnal harian saat observasi kelas merupakan sumber data untuk mensupport berbagai macam karya-karya tulisnya. Mulailah dari diri sendiri, dari yang kecil dulu, dan dari sekarang juga, begitulah motivasi Aa Gym yang sering kita dengar untuk kita amalkan dalam menulis.

Kepada para siswapun,mencatat atau menulis harus selalu digalakkan oleh para guru. Bila langkah-langkah pembelajarannya adalah bermodel saintifik, maka sejak kegiatan awal, mengamati, para siswa mulai diajak mencatat secara detail terhadap objek yang diobservasinya. Begitu juga pada saat fase bertanya dilakukan. Para siswa harus menyiapkan pertanyaan-pertanyaan mereka bukan hanya secara lisan tapi juga tulisan. Apa yang mereka lakukan pada dua kegiatan ini merupakan langkah awal mereka untuk mengenal dan mengingat apa yang mereka ketahui melalui perolehan data awal. Maka menulis apa saja yang mereka temukan sangatlah penting sebagai bekal informasi mereka untuk dikonstruksi, diolah dan dikomunikasikan secara lisan maupun tulisan pada langkah-langkah pembelajaran selanjutnya.

Namun untuk mempermudah para siswa mencatat atau menulis, maka setiap guru harus membekali mereka terlebih dahulu tentang apa dan bagaimana melakukannya. Saat mencatat misalnya, mereka harus mengerti apa yang akan ditulis dan apa tujuannya. Maka mencatat dengan memakai berbagai macam graphic organizers yang sesuai perlu disiapkan oleh seorang guru, karena penggunaan graphic organizers bisa melatih anak berfikir mendalam dan sistematis. Apalagi hingga sampai kepada tahap mereka harus menulis menjadi sebuah laporan, esai ataupun narasi. Konsep menulis sebagai suatu proses harus mereka pahami betul-betul. Penulis teringat saat observasi di salahsatu sekolah tingkat menengah di Scarsdale, sebuah kampung makmur di pinggiran kota New York, dimana untuk melengketkan pemahaman para siswanya dalam menulis, maka urutan proses menulis mulai dari prewriting, drafting, revising, dan editing terpampang melekat di dinding kelas. Hal tersebut penting agar para siswa dapat merecall tahap-tahap menulis saat diinstruksikan untuk menulis. Disamping gurupun membekali mereka berbagai macam tehnik-tehnik yang diperlukan. Misalnya untuk mengembangkan ide pada tahap prewriting, guru mengajak siswa melakukannya melalui mind mapping, membuat outline, bahkan melakukan free writing, yaitu menulis apa saja yang terpikirkan di otak para siswa.

Menulis itu gampang, begitulah kata Arswendo, salahsatu penulis senior terkemuka Indonesia, asalkan kita punya tekat kuat untuk memulainya, memiliki ide kreatif untuk selalu dikembangkan dalam tulisan dan tidak terlalu dipusingkan oleh persoalan-persoalan tehnis di dalam menulis. Mari terus menulis sebagai cara kita untuk mengikat ilmu-ilmu buruan yang sudah kita tangkap, sehingga menjadi sebuah rekam jejak kehidupan yang bermanfaat.

Pangkalpinang, 21 Februari 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan sangat inspiratif. Keren pak. Terima kasih sudah menginspirasi. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah

22 Feb
Balas

Mksh mas. Barakallah

22 Feb

Setuju Pak. Salam kenal dan hormat untuk Bapak.

21 Feb
Balas

Salam kenal dan hormat juga sama bapak. Barakallah

21 Feb

Maaf ibu saya salah menyebutkan, tersilap melihat foto di profil seorang pria tanpa memperhatikan nama ibu. sekali lagi mohon maaf

21 Feb

Mengikat ilmu. Perumpamaan yang bagus. Alhamdulillah tiga hari berturut2 ini saya memulai pagi saya dengan menulis. Mari pak, selalu saling memotivasi untuk menulis. Salam literasi.

22 Feb
Balas

Mantap bu Etty, keep writing as we always keep speaking

22 Feb

oke banget pak Sagusabu3 Pangkalpinang Best

22 Feb
Balas

oke banget pak Sagusabu3 Pangkalpinang Best

22 Feb
Balas

mksh ibu, agar ada efeknya kita ikut perlatihan sagusabu3 bu. Insyaallah mencoba terus menulis. Ayo menulis ibu, satu paragraf dua paragraf oke, yang penting kita sudah memulai

22 Feb



search

New Post