Di langkah terakhir model saintifik adalah mengkomunikasikan. Disini para siswa menuturkan baik lisan maupun tulisan tentang pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki setelah menjalani proses saintifik yang lain. Melalui pengetahuan yang sudah terbangun dan kecakapan yang sudah dikuasai, mereka memaparkan di depan para guru dan teman sejawat sebagai suatu penanda keberhasilan pembelajaran guna memenuhi kompetensi minimal yang harus dicapai.

Dalam kegiatan mengkomunikasikan landasan yang harus dipegang adalah sampaikan walau hanya satu ayat. Kalimat tersebut merupakan Hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan kita agar menyampaikan ke orang lain sesuatu yang kita sudah tahu dan cakap di dalamnya. Sepenggal apapun ilmu yang telah didapatkan oleh anak didik kita, akan bermanfaat buat mereka jika mereka sampaikan. Tentu bermanfaat dalam hal ini bukan hanya berupa isi penyampaian tentang informasi-informasi baru, praktik atau produk yang mereka kuasai. Namun yang terpenting adalah bagaimana prilaku atau sikap baik yang menyelimuti tahapan ini bisa berkembang dan dapat menjadi kebiasaan – kebiasaan terpuji siswa saat melakukan aktivitas tersebut. Misalnya, rasa simpati dan apresiasif saat mendengar orang lain berbicara, tidak merasa hanya benar sendiri, bersungguh-sungguh, jujur dan berani dalam mengungkapkan sesuatu.

Daripada itu yang harus selalu ditanamkan oleh kita ke para siswa dalam mengkomunikasikan sesuatu adalah prinsip-prinsip keilmiahan itu sendiri. Disebut ilmiah jika paling tidak memenuhi tiga hal, yaitu: Pertama, objektif. Dalam penyampaian baik lisan maupun tulisan, para siswa harus dibimbing untuk menyampaikan sesuatu sesuai sasaran dan kenyataan. Sedikit tapi berbobot itu lebih baik daripada banyak tapi tidak fokus. Kedua, sistematis. Disini keruntutan dan kelogisan berpikir baik lisan maupun tulisan haruslah ditekankan kepada para siswa. Jika pada saat menjalankan tahapan-tahapan proses pembelajaran sebelumnya kita sudah membiasakan mereka menggunakan graphic organizers dan Mind Mapping dalam mencari, mencoba dan mengolah informasi, maka berpikir sistematis dan logis adalah suatu kemudahan bagi para siswa. Ketiga, akuntabel. Siswa harus terlatih untuk bertanggungjawab terhadap apa yang ia bawa. Disamping apa yang ia sampaikan harus dapat dipertanggungjawabkan juga baik secara pribadi ataupun kelompok. Maka tagihan berupa produk, praktik ataupun laporan haruslah menyertai.

Sedangkan pendekatan-pendekatan penugasan atau praktik yang bisa kita terapkan dalam kegiatan mengkomunikasikan ini adalah tugas individu, berpasangan, dan berkelompok. Dalam hal ini kolaborasi baik dalam bentuk berpasangan dan kelompok harus lebih diutamakan daripada bentuk individu. Professor Baharuddin Mustafa, seorang ahli pendidikan anak mengatakan bahwa: “Children learn best when they are in learning community”. Hal itu karena berkerjasama dapat mengarah para siswa berpikir secara mendalam dan kreatif, mengurangi kecemasan, dan mengembangkan rasa empati peserta didik.

Mengkomunikasikan adalah tahap akhir dari model saintifik, maka tahap ini bisa dijadikan tolak ukur ketercapaian kompetensi minimal yang ditargetkan, baik ranah pengetahuan ataupun ketrampilan. Jika yang para siswa tunjukkan dapat mencapai target minimal yang dimaksud maka berarti memenuhi ketuntasan minimal, dan kita bisa memperkaya mereka dengan kegiatan-kegiatan tambahan lainnya. Sebaliknya, jika mereka belum memenuhi itu, berarti proses perbaikan haruslah dilakukan. Namun, apapun hasilnya janganlah membuat kita menyerah dan berputus asa, tinggal kita ambil langkah-langkah perubahan yang benar dan sesuai. Mari terus berjuang.

Pangkalpinang, 08 Februari 2019