Ali Ansori

WIDYAISWARA MADYA LPMP Baru Mau menjadi penulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
THE POWER OF STORYTELLING

THE POWER OF STORYTELLING

Semua orang suka mendengarkan cerita. Bahkan semasa kecil kita senang duduk merapat disamping nenek, kakek dan kedua orang tua kita untuk sekedar mendengar cerita mereka. Cerita membuat anak-anak senang dan membuat mereka merasa bahwa mereka juga berpartisipasi dalam proses bercerita. Pembelajaran apa pun sebenarnya bisa dibalut cerita dalam pelaksanaannya, entah itu disampaikan saat di awal, tengah ataupun akhir pelajaran. Jika bercerita dijadikan pengalaman yang menarik dan kegiatan yang menyenangkan di mana para siswa juga berpartisipasi dalam menceritakan, menebak, memanipulasi, itu bisa menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan.

Bercerita adalah bentuk pendidikan tertua. Orang-orang di seluruh dunia selalu menceritakan kisah sebagai cara untuk mewariskan kepercayaan budaya, tradisi, dan sejarah mereka kepada generasi mendatang. Mengapa? Cerita adalah inti dari semua yang membuat kita menjadi manusia. Allah SWT melalui Alquran menyampaikan pesan-pesan ilahi melalui cerita-cerita. Pola ini dinilai efektif untuk dapat menyampaikan nilai-nilai kebenaran yang hendak ditanamkan kepada manusia. Allah Ta’ala berfirman: “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Suroh Hud Ayat 120).

Ketika kegiatan bercerita dihubungkan dengan pembelajaran di kelas, mungkin banyak guru berpikir bahwa kegiatan tersebut akan menghilangkan waktu kelas. Tentu saja tidak! Bercerita adalah bagian dari pelajaran kita, dan kita menggunakannya agar materi pelajaran jauh lebih kuat. Sebab, bercerita adalah cara kita menyimpan informasi di otak. Jika guru mengisi otak siswa mereka dengan fakta dan data lain-lain tanpa koneksi apa pun, otak menjadi seperti ruang penyimpanan tempat barang-barang yang terbuang dan nanti hilang tanpa harapan. Tetapi cerita membantu kita untuk mengatur dan mengingat informasi, dan menyatukan konten.

Jadi, penerapan kegiatan bercerita di kelas sangatlah penting dan bermanfaat untuk para siswa kita. Karena dengan bercerita kita dapat memudahkan para siswa memahami materi ajar yang dituju, meningkatkan perasaan nyaman dan relaksasi, meningkatkan kesediaan anak untuk mengomunikasikan pikiran dan perasaan, mendorong partisipasi aktif, meningkatkan kecakapan verbal, mendorong penggunaan imajinasi dan kreativitas, mendorong kerjasama antar siswa, dan meningkatkan keterampilan mendengarkan. Bahkan menurut Martha Hamilton and Mitch Weiss dalam Excerpt from Children Tell Stories: Teaching and Using Storytelling in the Classroom, kegiatan bercerita bisa membantu para siswa yang enggan belajar menjadi termotivasi untuk belajar.

Namun yang perlu kita pahami disini, bahwa bercerita (Telling Story) berbeda dengan membaca cerita (Reading Story). Memang baik membaca dan bercerita adalah cara yang bagus untuk mengkomunikasikan cerita kepada para siswa, tetapi perbedaan antara keduanya cukup besar untuk guru dan para siswa yang mendengarkan. Saat membaca cerita, pembaca harus selalu fokus pada kata-kata yang tercetak sambil sesekali melihat audiens. Sebaliknya, menceritakan sebuah cerita memberi kebebasan kepada teller (pencerita) untuk berbicara langsung kepada pendengar, tetap melakukan kontak mata sambil memiliki kesempatan untuk menyaksikan reaksi mereka terhadap cerita tersebut. Tellerlah yang membuat cerita menjadi hidup melalui gabungan suara dan kepribadian mereka. Berdasarkan pengalaman pribadinya saat mengajar, Tim Jennings, mengatakan bahwa para siswanya lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar saat ia menyajikan cerita dengan cara bercerita daripada membacanya.

Ada beberapa pendekatan yang bisa kita terapkan dalam kegiatan bercerita, yaitu: Pertama, berbagi pengalaman sendiri. Ketika kita mengajarkan konsep yang sulit, ajarlah kelas kita dengan sebuah cerita tentang bagaimana kita berhasil memahami dan mengingat konsep tersebut ketika kita berada di posisi mereka. Menjelaskan teori gravitasi adalah konsep yang sulit untuk dipahami oleh siswa, tetapi dengan menceritakan sebuah kisah, mereka dapat memahami bahwa meskipun kita secara jelas terpaku pada tanah, ada kekuatan gravitasi yang terus-menerus bekerja melawan kita.

Kedua, menggunakan cerita yang relevan untuk memperkenalkan topik baru. Di awal pelajaran, kita bisa menggunakan sebuah cerita sebagai cara untuk memperkenalkan topik baru. Dalam hal ini kita bisa mencari beragam cerita dari sumber-sumber yang bertebar untuk dipilih sebagai bahan bercerita, misalnya dari internet. Ketiga, menggunakan cerita untuk mengenal fakta-fakta. Terkadang, angka dan fakta-fakta tidak selalu mudah dikenal dan dimengerti oleh para peserta didik kita, jadi berikan narasi cerita untuk membantu kelas memahami hal-hal tersebut. Empat, menggunakan cerita-cerita sebagai motivasi dan penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik kita. Dalam hal ini kita bisa menindaklanjuti pengembangan cerita dengan cara bermain peran atau drama. Kelima, kita bisa mengajak peserta didik berbagi cerita sesuai dengan konteks yang mereka alami terkait dengan materi ajar. Keenam, menggunakan bantuan media dan alat bantu seperti komik, gambar, puppet dan lain sebagainya saat bercerita. Hal ini penting terutama bagi para siswa di tingkat TK dan SD. Ketujuh, bercerita sambil diiring music yang sesuai agar lebih menarik.

Begitulah kekuatan bercerita atau the Power of Telling Story, sangat mudah dilakukan dan bermanfaat buat para siswa kita. Semua kita punya cerita, sayang sekali kalau kita tidak ceritakan kepada orang lain. Will Bloom, seorang penulis Novel Big Fish berujar: A man tells his stories so many times that he becomes the stories. They live on after him, and in that way he becomes immortal. Yang artinya: “Seorang pria menceritakan kisahnya berkali-kali sehingga dia menjadi kisahnya. Mereka hidup setelah dia, dan dengan cara itu dia menjadi abadi."

Mentok, 13 Februari 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepakat Pak Ali, bercerita sangat digemari oleh siapa saja, bahkan untuk menarik perhatian anak-anak kita bisa mengemas pembelajaran dalam bentuk cerita. Terima kasih sudah berbagi. Sehat dan sukses Pak. Barakallah

13 Feb
Balas

Makasih ibu, Sehat dan sukses selalu

13 Feb

Wow bagus sekali diksinya. Pak Ali. Barakallah. Jangan lupa berkunjung ke tulisan saya.

13 Feb
Balas

Makasih pak. Siap visit

13 Feb



search

New Post