SIANG
Siang
Walaupun udara terasa panas,
Semua orang menyukai mu,
Walaupun udara menyengat,
Semua orang membutuhkanmu.
Siang
Kehadiranmu selalu dinanti oleh semu orang,
Setelah datang waktu pagi,
akan tiba waktunya untuk bekerja mencari nafkah
Demi menghidupi keluarga tercinta.
Siang
Tanpamu hidup ini tiada arti,
Dunia terasa gelap,
Aktivitas terasa mati,
Semua orang hanya ingin beristirahat.
Siang
Cahaya matahari selalu menyinari bumi,
Untuk membuat hidup ini berarti,
Mencari rizki dari Ilahi,
Sang Pemilik segala sesuatu.
Siang
Kau jadikan bumi ini hidup,
Cahaya terang selalu datang,
Bersama sang mentari,
Untuk membuat insan berarti dihadapan Ilahi Roby.
Siang
Panasmu yang membara,
Menghantarkan semangat kami untuk menaungi hidup ini,
Guna mencari sesuap nasi,
atau sebongkah emas permata yang lebih berarti.
Siang
Lelah letih kami menanti sang mentari datangnya waktu senja,
Untuk kembali pulang menjumpai keluarga kami,
Setelah bersimbah dengan aktivitas yang tak pernah terhenti,
Guna menggapai ridho ilaihi.
Jakarta, 3 ramadhan 1442 H/ 15 April 2021.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih bunda weni.
Siang. Puisi yang menawan Pak. Salam Literasi