ALI CANDRA

Menulislah...biar kebenaran selalu terjaga dan kewarasan selalu terawat....

Selengkapnya
Navigasi Web
Panggilan Jiwa VS Panggilan Harta

Panggilan Jiwa VS Panggilan Harta

Belakangan ini kita kembali dikejutkan, oleh viralnya peristiwa terjaringnya salah satu anggota dewan dalam OTT oleh KPK. Kejadian ini menambah panjang deretan para pejabat publik dan figur publik di negeri ini yang terpaksa berurusan dengan Lembaga anti rasuah yang kita kenal dengan singkatan KPK. Kita merasa prihatin dan sekaligus bertanya-tanya mengapa "kok ya" bisa begini?

Apakah gaji dan tunjangan serta fasilitas yang mereka terima sebagai wakil rakyat belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup ? Jika belum, berapa kali lipat lagi harus dinaikkan? Jika sudah dinaikkan apakah ada jaminan mereka bisa terbebas dari yang namanya korupsi, suap dan markup ?

Dari fenomena tersebut, kita munculkan pertanyaan untuk kita ajukan pada guru atau yang kita sebut pendidik.

Berapakah gaji guru harus dinaikkan, sehingga bisa bersabar untuk mengulangi dan mengulangi bahwa bu + nga itu dibaca bunga pada murid-muridnya yang tak kunjung jua mengerti di kelas satu ?

Berapakah tunjangan guru harus dinaikkan, agar mereka tetap bersabar mengabdi mengajari anak-anak di pelosok daerah terpencil, berjuang melawan rasa sepi yang paling sepi, jauh dari anak dan istri?

Atau...mampu menghilangkan rasa jijik dan membersihkan ingus anak kelas satu seperti anak kandung sendiri ?

Berapakah harus dinaikkan ?

Jawabannya, bukan seberapa besar gaji dan tunjangan harus dinaikkan, tapi seberapa besar dan kuat panggilan jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa. Karena profesi guru berbeda dengan profesi karyawan di pabrik atau pedagang di pasar. Dimana orientasi mereka bekerja adalah uang. Jika guru menyamakan pekerjaan mengajar dan mendidik itu sama dengan pekerjaan karyawan di pabrik. Maka mengajar hanya difahami sebagai sebuah "kewajiban" yang harus ditunaikan karena telah menerima "hak" berupa gaji setiap bulan. Cara berfikir seperti ini, akhirnya akan membentuk sebuah ikatan antara guru dan murid bukan lagi ikatan seperti anak dan orang tua, guru dan murid. Tapi ikatan dinas yang dibatasi oleh waktu. Guru mengajar hanya sekedar memenuhi kewajiban 24 jam satu minggu.

Memang kita jujur mengakui, bahwa guru juga adalah manusia yang tentu saja memiliki berbagai macam kebutuhan, dan dari sekian banyak kebutuhan tersebut, diantaranya hanya bisa ditunaikan dengan uang, oleh karena itu guru ingin hidup sejahtera adalah sangat manusiawi sekali. Dan upaya pemerintah untuk selalu meningkatkan kesejahteraan guru adalah sebuah keharusan dan upaya yang sangat mulia sekali. Namun ketika guru berdiri didepan kelas, seharusnya yang "memanggil" dia untuk berdiri dihadapan murid-muridnya, bukan karena gaji yang diterima, tapi kuatnya panggian jiwa, karena kesadaran jika dia telah diberi kehormatan oleh negara ini, dipundaknya lah diamanahkan kewajiban untuk menunaikan janji negara ini, yakni...mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ali Candra

Solok, 5 April 2019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pendidikan itu panggilan nurani pak Ali

06 Apr
Balas

Benar buk... Karena lewat pendidikanlah manudia bisa dimanusiakan. Dan untuk memanusiakan manusia tersebut perlu hati nurani. Bukan begitu buk?

06 Apr

Apapun profesi seseorang kalau sudah materi sebagai orientasi maka hasil pekerjaan tidak akan maksimal, saat ada kesempatan menambah pundi rupiahnya. Segala macam cara dilakukan, alhasil OTT KPK. Tulisan sangat menginspirasi. Salam kenal dan salam literasi. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah

07 Apr
Balas

Aamiin... Salam balik pak, semoga kita selalu sehat,bahagia,sukses dan diberkahi-Nya. Dan semoga kita selalu pada niat yang lurus dalam melakukan pekerjaan. Salam literasi dari solok

07 Apr

Semoga para gurusianer adalah guru yang kuat panggilan jiwanya untuk mendidik anak bangsa. Aamiin ya robbal alaamiin. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Pak Guru.

06 Apr
Balas

Aamiin ya Rabb... Semoga kebaikan salam ini, juga berbalik pada yang mengucapkan Semoga yang harus disemogakan, tersemogakan buk. Syukran Katsiran

06 Apr

Sekali lagi, pendidikan itu tidak bisa "dibisniskan". Setuju sekali pak.

06 Apr
Balas

Pendidik boleh "berbisnis" tapi menjadikan pendidikan sebagai "lahan bisnis" ini kelewatan kan buk ?

06 Apr



search

New Post