#TAGUR 104#

Waktu begitu cepat berjalan. Baru sebulan Tika mengenal Rudi. Rasanya tak percaya sebentar lagi dia akan menikah. Seharusnya dia melanjutkan kuliah dulu. Tapi, Rudi tak ingin menunda. Ah… setelah menikah juga gak ada salahnya untuk memulai perkuliahan. Masalahnya, sebentar lagi Rudi akan ditugaskan di luar Jawa. Tika tak bisa menolak lamarannya. Rudi pun segera meminang Tika. Mereka langsung menentukan hari pernikahan. Pernikahan akan berlangsung dua hari sebelum acara resepsi digelar. Memang terkesan buru-buru.

Undangan sudah siap. Semua sibuk mempersiapkan segala keperluan dari makanan, souvenir, dan persiapan acara. Setiap hari dapur tak pernah padam. Baju pernikahan telah dipesan, tiga hari lagi sudah bisa dicoba. Hari-hari rasanya cepat berpacu. Besok undangan harus mulai diedarkan, terutama untuk saudara dan teman yang jauh. Tika sudah siap untuk bersilaturrahim ke rumah saudara dan teman sambil membagikan undangan resepsi pernikahannya yang tinggal sepuluh hari lagi.

“Assalamualaikum. Apakah adik yang bernama Kartika calon suami Rudi?” saat Tika keluar dari pintu pagar rumahnya, seorang wanita berbusana sar’i serba hitam bercadar menyapanya. Tika tidak ingin tahu banyak tentang wanita itu atau apalah hubungannya dengan Rudi. Tapi, wanita itu memaksa Tika untuk sebentar mendengarkannya. Wanita itu telah mengaku sebagai calon istri Rudi. Bahkan dia telah enam bulan mengandung anak Rudi. Apa-apaan ini. Tika berusaha untuk tidak percaya, namun bagaimana kalau ceritu itu benar?

#Mojokerto, 6 September 2020#