Saat ini, umat Muslim di seluruh belahan dunia bersuka ria merayakan tahun baru Hijriah. Ada yang mengadakan karnaval dengan berbagai macam kendaraan hias lengkap dengan aksesori nan indah, ada pula yang merayakannya hanya dengan keluarga di rumah. Meski pada dasarnya, inti peringatan itu adalah ikut merasakan penderitaan kaum dhuafa dengan cara berpuasa Asyura, dan menyantuni anak yatim. Karena amal ibadah itu berpahala seribu malaikat dan sepuluh ribu suhadak.

Lepas jam 02.30 pagi, Two-Kyo membangunkan anak dan istrinya. Meski mata masih terasa enggan membuka, mereka beranjak ke ruang makan juga. Inilah saat tepat untuk menanamkan jiwa kasih sesama, pikirnya. Jian-Jian, anaknya yang (jika kelelahan) mempunyai hobi tidur sambil berjalan itu, bertanya, "Yah, puasa apa sih yah?" "Dua hari besok adalah puasa Tasu'a dan Asyura", jawabnya. Belum selesai dia menjawab, Jian sudah ngeloyor, menghempaskan diri di kursi, menopang kepalanya dengan sebuah piring kosong di atas meja.

Pukul 10.00 pagi, mereka sudah kembali dari Panti Asuhan kampung sebelah. Belum sempurna kendaraan terparkir, Jian-Jian meloncat keluar sambil membawa sisa angpao untuk teman sekelasnya besok. Tetiba, terkejutlah seisi rumah. Jian-Jian melahap 'Potato Crisp' sisa sahur tadi malam. "Loh yang, bukannya puasa?" "Uft! Iya ya mah". Merasa tanggung, 'Orange Juice' di tangan diserutupnya. "Looh, kok diterusin" bisik ibunya. "Kan belum minum, mah! seret di mulut! Jian-Thenan: Kesian anak mamah!

(Pada bianglala balik cakrawala, kuraup embun bahagia di keningmu...)

Grobogan, 28 Agustus 2020

Mistersun

#Pentigraf (32)