BOS, KORUPSI ?
Saya agak terusik dengan pemberitaan salah satu media online yang menulis artikel dengan judul “ Kepala Sekolah dan Guru Korupsi BOS di Penjara Seumur Hidup”. Dari artikel diatas seolah-olah BOS itu ladangnya korupsi bagi Kepala Sekolah dan Guru di sekolah. Mari kita telusuri seberapa banyak dana BOS yang bisa di korupsi !.
BOS merupakan dana Bantuan Operasional Sekolah yang bertujuan untuk membantu biaya operasional di sekolah. Besarnya Rp.800,000,- per siswa selama satu tahun. Semisal salah satu sekolah memiliki siswa sebanyak 100 orang maka sekolah tersebut mendapatkan dana sebanyak 80 juta. Sekolah tersebut memiliki 5 orang tenaga honorer dengan honor Rp 500.000,- (lima ratus ribu) untuk satu orang. Maka sekolah akan mengeluarkan dana Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu ) selama satu bulan sehingga kalau dikalkulasikan selama setahun sekolah itu akan mengeluarkan dana sebanyak Rp.30.000.000,- (Tiga puluh juta rupiah ) atau 30 % dana BOS sudah habis untuk belanja pegawai honorer bahkan mungkin bisa lebih tergantung dari kebijakan kepala sekolah.
Di dalam Juknis penggunaan dana BOS memang pembayaran guru honorer hanya diperbolehkan maksimal 15 % dari total dana BOS.Tetapi dalam kenyataannya hampir semua sekolah mengeluarkan dana untuk tenaga honorer dua kali lipat dari ketentuan, dan ini sudah menjadi rahasia umum. Apakah ini termasuk korupsi?.
Andai anda menjadi seorang Kepala Sekolah, apakah anda tega membayar honor 300.000,- sebulan? sementara mereka bertugas di daerah terisolir dan terpencil seperti di daerah tempat tugas penulis. Apalagi mereka memegang guru kelas yang otomatis setiap harinya harus datang ke sekolah. Ditambah lagi mereka juga mempunyai beban kerja 40 jam sama dengan ASN. Mereka juga punya anak, istri dan kebutuhan yang sama dengan kita. Apakah kita tega?
Belum lagi iuran ini dan iuran itu untuk kegiatan baik di tingkat gugus maupun di tingkat kecamatan yang pelaporannya juga tidak ada di dalam juknis BOS tetapi itu harus dikeluarkan. Tidak mungkin sebagai kepala sekolah memboikot untuk tidak ikut sebuah kegiatan sementara semua kegiatan memerlukan dana yang nilai juga lumayan besar. Mulai dari Kelompok Kerja Guru (KKG), OSN, O2SN, FL2SN, Kegiatan Pramuka, kegiatan 17 Agustus dan kegiatan lainnya.
Jadi jangan berfikir dana BOS itu bisa untuk di korupsi. Dana BOS di sekolah itu bertolak belakang dengan pengertian BOS menurut bahasa indonesia yang identik dengan juragan yang memiliki banyak uang. Jangankan untuk di korupsi, membayar gaji guru honorer saja sekolah sudah keteteran. Banyak sekolah yang membayar guru honorer sekali tiga bulan dan jarang sekali sekolah yang mampu untuk membayar sekali sebulan.
Seperti juga penulis yang memiliki jabatan rangkap menjadi guru kelas dan pelaksana tugas kepala sekolah. Ia harus rela memberikan gajinya demi kelancaran gaji honorer setiap bulannya. Ia rela untuk membiayai biaya operasional sekolah sampai BOS bisa dicairkan. Ia juga rela tidak menerima tunjangan kepala sekolah walaupun bebannya berlipat ganda. Gali lubang tutup lubang udah menjadi hal yang biasa ia lakukan di lakukan di tiap sekolah.
Apa nggak bisa cari sumber dana yang lain?. Pertanyaan ini yang sering muncul di permukaan. Bagi sekolah yang ada di perkotaaan itu mungkin bisa, tapi di tempat terisolir dan tertinggal rasanya sulit untuk melakukannya. Merka hanya bekerja sebagai petani dan penyadap getah karet. Jangankan minta dana, untuk makan sehari-hari saja dan bayar kredit kendaraan mereka tidak tercukupi. Apalagi sekarang harga getah anjlok dalam lima tahun terakhir.
Jadi kepala sekolah itu pusing. Cuma nama dan jabatan saja yang di dapat. Sementara jeruji penjara selalu mengintai. Jadi sudahlah lah gak usah di takut-takuti kami dengan alibi-alibi yang neko-neko. Kalau hanya harta dan kekayaan yang kami cari untuk apa kami menjadi guru. Menjadi guru tidak mungkin bisa kaya karena gaji guru semua orang sudah tahu berapa penghasilannya apalagi kalau sudah memiliki anak yang duduk di bangku kuliah hampir 80 % SK mereka sudah tergadai di BANK. Jadi mari kita selalu berfikir positif, kerja dengan ikhlas dan majukan generasi muda kita. Mari kita dukung guru dan kepala sekolah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
namanya juga uang, mungkin diartikan untuk BOS-BOSnya, menjadi pemimpin bikin lupa daratan dan banyak godaan. tulisan yang bagus Pak.
Mantul pak