Penanganan Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja, Harga Mati !

Oleh Ali Mokhamad (Guru SMAS Semen Tonasa Pangkep)

Pergaulan bebas merupakan salah satu bentuk kebutuhan hidup manusia. Sebagai makluk sosial, manusia dalam kesehariannya membutuhkan orang lain dan hubungan antar manusia melalui suatu pergaulan.

Pergaulan tergolong Hak Azazi Manusia dari setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh bibatasi dalam pergaulan. Apalagi jika melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi perhgaulan manusia hendaknya bebas, tetapi tetap mematui norma hukum, norma agama, dan budaya yang berlaku di masyarakat. Jika pergaulannya melanggar norma-norma tersebut, maka perlu mendapat perhatian khusus dan secepatnya diberikan penanganan oleh berbagai pihak. Ini yang banyak terjadi pada remaja kita masa kini.

Pergaulan bebas di kalangan remaja saat ini telah menjadi sorotan utama, karena pada masa sekarang pergaulan remaja sangat mengawatirkan terutama berbagai dampaknya dalam kehidupan.

Di zaman yang semakin berkembang dan modern seperti sekarang ini, semakin beragam pula tingkah laku serta masalah yang ada di lingkungan sosial terutama remaja. Tetapi, perkembangannya tidak selalu membawa hal positif, ada pula hal negatif yang dapat menyeret remaja dalam pergaulan bebas. Pergaulan bebas ini bisa membawa dampak buruk bagi pertumbuhan anak remaja bahkan dapat memberikan dampak buruk bagi orang lain juga.

Pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja biasanya bagian dari eksistensi diri, pelampiasan emosi atau rasa kecewa yang dialami. Adapun macam pergaulan bebas seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas, mabuk, dan kenakalan remaja lainnya.

Dampak dari permasalahan ini juga bermacam macam, anak remaja bisa saja putus sekolah, menurun prestasi belajar bahkan hingga hamil diluar nikah.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu penanganan secara serius oleh berbagai pihak. Agar sedini mungkin pergaulan bebas di kalangan remaja tidak semakin menjadi budaya yang benar-benar menggila.

Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani pergaulan bebas di kalangan remaja. Cara-cara ini baik dimulai dari dalam diri maupun dengan bantuan lingkungan sekitar seperti keluarga dan teman-teman yang baik. Cara-cara penanganan tersebut penulis jelaskan berikut ini.

Pertama, hukum adalah panglima. Setiap pihak baik keluarga, sekolah, maupun berbagai lembaga di masyarakat harus tegas dalam menerapkan aturan bahwa hukum adalah panglima. Aturan hukum yang ditegakkan dengan tegas mampu memberikan efek jera kepada pelaku pergaulan bebas sehingga berfungsi sebagai benteng untuk menyelamatkan generasi muda yang lainnya.

Kedua, sosialisasi yang efektif. Sosialisasi tentang bahaya pergaulan bebas akan membuat remaja semakin mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari pergaulan bebas. Apa dan bagaimana batas-batas pergaulan yang normal yang berlaku di masyarakat. Sebagai langkah pencegahan, sosialisasi ini bisa dimulai dari lingkungan sekolah kemudian lingkungan RT atau RW atau bisa dilakukan dalam keluarga secara rutin seperti orangtua yang memberikan nasihat-nasihat pada saat mereka berkumpul.

Ketiga, pembelajaran tentang menjaga keseimbangan pola hidup. Pola hidup yang baik dan tertata akan dapat menghindarkan dari pergaulan bebas. Hal ini akan mengarahkan para remaja untuk sibuk melakukan manajemen waktu, mengisi kegiatan dengan hal-hal yang positif dan belajar hal-hal baru. Pembelajaran ini bukan hanya dilakukan di sekolah, tetapi yang lebih penting adalah di dalam keluarga.

Keempat, budayakan membaca buku. Kebiasaan membaca buku bukan hanya dapat memberikan wawasan luas, baik wawasan dalam pelajaran disekolah atau wawasan akan kehidupan yang baik, tetapi juga dapat membantu para remaja mengisi waktu luang sehingga tidak terpikirkan untuk melakukan hal-hal yang menyimpang. Oleh karena itu, di rumah atau di sekolah biasakan para remaja untuk membaca buku-buku apa saja sesuai dengan kesukaan mereka.

Kelima, perkuat pemikiran tentang masa depan. Pemikirkan tentang masa depan yang dipertajam akan bisa membuat para remaja memiliki cita-cita dan harapan. Para remaja perlu di perkuat tentang futurolog, sehingga sejak dini bisa memikirkan tentang apa dan bagaimana nanti setelah mereka dewasa. Semua ini akan menjadi acuan bagi remaja sehingga selalu bertindak dengan benar dan tidak menyimpang.

Keenam, gaya hidup bukan segalanya. Ketika seseorang tidak bisa memiliki sesuatu yang menjadi trennya, maka jangan jadikan itu hal yang memalukan dan para remaja harus memiliki itu. Para remaja harus ditekankan bahwa kita harus bersyukur dengan apa yang dimiliki dan tidak memaksakan jika tidak bisa dimiliki. Dengan jalan seperti ini, maka hidup akan jauh lebih tenang dan tidak berada dalam khayalan semu belaka. Semoga !

PROFIL PENULIS

Drs. Ali Mokhamad. Guru SMAS Semen Tonasa, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Lahir di Lumajang, Jawa Timur, 1 Februari 1968. Menamatkan pendidikan SD sampai SMA di Kab. Lumajang dan menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Hasanuddin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi.

Kontak dengan penulis bisa melalui HP/WA: 082119449474, email: [email protected], dan blog Gurusiana http://alimokhamad.gurusiana.id