Tepat dua tahun yang lalu ada tamplet tentang seminar Internasional, sambil iseng-iseng menulis abstrak dengan batas deadline saya mengirim abstrak saya sama panitia. Abstrak yang di mintak berbahasa inggris, walaupun hasil dari google translate tapi hasilnya lumayan bagus, buktinya abstrak saya terpilih untuk ikut seminar Internasional. Batas waktu yang diberikan mengerim makalah oleh panitia selama 1 minggu. Segala upaya saya kerahkan untuk meranpungkan tulisan itu, akhirnya saya bisa mengirim makalahs saya sama panitia. Tepat di hari H seminar Internasional saya berperan sabagi Keynote Speaker, alhamdulillah makalah yang lulus semuanya kalangan dosen hanya saya saja yang berstatus guru, terdengar selentintingan dosen bertanya guru ada juga ikut seminar internasional? saya dengan sleoroh menjawab ingin coba-coba aja.

Setelah selesai acara seminar Internasional juga saya sudah selasa sebagai penyaji, akhir acara kami di kumpulkan untuk revisi jurnal, dengan waktu revisi waktu satu minggu dari sekarang. Saya sudah kerjakan semuanya dan batas pengiriman saya sudah kirim dengan makalah saya dijadikan makalah bahasa inggris semunaya. Hasilnya jurnal yang dikirim tidak jadi terbit karena banyak yang tidak mengirimkan revisi jurnal. Beberapa bulan setelah itu tepatnya satu tahun yang lalu saya ditawarin lagi untuk menerbitkab jurnal saya dengan syarat harus revisi ulang, kemudian saya menyangupi ini akan diterbitkan di jurnal yang bertaraf Sinta 2.

Beberapa hari setelah itu saya dapat kiriman revisi jurnal yang sudah di cek sama editor jurnal dengan batas waktu di berikan cuma dua minggu. Tepar satu tahun yang lalu, saya sudah mengirim ulang revisi jurnal saya, kemudia saya mengajukan permohonan jika bisa terbit di tahun 2020 agar bisa untuk naik pangkat. Tim dari jurnal menyangupi, saya senang sekali. Tiga hari yang lalu saya dapat telepon agar mengirim revisi jurnal karena akan terbit bulan ini. Saya binggung mulai dari mana menulisnya lagi serta alur idenya juga udah lupa karena sudah hampir dua tahun. Mulai melihat jurnal terpaksa menata serta mangatur pola pikir kembali, ngak tahu masuk idenya dari mana, semoga revisi terakhir ini rampung dan ide ku kembali datang.