Ali Mutasar, M.Pd.

Di lahirkan di Lubuk Basung pada tanggal 20 Agustus 1983, Anak bungsu dari 6 bersaudara, sekarang sebagai Guru Matematika di MTsN 12 Agam Prestasi Juara 1 Gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
DI RUMAH AJA (Tantangan ke -12)

DI RUMAH AJA (Tantangan ke -12)

Ada kegundahan tersendiri yang di rasakan setelah membaca Surat Edaran MUI Sumatera Barat bahwa kegiatan ibadah dirumah saja, walaupun kegiatan ramadhan. Canggung jelas ya? Karena biasa kami sekeluarga shalat berjamaah ke mesjid, yang kali kini di rumah saja. Ini juga ditegaskan oleh Kepala Daerah Stay At Home, artinya di rumah saja, seluruh kegiatan di laksanakan di rumah saja, belajar, mengajar, beraktivitas seluruhnya dirumah saja, dan termaksud kegiatan ibadah harus di rumah saja.

Kegiatan sebelum ramadhan di jalani di rumah seperti biasa, yang agak berbeda cuma shalat lima waktu di laksanakan biasanyanya di mesjid, hari ini di rumah saja. Awal Ramadhan tiba, timbul kegundahan baru bagi saya sendiri, karena kegiatan ramadhan di rumah saja, shalat yang di laksanakan mulai dari shalat lima waktu sampai shalat witir di laksanakan berjamaah. Kami di rumah terdiri dari saya sendiri sebagai kepala keluarga, istri dan 3 orang anak, anak yang paling besar sudah kelas IV SD, yang nomor 2 kelas III SD sedangkan yang kecil baru berumur 15 bulan, kemudian ada nenek yaitu ibu mertua. Bercerita tentang ibu mertua yang biasa di panggil ummi oleh seluruh anaknya juga masyarakat. Ummi yang tak pernah tinggal shalat berjamaah selalu di mesjid serta biasanya jika ramadhan tiba, waktu beliau lebih banyak di habiskan di mesjid, seperti siap buka puasa ke mesjid, pulang setelah shalat tarwih juga shubuh pulang setelah shalat syuruq dan dhuha, bahkan beliau pernah juga itikaf di mesjid.

Kembali ke cerita keluarga kami, ramadhan kali ini sangat berbeda dengan ramadhan-ramadhan biasanya, saya yakin bukan saya aja yang merasakan, rasanya bercampur bukan rasa es campur ya..he.he tapi rasa cemas, kwatir, takut dll. Apa yang membuat merasa cemas khusus mungkin kalangan ayah atau bapak-bapak, mulai tanggal 1 Ramadhan seluruh amanah akan di letakan di pundaknya, yang biasanya kegiatan di mesjid seperti shalat isya, tarwih, witir dan bahkan ceramah itu akan di emban oleh kepala keluarga, walaupun selama ini sering juga jadi iman shalat, paling-paling itu sekali-sekali jika ada keadaan uzur tidak bisa ke mesjid. Tapi ini yg menjadi kwatir iman shalat mulai dari shalat lima waktu, sampai shalat witir dan ini bukan bukan satu malam, bisa-bisa sampai 30 malam, ya ampun bisa kita bayangkan betapa tersiksa batin bapak2 bapak ha.ha..semangat kalangan bapak-bapak ya.. Mungkin sebagaian keluarga syukur punya anak lak-laki yang sudah sudah baliq serta punya hafalan, itu bisa diserahkan sama beliau, jika tidak seperti saya, walaupun ada anak laki- laki tapi baru uisannya 15 bulan, mana mungkin kan? dia akan gantikan, semua kemungkinan itu terbayang di pikiran saya.

Sebelum star jadi iman tarwih, harus disiapkan surat- surat yg akan dilantunkan dalam shalat, Alhamdulillah juga dulu pernah ngapal juz 30 dan juz 1 walaupun sudah lama tidak di rujaah sudah banyak yg hilang dari yang hafal, ini mumpun karena mantan guru pesantren juga.ha.ha. Menjelang malam pertama ramadhan, saya udah berusaha merujaah hafalan yang dulu pernah dapat dan berusaha menambah hafalan. Kemudian bapak- bapak juga di amanahi penceramah, protokol, jika itu semuanya dikerjakan sendiri yang biasanya itu hanya sebagai makmum saja di mesjid jika ini dikerjakan sendiri bisa- bisa bapak-bapak ngak bisa bangun waktu sahur tiba karena kecapehan banyak kali amanah yang harus dipikul.

Setelah diskusi dengan keluarga, maka di bagi tugasnya agar semuanya dapat pahala ini motto pertama. Diskusi setelah shalat dilaksanakan yang langsung jadi pimpinan rapat ya kepala keluarga saya sendiri, dalam rapat dibahasa, abi akan serahkan sebagian tugas abi sama anak-anak abi berdua ini, putriku yg keduanya binggung yang biasa di panggil uni, si uni menyolong mau jadi imam bi? Ha.ha.jadi imam? mana ada perempuan ujar si kakak. Gini ceritanya ujar abi, malam ini kita bagi tugas, untuk ceramah dan protokol abi serahkan sama anak abi berdua, abi cuma sebagai imam full dan nantik jika ada yg penting abi akan gantikan..hore.hore ujar sikakak, saya siap bi..dan si uni masing binggung untuk menyangupi, hasil rayuan si kakak, dan dimotivasi oleh ummi, akhirnya si uni merasa percaya diri, walapun celetus si uni nantik tampil boleh lihat konsep ya bi? boleh ujar siabi. Akhirnya kesimpulan rapat putri saya menyangupi tugas yang diberikan, lalu seloroh si kakak lagi ummi kerja apa bi? tampa dijelaskan oleh abi, ummi sudah lansung menjelaskan biar ummi menyiapkan air minum untuk seluruh keluarga serta tambahan kerja ummi menjalankan kotak infak ujar ummi, hore kata mereka berdua semuanya dapat kebagian.

Setelah kegiatan rapat, si kakak sama uni mengatur jadwal yang akan tampil untuk mengisi malam ramadhan, jika si kakak penceramah, si uni yang jadi protokol dan baca ayat alqur’an dan sekali-kali menampilkan hafalannya, karena mareka sudah mempunyai hafalan hampir 2 juz masing-masing ini tak luput dari motivasi dari ustadz-ustadzahnya di SDI Cahaya Hati Bukittinggi, mereka semangat untuk tampil, saking semamgatnya untuk tampil, siang harinya sebelum tampil mereka berdua sudah berkalabolasi dan bukan itu saja persiapan untuk tampil setelah makan malam, mereka sudah siapkan seluruh fasilitas untuk kegiatan seperti meja, kursi, alquran, kota infak. Dalam hati saya, untung ide ini timbul jika tidak, saya deh yang kewalahan, gumam saya dalam hati. Kegiatan ini bertujuan juga untuk melatih anak-anak untuk tampil serta melatih keberaniannya untuk tampil di depan umum, walaupun kegiatan ini dilaksanakn di rumah saja.

Kerja sama yang bagus terjadi dalam keluarga kami, kecemasan yang di rasakan awal ramadhan sudah hilang sehingga anak-anak akhirnya menikmati peran masing-masing sampai malam yang ke 19 kemaren, malam kemaren si kakak yang menjadi penceramah dengan judul sahabat nabi yaitu Umar Bin Khattab, si kakak dengan jelas menceritaka sosok Ummar Bin Khatab sipendekar qurais yang paling keras kemudian berbalik menjadi pembela Islam paling gigih, dan acara di tutup oleh si uni. Setelah shalat tarwih ada satu hal mereka paling senang, beribadah dirumah ini kata si kakak apa tu? kata abi, di rumah imamnya bisa kita atur, misalnya siap shalat isya ceramah, jika wudhuk batal bisa di tungguhi, jika ada masalah si kecil rewel, tarawihnya di undur sambil nunggu ummi dan bisa rebahan sebentar jika capek ujar si kakak juga di dukung oleh si uni. Akhirnya mereka menikmati dan berlomba-lomba untuk mendapat pahala dalam bulan ramadhan ini. Walaupun kegiatan ramadhan kali ini di rumah saja tetapi bagi mereka sangat berkesan, dan semoga anggota keluarga istiqomah sampai akhir ramadhan.

Bukittinggi, 12 Mei 2020

Penulis [email protected]

gurumtsn12agam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post