Setelah shalat shubuh ke masjid biasanya siap-siap untuk untuk pergi kerja, walaupun siswa belajar dirumah yang namanya guru masih tetap datang pagi dan pulang absen. Kegiatan ini sudah rutin dilaksanakan guru semenjak tanggal 13 juli 2020. Setelah mandi dan sapan saya terkejut ada bunyi benturan yang sangat kuat, tetapi saya tidak respon itu sudah biasa kami dengar semenjak lima tahun belakangan ini. Tentanga saya orang yang paling aneh saya temukan semenjak kami mulai membangun rumah hubungi dengan tetangan sudah mulai tidak harmonis. Awal-awalnya kami sekeluarga merasa tidak nyaman dengan suasana ini, tetapi semenjak finishing rumah saya dan istri berusaha untuk mendekatkan diri, tetapi ia berusaha untuk menjauh dan itu semua unsur keluarga mempunyai sifat yang sama dengan dia. Sebut saja namanya Pak Son yang berprofesi sebagai pedagangan nasi ampere di pasar.

Kegiatan Pak Son semenjak saya mengenalnya, hanya pulang sore hari dan pagi yang bertujuan pulang untuk mencek dan memberi makan ternaknya yaitu anjing yang berjumlah sebanyak 8 ekor. Banyak ya pembaca, betul banyak karena setiap hari minggu ia habiskan waktunya untuk berburu, bahkan ia bisa meminjamkan anjingnya untuk orang yang mau pergi berburu. Setiap mereka pulang kami siap-siap pergi kedalam rumah, bukan takut tetapi merasa tidak nyaman karena setiap pulang mobilnya selalu di gas dengan kencang dan pintu rumah dibanting dengan kuat. Setelah ditelusuri tenyata ia marah dengan membuat rumah yang kami bangun lebih bagus darinya sehingga rumahnya kelihatan sama orang lain tidak bagus, informasi ini pernah ia sampaikan ketika kami diselesaikan sama kepala Jorong.

Tiga bulan yang lewat keadaan sudah mulai berubah tetapi belum seratus persen ini disebabkan menantnya yang super sombong kecelakaan mendadak sehingga cacat seumur hidup. Menghargai tetangga kami tetap pergi menjeguk menantunya. Keadaan belum terlalu berubah, satu bulan yang lewat ia mulai diuji sama Allah yaitu anak keduanya sudah mulai stress, saya juga tidak mengetahui betul karena anak laki-lakinya membuka cukur di pasar. Hari-hari disibukan dengan mengurus anak laki-lakinya sehingga kedai nasi amperanya tidak bisa bukak dan ia mulai dirumahkan karyawannya. Tepat empat hari yang lewat ia terpaksa pindah kedai karena orang yang punya kedai meminta kedainya kembali, sehingga harus angkat barang-barang malam itu juga. Sibuk yang luar biasa dirasakan oleh Pak Son sehingga ia sering tidak fokus pada pekerjaan dan kehidupan sudah mulai berubah dan tidak sombong serta mau menyapa kami yang lewat. Pagi-pagi agendanya pergi ke pasar membuang sampah, mobil sudah dihidupkan dan siap-siap berangkat ke luar, tampa pikir panjang ia turun dari mobil mengabil peralatan yang tinggal, sesampai dirumah mobilnya berjalan dengan sendiri sehingga mendabrak garasi saya, setelah di cek ia mohon-mohon untuk dimaafkan dan berjanji akan memperbaiki, serta kehidupannya berubah menjadi baik dan ramah.