MATEMATIKA TAK SEGALAK MACAN (Tantangan Ke 101)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Sehingga tidak jarang siswa mencap bahwa mata pelajaran yang paling menakutkan adalah matematika. Hal ini bisa terlihat dari rendahnya nilai siswa atau tingginya angka ketidakhadiran siswa dalam mata pelajaran ini, baik sengaja tidak hadir dari jam pelajaran pertama atau hanya tidak hadir pada jam pelajaran matematika saja. Saking takutnya siswa terhadap mata pelajaran matematika maka seolah-olah matematika itu seperti seekor macan bagi siswa, yaitu sesuatu yang menakutkan dan perlu dijauhi.
Matematika disamakan dengan macan? Sepintas lalu, analogi ini sedikit ada benarnya. Namun matematika memiliki karakter yang bertolak belakang dengan macan. Karena, jika macan diganggu dia akan menjadi sangat agresif, bahkan tidak jarang bisa mengancam keselamatan kita. Sedangkan mata pelajaran matematika, setelah diganggu atau diutak-atik justru menjadi lebih menyenangkan dan membuat kita ingin lebih dekat lagi dengan matematika, matematika bisa menjadi lebih jinak dari pada kucing. Artinya, bila kita berusaha untuk lebih dekat dengan matematika misalnya dengan cara memahami rumus-rumusnya, sering berlatih menyelesaikan soal-soalnya maka matematika akan menjadi lebih mudah dan bahkan bisa menjadi mata pelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Sekarang timbul pertanyaan, “Kenapa kebanyakan siswa sangat takut dengan matematika?” Pada kenyataannya, ketakutan siswa terhadap matematika dapat disebabkan oleh dua factor, yaitu factor dari siswa dan factor dari guru. Untuk factor dari siswa, ketakutan siswa terhadap matematika lebih disebabkan oleh ketidaksiapan siswa dalam menerima materi pelajaran. Artinya siswa tidak benar-benar berniat untuk menguasai materi pelajaran. Contohnya siswa tidak membaca materi sebelum materi itu diajarkan guru di kelas, sehingga saat memasuki kelas siswa benar-benar dalam keadaan nol besar untuk pengetahuan awalnya. Kemudian, dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa juga sangat jarang bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang mereka mengerti. Kalaupun ada yang bertanya orangnya hanya itu-itu saja. Siswa juga jarang sekali mau bertanya kepada teman-temannya yang sudah memahai materi tersebut. Selanjutnya, siswa tidak sungguh-sungguh berusaha untuk mengerjakan setiap tugas yang diberikan secara mandiri. Hal ini terlihat dari masih banyaknya siswa yang mencontek pekerjaan temannya apabila diberi tugas. Sikap-sikap diatas bermuara kepada ketidakmengertian siswa terhadap suatu materi matematika. Bila kondisi ini terus berlanjut, maka bisa berdampak terhadap kekurangtertarikan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Karena dalam pikiran mereka sudah terkonsep bahwa “materi ini saja saya sudah tidak paham apalagi materi yang selanjutnya”.
Factor berikutnya yang membuat siswa takut dengan matematika adalah factor guru. Ada kecenderungan bahwa karakter guru-guru mata pelajaran eksak khususnya matematika biasanya kurang luwes, kurang humoris, terlalu serius dan lain sebagainya menyebabkan siswa tidak terlalu akrab dengan guru matematika. Adanya sebagian guru matematika yang kurang tertarik mengikuti perkembangan iptek karena menurut mereka materi yang mereka ajarkan itu adalah materi yang statis yang tidak terpengaruh oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti mata pelajaran social lainnya, menjadi penyebab berikutnya siswa takut dengan matematika. Pemikiran seperti ini membuat guru mengajar hanya dengan metode konvensional, yang mungkin sudah kurang relevan lagi untuk saat sekarang ini. Hal ini mengakumulasi kesan ekslusif pada mata pelajaran matematika
Seorang guru matematika untuk mulai mengkolaborasikan beberapa metode dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat membuat siswa merasa senang dan relaks dalam belajar. Hal ini diharapkan sedikit demi sedikit dapat merubah mindset siswa tentang mata pelajaran matematika. Bila matematika sudah menyenangkan bagi siswa atau bahkan menjadi mata pelajaran favorit maka hasil belajar yang lebih baik akan mampu diperoleh siswa. Apalah lagi sekarang anak-anak lebih banyak disunghi dengan tugas dalam proses daring dan luring, maka dalam proses pembelajaran daring guru dituntut berinovasi dalam pengembangakan pembelajaran sehingga matematika bukan pelajaran yang menakutkan bagi siswa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sulit krn tak mau mencoba
betul ibuk..mksih ibuk
Mantap pak..terimakasih telah memberi pencerahan tidak takut dengan MTK
sama2 ibuk...mksih ibuk