Ali Mutasar, M.Pd.

Di lahirkan di Lubuk Basung pada tanggal 20 Agustus 1983, Anak bungsu dari 6 bersaudara, sekarang sebagai Guru Matematika di MTsN 12 Agam Prestasi Juara 1 Gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
RINDU KAMPUNG (Tantangan Ke -24)

RINDU KAMPUNG (Tantangan Ke -24)

Takbiran disana sini berkumandang, pertanda idul fitri bisa hitungan jam, menit bahkan detik akan hari yang kita tunggu-tunggu, yaitu hari kemanangan bagi umat Islam. Satu bulan menahan dahaga, satu bulan berpuasa tibalah saat untuk umat Islam untuk merayakan kemangan. Merayakan kemanangan sangat berbeda denga tahu sebelumnya, rame dalam kesunyian, orang rame tapi sibuk di rumah sendiri-sendiri berkativitas, walaupun ada tamu kita merasa engan untuk menerima, ada rasa cemas di dada, rasa kwatir, kita biasanya jika ada tamu kita sangat senang sekali, kali ini timbul kecemasan yang mendalam, ini tak lain dan tak bukan ada karena musibah Covid-19.

Sedih yang mendalam dirasakan, karena rindu dengan keluarga di kampung alaman mungkin di rasakan oleh seluruh orang, tidak bisa pulang kampung bukan karena tidak punya uang, tetapi kondisi, kwatir jika kita pulang kampung akan membawa dampak yang tidak bangus bagi keluarga di kampung. Rindu hati tak bisa bendung, rindu dengan orang tua sangat lah berat, lebaran-lebaran biasanya kita bisa berkumpul bersama-sama, yang lebara kali ini dirayakan di rumah sediri-sendiri. Kita walaupun tidak pulang kampung, keluarga bisa berdatangan ke rumah untuk bersilaturrahmi, kali ini tidak bisa itu dilakukan.

Sauna idul fitri kali ini, yang biasanya shalat dilaksanakan di masjid atau lapangan, yang hari ini dilaksanaka di rumah saja. Gema takbir membuat rindu semakin memuncak rindu dengan kampung, terbayang wajah amak dan suadara-saudara di kampung. Air mata tak dapat dibendung lagi, sedih hati apa yang hendak dikata. Ini adalah menjadi sejara dalam hidup, yang lebaran tidak ada tamu yang datang, tidak ada kue yang tersusun rapi, tidak ada uang baru-baru yang akan dibagikan kepada anak-anak.

Tak ada terbesik untuk membersihkan rumah untuk menyambut tamu datang kerumah, karena sudah di intruksikan tidak ada lebaran, tidak saling mmengujungi hanya bisa tegur sapa lewat media sosial. Padahal barusan menghubungi orang tua dan keluarga di kampung, tapi nuansa pulang kampung itu sangat berbeda yang rasakan, hari ini di larang mudik. Rindu kumpul bersama keluarga, rindu canda tawa mereka, rindu makan bersama, rindu suasana kampung, rindu masakan rendang yang khas di masak oleh orang kampung kala lebaran hari ini hanya dapat cerita. Moga keadaan seperti ini cepat berlalu, cepat pergi dari bumi ini, kami rindu seperti dulu lagi, rindu kumpul bersama, rindu bercerita, rindu saling mengunjungi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bun, selamat hari raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan bathin.

24 May
Balas

Sama2 bun..mohon maaf lahir bathin, maaf saya bpk2

25 May

Aamiin yra...

24 May
Balas

Mksih buk

25 May

bersabar sebagai wujud sayang diri dan keluarga, bapak

26 May
Balas

Iya buk..mksih

27 May



search

New Post