RINDU TAK BERUJUNG (Tantangan ke-1)
Malam ini berbeda dari biasanya, menjelang Ramadhan tiba, seluruh manusia di bumi ini sudah sibuk dengan aktivitas dalam rangka penyambutan Ramadhan, terutama umat Islam. Sekarang seakan-akan sepi seperti kampung tak bertuan. Stay At home oleh pemerintah itu lah yang menyebabkan dunia ini seakan-akan tidak ada makhluknya, tetapi dengan wabah sekarang ini itu adalah hal yang bagus dilakukan pemerintah baik itu pusat maupun daerah, tetapi kadang tidak semua orang yang mau mematuhi hal tersebut.
Bukttinggi yang biasanya dikunjungi oleh pelancong dari daerah lain, apalagi dalam suasana liburan sekolah, lebaran, atau dalam menyambutan tahun baru serta ramdhan seperti tahun sekarang. Tetapi tahun sekarang sangat jauh berbeda karena jalanan menuju padang yang biasanya kendaraan merayat karena macet, tapi sekarang mobil lewat hanya satu-satu jika ada, kadang juga kosong tak terlihat. Polisi serta pamong praja berbaris serta mengatur mengamankan agar masyaratkat tidak berkelujuran, setiap jalan tersedia tempat cuci tangga, serta ada slogan-slogan himbuah untuk stay at home, serta wajib pakai pengaman (masker) jika keluar, serta wajib cuci tanggan dan sunggu sangat jauh berbeda yang dirasakan.
Setiap Mesjid yang biasanya selama Ramadhan rame di kunjungi oleh masyarakat untuk melaksanakan ibadah, bukan kalangan orang dewasa saja, anak-anak juga tak mau ketinggalan sebagai ajang untuk bermain dengan kawan-kawan sebayanya serta malam ramadhan seabagai ajang bagi anak-anak untuk malapehkan salero istilahnya karena seharian puasa, pas malam tiba semua makanan yang ada dijual sama pedangan inggin dibeli semuanya. Setiap Ramadhan ruma kami biasanyanya rame dikunjugi saudara-sudara dari kampung sebagai ajang untuk berbuka bersama, sahur bersama. Tetapi semua itu hanya tinggal cerita taka da lagi tamu, taka da lagi orang rame dimesjid yang ada hanya kesunyian tak ada suara, serta riuk pikuk di kampung.
Jika diingat semua yang terjadi dahalu sebalaum ada anjuran pemerintah untuk stay at home atau adanya wabah corona ini, hidup terasa sangat sibuk denga kegiatan-kegiatan sosial yang selalu digelar di masyarakat, sedangkan sekarang, hidup lebih mementingkan diri sendiri, karena ada rasa kwatir jika ada tamu yang datang, apakah dia membawa virus atau tidak, kekawatiran itu selalu menghatui seluruh orang banyak. Ini entah kapan akan berakhir karena rasanya rindu untuk sekolah kembali, rindu seperti awal kala, rindu bertemu saduara-suadara yang seiman. Semoga Allah mendengar jeritan masyarakat semua, dan wabah ini cepat pergi serta meninggalkan kenangan yang menyakitkan di hati masyarakat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap pak....mantul
baraja-raja buk..