Alhamdulillah puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, alhamdulilah sekarang masih diberi kesempatan oleh Allah dalam menulis, sekarang tampa terasa sudah satu bulang saya menulis rutin setiap hari. Alhamdulillah sudah 30 buah tulisan saya, pas tantangan ke 3 saya sempat merasa minder, kenapa ya tulisan saya sedikit pengembarnya atau sedikit yang baca,. Setelah saya baca artikel teman yang judulnya Jangan Hiraukan Berapa Banyak Orang Baca Tulisan Kita, kemudia juga ada teman-teman memotivasi jangan pikirkan orang suka atau tidaknya dengan tulisan kita, bagi kita yang penting menulis. Mendengar hal tersebut timbul semangat untuk menulis, Alhamdulillah sekarang sudah tantangan ke 30. Cerita kali ini masih lanjutan tantangan sebelumnya yaitu masih kisa Putri Sulungku.

Timbul kegalau bagi diri saya dan istri, karena kita sudah coba ke dokter dari dokter mensarankan harus opareasi dan operasinya tidak bisa di Rumah Sakit yang ada di Provinsi saya dengan dua pilihan yang ada cuma Jakarta dan Bandung. Kemudia dari hasil cerita-cerita dengan kawan-kawan memintak coba jugalah dengan alternative atau disebut Second Opinio artinya pilihan kedua yaitu dengan mencari pengobatan alternative yaitu berurut dengan orang yang lebih professional, itu pun sudah kami jalani dengan keluarga, ternyata dari hasil yang di dapat belum sesuai dengan harapan, yang ada cuma Putri sulung makin teroma dengan hal tersebut, kami memikirkan takutnya karena masih kecil belum cukup dua tahun, spisikinya takut tergangu.

Sambil memikirkan solusi yang terbaik untuk Putri Sulung, saya dimana ada kesempatan untuk berbagi untuk mendapatkan solusinya. Kesempatan itu kami mengotrak di perbatasa kota yang punya rumah kontrakan tersebut adik iparnya adalah seorang dokter yang kebetulan sedang mengambil spesialis yang kebetulan berulang tiap hari Padang Bukittinggi karena sedang praktek di rumah sakit M. Jamil Padang. Pas pembayaran kontrakan sudah hapir jatuh temponya saya bersama istri pergi kerumah bapak dokter Ris yang kebetulan untuk mengelola kontrakan itu diamanahi oleh kakaknya, karena kakaknya bekerja di Jakarta. Artinya seluruh yang berusan dengan kontrakan baik itu masalah perbaikan, pembayaran dan siapa yang akan menyewa semuanya diserahkan sama kakanya sama itri bapak dokter Ris.

Sesampai disana karena keasikan bercerita kami bercerita tentang masalah yang menimpa putri sulung, dengan tujuan semoga ada jalan keluarnya karena sepengetahuan kami dokter Ris adalah seorang dokter spesialis yang dinas di Kota Padang. Pada kesempatan itu dokter Ris menyampaikan biar saya cari solusinya dan nantik saya juga cerita-cerita sama dokter ortopedi, karena dia hanya dokter bedah umum tidak terlalu mengetahui masalah itu. Mendengar hal tersebut saya bersama istri sangat senang sekali, karena dokter Ris dengan senang hati membantu kami. Setelah bercerita kami pamitan untuk pulang kembali ke rumah dan sebelum pulang saya tidak lupa memintak nomor handphone dokter Ris

Pagi-pagi terdengar bunyi handphone saya, saya lihat ternyata berasal dari nomor dokter Ris yang menelepon dan menawarkan untuk sama berangkat ke Padang. Dengan senang hati saya menjawab mengiyakan dan kami janji di simpang Padang Luar untuk berangkat ke Padang. Diatas mobil kami saling tukar pikiran, bagaimana solusi terbaik untuk putri sulung. Sehingga sorenya menjelang pulang saya dapat telepon lagi dari dokter Ris yang menawarkan untuk pulang ke Bukittinggi sama dengan beliau, otomatis saya menyagupi walaupun pulangnya agak telat, saya berharap semoga ada solusi dari pembeciraan dokter Ris dengan kawan-kawannya di rumah sakit. Bersambung