Ali Mutasar, M.Pd.

Di lahirkan di Lubuk Basung pada tanggal 20 Agustus 1983, Anak bungsu dari 6 bersaudara, sekarang sebagai Guru Matematika di MTsN 12 Agam Prestasi Juara 1 Gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEKOLAH LANJUTAN (Tantangan Ke-43)

SEKOLAH LANJUTAN (Tantangan Ke-43)

Setelah pengumuman kelulusan siswa kelas IX untuk tingkat SMP/MTs dan kelas XII untuk tingkat SMA/SMK, jika tamatan SMP/MTs mereka akan memikirkan sekolah lanjutan, sedangkan untuk tingkat SMA/SMK/MA akan memikirkan bekerja atau lanjut kuliah serta jurusan apa yang akan di ambil. Sebenarnya jika siswa sudah punya pola pikir yang jelas, maka mereka akan tahu nantiknya akan jadi apa?. Tetapi realita sekarang ini banyak dari siswa yang sekolah bukan karena mau jadi apa? akan tetapi mereka sekolah hanya sebagian ikut teman atau atau dorongan orang tua dan banyak hal lain. Ada juga yang ditemukan dilapangan sebenarnya ia lebih cocok masuk SMA/MA tetapi karena ikut-ikut dengan teman akhirnya masuk SMK, hasil yang didapatkan satu tahun di SMK tidak dapat apa-apa keputusan akhirnya keluar dan pindah ke SMA/MA.

Ada beberapa kasus yang terjadi sebagao contoh Ani sejak tamat SD sudah melanjutkan sekolah di pesantren, merasa betah dan punya hoby serta keinginan orang tua akhirnya ia bisa menamatkan tingkat SMP/MTs di pesantren. Tamat SMP/MTs keinginan orang tua untuk lanjut di pesantren dengan arti lain betah selama enam tahu hidup di pesantren, akhirnya Ani melanjutkan SMA/MA nya di pesantren. Mau masuk MA, Ani mulai binggung dengan jurusan yang di ambil, ada tawaran jurusan IPA karena tamat SMP nilai UN matematikanya 100, ada yang menawarkan agama karena sudah hampir setengah hafalan alqur’annya sebanarnya Ani lebih tertarik dengan IPA ini Ani bisa buktikan nilai UN Matematika dan IPA nya di atas teman-temannya. Dukungan dari guru-guru dan orang tua, serta keinginan orang tua anaknya nantik mau menjadi ustadzah akhirnya Ani memilih jurusan agama di jurusan agama pun nilai matematika Ani lebih tinggi dari anak yang jurusan IPA. Tamat jurusan Agama ada tawaran beasiswa ke Maroko karena Ani sudah Hafidz Alqur’an. Hampir empat tahun kuliah disana, dan pulang dengan menyadang gelar sarjana Tafsir.

Setamat disana idealnya ia mampu mengaplikasikan ilmu yang ia dapatkan selama di pesantren serta di kuliah tetapi ia tidak sanggup untuk menerapkan ilmu yang ia dapat, serta merasa tidak nyaman menjadi ustadzah, akhir cerita sampai sekarang masih hidup lunta-lunta. Dapat disimpulkan jika sekolah tidak keinginan diri sendiri, atau keinginan orang tua, maka akhirnya medapatkan ilmu tetapi tidak merasa nyaman dengan ilmu yang ia dapat. Maka dari itu untuk siswa kelas IX SMP/MTs dan kelas XII di tuntut peran aktif orang tua dan guru dalam menentukan sekolah lanjutan. Salah dalam mengambil sekolah atau jurusan ini akan berakibat fatal dari kesuksesan seseorang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post