SEPI PENGUNJUNG (Tantangan Ke- 25 )
Lebaran kali ini, disuasana sangat berbeda, karena di Masjid Jami' Kapeh Panji tidak melaksanakan shalat Idul Fitri. Lebaran kali ini tidak ada shalat tarwih di masjid, tidak ada shalat Idul Fitri di Masjid, tidak ada lebaran saling kunjung. Tradisi di kampung ini, siap shalat sudah ada jamuan di rumah salah seorang warga yang mau menjadi donator, ini setiap lebaran rutin dilaksanakan. Masyarakat itu sudah biasa, karena siap shalat ada pertanyaan yang terdengar makan dirumah ya. Ada kampung pisang namanya yang terkenal keluarga yang cukup berada di kampung ini. Mereka menjadi donatur makan ustadz yang juga jama' ah lain ini juga ajang untuk bersilaturrahmi dengan masyarakat.
Biasanya setiap lebaran anak- anak rami berdatangan, walaupun pintu di tutup mereka dengan beraninnya untuk mengetok dengan mengucapkan Assalamualaikum bapak/ ibuk sebelum di jawab oleh tuang rumah mereka tidak akan pergi. Setelah dipersilahkan masuk, mereka minum dan makan kue hanya sebagai syarat saja, ada juga yang tidak mau. Bagi mereka bukan sirup minuman atau kue yang ia butuhkan tetapi uang baru atau THR yang mereka butuhkan, walaupun yang kita kasih Cuma uang Rp 2000, jika uang baru bagi mereka sudah luar biasa, kadang jika kita kenal dengan keluarganya maka ngak tahan diri juga untuk mengasih uang Rp2000.
Di kampung Kapas Panji itu sudah menjadi tradisi di kampung ini yaitu manabang bahasa kampungnya ini sudah membudaya itu bukan anak- anak kecil saja tetapi anak- anak yang sudah beranjak dewasa juga ada. Sekali- kali kita merasa aneh, kadang yang datang itu orang yang kita tidak kenal orang tua mereka, atau rumahnya dimana, tapi karena itu sudah menjadi tradisi maka kita hargai mereka, mumpung menambah uang belanja kesempatan lebaran ini dan bagi mereka jika suasana lebaran ini walaupun tidak kenal bagi mereka itu tidak masalah yang penting bagi mereka mendapatkan uang THR.
Hari ini tak ada ketukan pintu yang terdengar, tak ada tamu anak- anak yang datang, tak ada minum sirup yang tersajikan bahkan toples kue sudah rindu untuk disentuh. Ini biasanya siap shalat saja mereka tidak punya jedah untuk masuk rumah, bahkan saking ramenya tamunya sampai dempet yang datang. Uang kecil tak ada yang terbagikan, tak ada teriakan salam di luar rumah, yang ada hanya sunyi, sepi dan seperti kampung yang tak berpenghuni. Ini semuanya, niat hati anak- anak apa yang hendak di kata, tetapi ini karena anjuran pemerintah untuk tidak ada lebaran, tidak ada saling kunjung ini juga di pertegas oleh pemerintahan nagari Takut IV suku, ini semuanya tak lain dan tak bukan karena musibah corona.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap pak, Mohon maaf lahir dan batin
Mksih buk..sama2 buk..mohon maaf lahir bathin
Semua berubah setelah corona datang Pak Ali..Keren Pak.. Salam Literasi..
Iya betul pak arief..salam literasi juga pak