SIMALAKAMA KELUARGA (Tantangan Ke -16)
Hari ini adalah tantangan menulis ke 16 di gurusina, artinya sudah 15 tulisan saya terbit di blok gurusiana. Alhamdulillah sampai kemaren masih punya ide untuk menulis, walaupun ide itu timbul dadakan menyelang dealine, tapi bisa juga diselesaikan. Ide keinginan menulis sebenarnya sudah lama, yaitu sejak ikut pelatihan KPPL Kemenag Kabupaten Agam yang waktu itu tanggal 20- 22 januari 2020. Pada kesempatan itu walaupun belum punya ide untuk menulis karena dituntut harus bisa apalagi mentor yang memandu waktu itu bersama Mas Fery. Saya masih ingat kala itu tulis apa yang anda ingat, tak usah pikirkan bagus atau tidaknya. Pada kesempatan itu saya Alhamdulillah masuk dalam lima belas sinopsi terbaik dan hadianya terbit cover kala itu, alangkan senangnya hati ini, timbul semangat untuk menyelesaikan buku dalam waktu yang ditentukan.
Keinginan yang kuat untuk menyelesaikan tulisan, pada kala itu tidak ada terbersik dai hati untuk menulis di gurusiana saya punya prinsif kala itu jika buku saya selesai saya baru bergabung di gurusiana. Namum malang tak dapat kita tolak istilah minangnya, pas tulisan saya pada halaman 40 saya jatuh sakit dan drob harus istirahat. Sehingga keinginan untuk menulis pupus dan saya berpikir kala itu untuk sehat. Dua bulan saya tak lagi melihat tulisan yang saya buat, sehingga datang musibah corona, seluruh kegiatan di pindahkan kerumah, saya punya waktu untuk menulis kembali. Dua minggu di rumah, buku saya bisa saya rampungkan yang judulnya Asa Dari Tanah Agam dengan jumlah halaman berjumlah 128 lembar dan sudah dikirim ke editor untuk di edit.
Positih mengajar di rumah banyak waktu tersisa dan jedah dari mengajar, timbulah keinginan untuk menulis kembali di blok gurusiana. Saya sudah menulis dan tulisan saya dua buah artikel, tetapi pas tayang saya lihat tulisan saya berubah menjadi garis-garis dan berubah warnah. Saya binggung, saya lihat tulisan orang bagus-bagus ternyata tulisan saya kok seperti ini?, setelah saya pelajari saya belum bisa menemukan titik terang, di tanya sana-sini, juga seperti itu. Kala itu ada teman yang mau membantu menerbitkan tulisan saya, saya kirimkan email dan blok gurusiana saya ternyata di cek tidak ada masalah apa-apa dengan blok saya. Saya kembali berpikir ini bukan masalah di blok tetapi dari laptop saya. Saya coba otak-atik laptop saya, berbagai cara saya lakukan, sehingga ketemu teryata pas di layar penulisan gurusiana blok saya terhidenkan sehingga tidak timbul.
Bercerita tulisan yang akan saya tulis pada tantangan ke 16 ini, dari pagi saya tidak punya ide, sehingga laptop saya dibiarkan dikuasai oleh anak-anak untuk nontok film. Anak-anak sibuk dengan laptop dan saya sibuk dengan hp untuk mencari ide untuk menulis, bukak fb, bukak whasthap, bukan youtube juga belum ada ide saya untuk ditulis. Pas di menit terakhir saya membaca di fb sebuah curhatan keluarga, saya balik kembali melihat layar hp saya walaupun waktu shalat ashar hampir masuk. Saya lihat kembali ternyata saya perhatikan judulnya ceritanya “Simalakama Keluarga” saya tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang judul yang di tayangkan tersebut, dalam hati saya ada apa dengan simalakama keluarga ini timbul pertayaan besar, sehingga saya coba baca sekilas tentang alur cerita simalakama keluarga.
Simalakama keluarga yang judulnya yang diperankan seorang kepala keluarga yang bernama Fadhlan dan istrinya bernanam Masyitha, wah tertarik saya ingin tahu ceritanya. Dari ceritanya, bahwa Fadhlan ini sudah berkeluarga bersama Masyitha hampir mencapai lima belas tahun hidup bersama, sehingga mereka sudah dikurunia anak. Kehidupan keluarga yang berstandar biasa-biasa saja, sehingga kehidupan di jalani walaupun sering ada ombak dan badai yang melanda keluarga ini, tetapi mereka berusaha untuk mempertahankan keluarga yang ia bangun. Kesalahah pahaman dalam keluarga atau cek-cok dalam keluarga timbul jika ada keluarga Masyithah yang selalu mengemis untuk di bantu, itu terjadi tidak satu kali, hampir setiap bulan, meminta bantuan, kadang itu sepengetahuan Fadhlan, Masyitha selalu mengirim uang untuk kakaknya di kampung.
Bagis Fadhlan jika yang dibantu itu adalah orang tuanya itu tidak masalah, tetapi yang di bantunya hampir seluruh keluarganya mengemis mintak dikirimkan setiap bulan. Karena hal itu timbul kesal dan sakit hati dari Fadhlan karena dari Fadhlan sendiri, mengetahui bahwa banyak tangungan yang akan diselesaikan Fadhlan bahwak tidak mampu untuk memberi orang tua kandungnya uang. Sedangkan Mayitha selalu mengirim uang untuk kakak laki-lakinya, Masyithah berperan sebagai ibu rumah tangga, otomatis keuangan ia yang megang, selama ini keuangan belanja dapur setiap bulan berkurang, bagi Fadhlan itu hal biasa, tetapi penyebab kurangnya kakaknya selalu menelpon untuk mintak kirimkan uang, kadang terjadi bertengkaran antara Fadhlan dan Masyithah adalan keluarga Masyitha penyebabnya. Setelah saya baca, tapi belum seluruh artikelnya saya baca, banyak hikmah yang dapat saya ambil dari cerita tersebut, dalam keluarga perlu adanya kesamaan visi dan misi, walaupun ada rintangan yang menghadang seperti keluarga tersebut, jika punya visi dan misi yang sama maka tidak terjadi pertengkaran atau cek-cok dalam keluarga.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selalu ada ide. Keren
Mksih..salam literasi
Mantap idenya..
Mksih buk
Keren
Mksih buk
Mantap pak
Maksih buk
semoga tambah sehat dan sukses ya pak
Mksih pak..sama pak..sukses jga pak
Hebat,saya baru akan melangkah
Mksih buk
Keren Pak
Mksih buk..